News Update :
Home » » Pilar tuduhan syirik yang menyimpang Dari Ibn Abdul wahhab

Pilar tuduhan syirik yang menyimpang Dari Ibn Abdul wahhab

Penulis : Bagus Rangin on 2 Juli 2012 | 08.54.00




 
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab dalam kitabnya al-Qawa’id Arba’Berkata: “Sesungguhnya kesyirikan pada zaman kita sekarang melebihi kesyirikan umat yang lalu, kesyirikan umat yang lalu hanya pada waktu senang saja, akan tetapi mereka ikhlas pada saat menghadapi bahaya, sedangkan kesyirikan pada zaman kita senantiasa pada setiap waktu, baik di saat aman apalagi saat mendapat bahaya.” Dalilnya firman Allah:

فَإِذَا رَكِبُوا فِي الْفُلْكِ دَعَوُا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ فَلَمَّا نَجَّاهُمْ إِلَى الْبَرِّ إِذَا هُمْ يُشْرِكُونَ


“Maka apabila mereka menaiki kapal, mereka memanggil[da'awuu] Allah dengan mengikhlaskan agama padanya, maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai ke daratan, seketika mereka kembali berbuat syirik.” (QS. al-Ankabut: 65)  

Komentar: Aneh...!! kaum musyrikin yang jelas syirik aqidahnya,lalu di anggap beriman dan lebih unggul daripada muslimin zaman ini hanya karena memanggil allah dan mengikhlaskan agama pada waktu sempit dan bahaya.
bagaimana bisa iman menjadi murni atau asli ketika seseorang memanggil Allah hanya ketika mengalami kesulitan dan saat berlayar di kapal?  Yaitu Jika musyrik yang berkeyakinan dalam multiplisitas dan menyembah selain Allah,kemudian ketika terjebak dalam kapal, mereka memanggil Allah, lalu bagaimana dengan hanya hal itu, iman meraka menjadi murni? Bukankah iman yang murni adalah percaya bahwa tidak ada Tuhan selain Allah ketimbang hanya dengan memanggil Allah?

Lihat tafsir para ulama:
AT-Ţabariyy mengatakan tentang makna ayat ini:


 يقول: أخلصوا لله عند الشدة التي نزلت بهم التوحيد, وأفردوا له الطاعة, وأذعنوا له بالعبودة, ولم يستغيثوا بآلهتهم وأندادهم,


Ketika mereka menderita oleh penderitaan, mereka memurnikan keyakinan mereka  dengan tauhid yang diturunkan pada mereka , dan membuat kepatuhan mereka hanya untuk Dia, dan menyerahkan ibadah mereka kepada-Nya saja, dan tidak memanggil dewa atau berhala mereka .
 
Ibnu Al-Jawziyy meriwayatkan dalam zad almaisir bahwa Muqaatil berkata tentang maksud ad diin:


أي: أفردوه بالدعاء. قال مقاتل: والدين بمعنى التوحيد; والمعنى أنهم لا يدعون من يدعونه شريكا له  


"maksud diin pada ayat ini ( yang diterjemahkan sebagai" iman "di atas) berarti tawĥiid, yakni mereka tidak menyebut tuhan yang di anggap oleh mereka sebagai mitra Allah dalam sebagian sifat kewenangan Allah.
An-Nasafiyy berkata :


 {فإذا ركبوا فى الفلك} هو متصل بمحذوف دل عليه ما وصفهم به وشرح من أمرهم معناه: هم على ما وصفوا به من الشرك والعناد فإذا ركبوا في الفلك {دعوا الله مخلصين له الدين} كائنين في صورة من يخلص الدين لله من المؤمنين حيث لا يذكرون إلا الله ولا يدعون معه إلاها آخر 

Mereka berprilaku seperti orang yang percaya yang  memurnikan agamanya untuk Allah, dan tidak menyebut dan tidak memanggil tuhan selainNya).
Al-Bagħawiyy berkata:


  قوله تعالى: {فإذا ركبوا في الفلك} وخافوا الغرق, {دعوا الله مخلصين له الدين} وتركوا الأصنام

Mereka meninggalkan berhala mereka. 
Jadi itu cuma memanggil saja artinya memurnikan satu sebutan pada Allah, maka makna iman dalam arti keyakinan nyata yang terletak dalam hati itu tidak terjadi dalam hal ini,toh mereka hanya mengambil penampilan [cuma berprilaku] montheists,dan sebatas memanggil bukanlah ibadah pada sesuatu yang di panggilnya,jadi itu bukanlah benar2 iman dalam hatinya  seperti yang di katakan An-Nasafiyy dan lainnya.

Seperti biasa, ibnu abdil wahhab menyatakan kata du'aa [da'awu] di sini dipahami dengan makna ibadah atau memanggil dalam ibadah. Hal ibadah bukan hanya dengan melakukan panggilan, atau bahkan meminta bantuan pun bukan berarti mutlak di maknai ibadah pada obyek yang di pintanya. Jika seandainya seseorang berada di sebuah kapal dan hampir tenggelam ,lalu meminta seseorang untuk membantu dia dengan membawakan perahu layar atau pelampung,maka orang tersebut bukan melakukan syirik, karena panggilan ini tidaklah bermakna beribadah.Hal ini bukanlah menyembah karena ia tidak menganggap yang dipanggil layak untuk untuk di sembah/ibadah atau memiliki kekuatan nyata dan aktual untuk mempengaruhi peristiw secara independena. Inilah yang tidak di fahami oleh Muhammad bin AbdulWahhaab dan sejenisnya .

DiNuqilkan Oleh : Bagus Rangin ~ Kertajati-Majalengka

pucukpucuk Agan sedang membaca artikel tentang: Pilar tuduhan syirik yang menyimpang Dari Ibn Abdul wahhab. Silakan agan copy dan paste atau sebarluaskan artikel ini jika dinilai bermanfaat,Ane juga menyediakan buku terjemahan kitab yang membantah wahabi: 1. buku "bid'ah mahmudah dan bid'ah idhafiyah antara pendapat yang membolehkan dan yang melarang" terjemah dari kitab: albid'atul mahmudah wal bid'atul idhafiyah bainal mujiziina wal maniin" karya Syaikh abdul fattah Qudais Al Yafi"i, 2.Terjemah kitab ‘At Tabaruk Bi As Sholihin Baina Al Muzijiin wa Al Maani’in: Mencari Keberkahan Kaum Sholihin Antara Pendapat yang Membolehkan dan yang Melarang, hub admin: hp/WA 0857-5966-1085.syukron :

*** Dapatkan buku terjemah disini ***

Share this article :

+ komentar + 1 komentar

5 Agustus 2012 pukul 16.01

Sufi sesat dan menyimpang...!!!

Posting Komentar

Jangan lupa Tulis Saran atau Komentar Anda

 
Design Template by panjz-online | Support by creating website | Powered by Blogger