News Update :
Home » , » Apakah kekufuran mengatakan: Allah melihat dan mendengar secara harfiah

Apakah kekufuran mengatakan: Allah melihat dan mendengar secara harfiah

Penulis : Bagus Rangin on 7 April 2014 | 09.47.00



Pertanyaan: Saya merenungkan pasal literalis dan pertanyaan saya mengenai Frase dalam kitab aqidah Tahawiyyah. "Wa man wasafa Allaha bima'nan min Ma'ani al bashar faqad kafar" - ". Dan siapapun yang mensifati atribut Allah dengan makna yang berlaku untuk mahluk maka ia telah kufur" ,nah Apakah saya tau bahwa seseorang menjdi kufur dengan mengatakan Allah benar-benar memiliki tangan/organ, tapi kenapa di anggap tidak kufur ketika mengatakan Allah melihat dan mendengar secara harfiah? dan karena Ma'ana melihat juga berlaku untuk manusia? 

Jawaban: Kita harus percaya bahwa arti dari kata-kata mendengar dan melihat berbeda pengertiannya ketika kata kata itu merujuk kepada Allah. Hal ini berlaku untuk semua kata-kata yang mengacu pada sifat-sifat Allah.  saya katakan mengenai atribut penglihatan, pendengaran dan kalam:

Allah di sifati  dengan:

_____________________________________

1) {Mendengar (Al-Sam / السمع),

2) dan melihat (Al-Basar / البصر), yang asal keduanya berhubungan dengan semua yang ada,} Allah berfirman dalam Quran:

"ليس كمثله شيء وهو السميع البصير" 

Artinya: ". Tidak ada yang menyerupai-Nya, dan Dia Maha Mendengar, juga Maha Melihat" (Ash-Shuraa, 11)

Dari sini kita memahami bahwa Mendengar dan Melihat-Nya tidak seperti mendengar atau melihat kita. melihat dan mendengarNya bukan dengan instrumen, seperti telinga atau mata, tidak tergantung pada getaran, cahaya atau jarak. Hal ini karena Allah adalah Satu dan tidak butuh apa-apa. Pendengaran dan penglihatan-Nya juga tidak berurutan, karena Allah tidak berubah, Hal-hal yang dilihat atau didengarlah yang berurutan, namun pendengaran-Nya dari  semua itu tidak begitu.

3)  (Al-Kalaam / الكلام) berbicara, tanpa huruf atau suara, yang berkaitan dengan apa pun yang ada dalam Pengetahuan-Nya.}

Allah berfirman dalam Al-Qur'an:

"وكلم الله موسى تكليما" 

Artinya: "Dan Allah berbicara kepada Musa." (An-Nisaa ', 164) Artinya dengan kalam-Nya yang bkan huruf atau suara.

Kalam Allah bukan resonan sebagaimana kalam kita, namun jika berkehendak,maka Allah bisa membuka hijab dari kita untuk mendengar kalam,-Nya sehingga kita bisa mendengar dan memahami dari apa yang Dia kehendaki bagi kita untuk memahaminya. selain itu , kita tidak perlu, dan pada kenyataannya tidak bisa tahu hakikat sifat kalam Allah .

Di akhirat, umat Islam akan mendengar kalam Allah, seperti yang terjadi pada Nabi Musa  . Artinya, tanpa kalamNya BERUPA huruf, suara, DAN kata-kata, tidak berurutan atau ada permulaan , penghentian, atau indera.

Ini benar bahwa kalam Allah adalah kekal dan tidak memiliki awal, karena jika tidak, maka akan membutuhkan pencipta untuk memberikan eksistensi kalamNya. Hal ini tidak masuk akal mengatakan bahwa kalam Allah adalah huruf atau suara, dan kemudian mengatakan bahwa kalamNYA itu tidak diciptakan.  ini karena  huruf dan suara pasti memiliki awal, dan apa pun ygmemiliki awal harus dibawa ke dalam keberadaan, dan dengan dibawa ke dalam keberadaan itu berarti di ciptakan....

Muslim juga akan melihat Allah tanpa Dia berada di arah, tempat, jarak. dan semua itu otentik diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari bahwa Nabi SAW berkata:

ما منكم من أحد إلا سيكلمه ربه ليس بينه وبينه ترجمان ولا حجاب يحجبه

Setiap KALIAN akan berbicara dengan Tuhannya tanpa penterjemah. dan tidak ada hijab  bagi mata dari melihat-Nya "(Al-Bukhari, 7005).

Ini tidak seperti mendengar atau melihat ciptaan, karena Allah berfirman dalam Quran itu,

"ليس كمثله شيء" 

Artinya: ". Tidak ada yang menyerupai-Nya" (Ash-Sħuuraa, 11)

Harus dicatat mengenai sifat Allah mendengar, Melihat dan Kalam bahwa semua sifat tsbt benar-ada pada dzatNya, dan bukan sesuatu yang mungkin. semuanya adalah atribut kesempurnaan dan sebagai kebutuhan bagiNya, dan bukan juga kemampuan. Oleh karena itu dilarang untuk mengatakan bahwa Allah dapat mendengar, melihat atau berbicara, karena perkataan itu menyiratkan bahwa Dia dapat mendengar, melihat atau berbicara, yang merupakan keyakinan menyimpang. Jadi kita mengatakan bahwa Allah mendengar, atau melihat Allah, atau Allah berbicara, tapi tidak harus mengatakan, "Allah bisa mendengar," atau "bisa melihat," atau "bisa berbicara." Dengan kata lain, Allah dikaitkan dengan pendengaran, penglihatan , dan bicara yang tidak memiliki awal, atau akhir, dan juga tidak terdiri dari bagian, urutan, dan tidak memiliki ada kesamaan dengan sifat pendengaran, penglihatan, dan bicara kita.

_____________________________________

Perbedaan dalam masalah antara mensifati Allah dengan kata "tangan" dan kata  "mendengar" jugA "melihat" adalah bahwa kalimat pertama [tangan] cenderung membawa ide organ/bagian/body, atau instrumen tubuh ke dalam pikiran secara spontan setelah mendengar kalimat itu,ytetapi kata Pendengaran dan penglihatan tidaklah seperti itu. Itulah mengapa akan menjadi kufur mengatakan bahwa Allah memiliki tangan dalam arti harfiah. tetapi Dalam kasus seseorang berkata bahwa Allah " mendengar " atau " melihat" secara harfiah itu tidak secara spontan di ketahui apa yang dimaksudkannya. Jika dia berarti bahwa Allah memiliki  mendengar dengan telinga atau penglihatan berurutan, maka itu adalah kufur. namun, jika ia hanya ingin menekankan bahwa Allah benar-benar memiliki sifat sifat tersebut, sementara ia percaya bahwa pendengaran dan penglihatan-Nya bukan dengan instrumen, dan tidak memiliki awal dan akhir atau dan tidak berubah,maka itu hal yg benar.



TANYA-JAWAB
 
Pertanyaan  : Wahabiyya selalu mengatakan: "Anda MELARANG kami mengatakan  Allah SWT memilki" Tangan "dan" dan bahwa kami tidak diperbolehkan untuk mengatakan bahwa Allah berada di atas Arsy, bergerak, datang dll,itu justru penyebabnya karena kalian membandingkan Allah dengan ciptaan-Nya, padahal kami berkata, "Dia memiliki Tangan Tangan tidak seperti tangan kita, Dia datang tidak seperti datang mahluk" dll! Dan padahal kalian berbuat hal yang sama! kalian berkata: "Dia melihat, tidak seperti melihatnhya ciptaan! Dia mendengar, tidak seperti mendengar ciptaan-Nya! Jadi ketika kita membandingkan Allah dengan makhluk-Nya, Anda akan melakukan hal yang sama! Jadi di mana perbedaan antara kalian dan kami? "

Apa yang bisa kita jawab?

JAWABAN: Apa yang mereka[WAHABI] Terjemahkan sebagai kaki, yaitu qadam,itu bukan merupakan sifat dari Allah. Qadam adalah sesuatu yang Allah tempatkan ke dalam neraka, jadi bagaimana bisa menjadi sifat Allah? Dan adalah gila mengklaim bahwa Kata "yad", yang mereka terjemahkan "tangan,"  lalu di nisbatkan sebagai sifat tetapi bukan tangan, karena tangan adalah sesuatu dengan dimensi fisik, sehingga perlu pencipta yang menentukan dimensi-dimensinya. Jadi, ketika seseorang mengatakan "yad tidak seperti yad kami" itu berarti bahwa  yad adalah tangan yang bukan tangan. Anda dapat mengatakan sifat sebagaimana dalam nas seperti "yad tidak seperti tangan kami", tetapi untuk mengatakan "Tangan tidak seperti tangan kami," adalah terjemahan yang menyesatkan . Perbedaan antara Wahabi dan kita adalah bahwa mereka percaya Allah memiliki dimensi fisik, seperti bagian, arah, batas dan ukuran,maka Ketika mereka mengatakan "Tangan tidak seperti tangan kami," itu maksudnya bahwa DIA[Allah] memiliki tangan /organ yg berbeda warna dan bentuk, atau hal seperti itu, sementara kita memahami bahwa Allah tidak memiliki bagian, batas atau dimensi fisik juga perubahan. Perbedaannya adalah substansial, karena mereka menyangkal ayat "Dia tidak menyerupai apa-pun." itu mutlak bukan tdk menyerupai dari satu sisi saja.

DiNuqilkan Oleh : Bagus Rangin ~ Kertajati-Majalengka

pucukpucuk Agan sedang membaca artikel tentang: Apakah kekufuran mengatakan: Allah melihat dan mendengar secara harfiah. Silakan agan copy dan paste atau sebarluaskan artikel ini jika dinilai bermanfaat,Ane juga menyediakan buku terjemahan kitab yang membantah wahabi: 1. buku "bid'ah mahmudah dan bid'ah idhafiyah antara pendapat yang membolehkan dan yang melarang" terjemah dari kitab: albid'atul mahmudah wal bid'atul idhafiyah bainal mujiziina wal maniin" karya Syaikh abdul fattah Qudais Al Yafi"i, 2.Terjemah kitab ‘At Tabaruk Bi As Sholihin Baina Al Muzijiin wa Al Maani’in: Mencari Keberkahan Kaum Sholihin Antara Pendapat yang Membolehkan dan yang Melarang, hub admin: hp/WA 0857-5966-1085.syukron :

*** Dapatkan buku terjemah disini ***

Share this article :

Posting Komentar

Jangan lupa Tulis Saran atau Komentar Anda

 
Design Template by panjz-online | Support by creating website | Powered by Blogger