News Update :
Home » » Kenapa taemiyun menuduh asy'ariyah sama dengan jahmiyah??

Kenapa taemiyun menuduh asy'ariyah sama dengan jahmiyah??

Penulis : Bagus Rangin on 21 Juni 2012 | 17.56.00








Apa maksud dari mutazilah dan jahmiyyah bahwa mereka menafikan SIFAT ALLAH ??


Jawaban: maksudnya adalah mereka muktazilah membantah bahwa Allah memiliki SIFAT Mengetahui, kekuasaan, dll Mereka mengatakan bahwa ALLAH tahu tanpa dengan sifat pengetahuan, menciptakan tanpa dengan SIFAT qudroh,jadi dzat allah lah yang mencipta tanpa dengan adanya sifat,karena jika allah memiliki sifat,maka sifatnya juga qodim dan akan menyebabkan banyak yang qodim. jadi muktazilahlah sebenarnya yang berhaq di sebut muattilah,sehingga di katakan: 

معطلة هم المعتزلة لأنهم نفوا الصفات القديمة عن الله وعلى رأسهم واصل بن عطاء


Mu’attilah adalah muktazilah karena mereka menafikan sifat yang qadim daripada Allah dan dikepalai oleh Wasil Bin ‘Ato’. Kitab Al-Mu’jam As-Syaamil li mustolaahtil falsafah, Abdul Mun’iem Al-Hufni, 817.

maka Golongan mu’attilah merupakan nama lain bagi golongan muktazilah yang menafikan adanya sifat bagi Allah.  karena pandangan mereka Allah mendengar dengan zat, berkata-kata dengan zat, melihat dengan zat dan sekalian daripada sifat ma’ani itu dinafikan oleh golongan muktazilah atau mu’attilah

Kenapa mereka menafikan sifat bagi Allah? Karena mereka terpengaruh dengan konsep falsafah yang menyatakan ;

القديم لا يكون إلا واحدا في كل جهات


Sesuatu yang qadim tidak boleh ada kecuali satu saja pada setiap sudut. menurut pandangan mereka, jika bagi Allah adanya sifat maka akan ada dua yang qadim atau lebih. Pertama sifat yang qadim dan kedua zat yang qadim. Maka ini bertentangan dengan konsep falsafah yang dipegang oleh mereka. Oleh sebab itu mereka menafikan adanya sifat bagi Allah.

Jahmiyyah justru sama sekali menafikan semua sifat sehingga menyatakan bahwa Allah la syaea; allah bukanlah sesuatu,karena menurutrnya jika allah memiliki sesuatu sifat maka itu sama dengan menyamakan allah dengan mahluk[musyabih], kesimpulan aqidah kaum jahmiyah :
  
! نفي صفات الله مطلقا -
menafikan seluruh sifat Allah secara mutlaq 

قول بأن الله لا يوصف بما يمكن أن يوصف به المخلوق ، فلا يصح عنده أن يقال الله عالم أو حي أو قادر ولكن يقال له خالق ورازق ومميت ومحيي
Allah tidak boleh di sifati dgn sesuatu sebutan sifat yang ada pada mahluk,shgg tdk sah menurut mereka allah di sifati dgn mengetahui,kuasa,hidup,tetapi cukup di sifati dgn yang mencipta,yang menghidupkan,yang mematikan 

! القول بالوحدة والحلول وأن الله في كل مكان -
Allah menyatu dan menempat pada ciptaan dan ada di setiap tempat 

القول بعدم امتناع الحوادث عليه سبحانه وأن علمه يتجدد وأنه سبحانه وتعالى يتكلم -
إذا شاء ويسكت إذا شاء 
Allah tdk terhalang di sifati dgn pembaharuan,dan ilmunya trs memperbaharui dgn bertambah setiap saat dan Allah berbicara ktka mau dan diam ktka mau 

! القول بخلق القرآن -
Al Quran [sifat kalam Allah] di ciptakan 

! القول بالجبر المطلق وأن لا قدرة حادثة للعبد ولا استطاعة -
mahluk tidak punya ikhtiyar dan tdk punya pilihan juga kemampuan 


! القول بفناء الجنة والنار وفناء من فيهما -
Surga dan neraka juga penghuninya tidak kekal 


kesimpulan tersebut tedapat dalam kitab al milal wan nihal karya as sahrostani dan juga terdapat dalam muqodimah kitab tauhid dari soheh imam al bukhari dalam kitab syarahnya yaitu fathul bari karya Ibnu Hajar


Dan sejauh yang saya tahu, jahmiyah telah musnah sebagai sekte. Namun, Ibnu Taimiyah dan pengikutnya menuduh Sunni sebagai Jahmiyyah, karena Sunni MEN0LAK bahwa Allah  adalah sesuatu dengan dimensi fisik. pengikut Ibnu Taimiyah mengatakan bahwa  konsep MEN0LAK dimensi fisik adalah menolak SIFAT Allah, dan KARENA alasan ini, MEREKA MENYEBUT Sunni SEBAGAI Jahmiyyah, dan mereka (para anthropomorphists), MENGKLAIM SEBAGAI Sunni, ini upaya untuk MEMBERI OPINI JELEK TERHADAP kaum Sunni, dan UNTUK menakut-nakuti orang SUPAYA menjauh dari AJARAN SUNNI. 



BAGAIMANA PUN Ibnu Taimiyah sendiri, mengadopsi kepercayaan dari Jahmiyyah YAITU bahwa Siksaan di neraka tidak kekal, Ini adalah kepercayaan yang bertentyangan dengan konsensus ilmiah,SIKAP INI adalah Sebagainaha DIKATAKAN OLEH Imam As-Safi-i: "wa-l-junuun funuun,":kegilaan itu ada beberapa jenis."


WAHABI BERKATA:
"madhab Salaf berkenaan dengan sifat-sifat Allah adalah menegaskan SIFAT-SIFAT TERSEBUT SEBAGAIMANA ADANYA DENGAN arti / TERJEMAH (dhaahir), DAN meniadakan kemiripan apapun DENGAN ciptaan dan tanpa menanyakan bagaimananya "(Al-Ghuniyah 'Kalaam wa Ahlihi, seperti dikutip dalam Mukhtashar al-'Uluww (p.257/ no.311). Lihat juga al-Asmaa WAS-Sifaat (2/p.198) al-Baihaqi) Salaf menegaskan pada ayat ayat sifat sebagaimana makna dhahirnya  tetapi suyookh Asy'ariyyah meyakini bahwa harus menafikan makna dhahir karena itu adalah makna yang jelas menyerupakan Allah dengan mahluk . Apa maksud UCAPAN Salaf ' sebagaimana dhohirnya menurut anda' ???

JAWABAN:
Ini adalah terjemahan sesat !! mereka membawakan perkataan ini yang tex aslinya :

"ﻛﺎﻥ ﻣﺬﻫﺐ
ﺍﻟﺴﻠﻒ ﻓﻴﻬﺎ ﺍﻹﻳﻤﺎﻥ ﺑﻬﺎ,
ﻭﺇﺟﺮﺍﺀﻫﺎ ﻋﻠﻰ ﻇﺎﻫﺮﻫﺎ ﻭﻧﻔﻲ
ﺍﻟﻜﻴﻔﻴﺔ ﻋﻨﻬﺎ"
Yang artinya : "(ﻛﺎﻥ ﺍﻟﺴﻠﻒ ﻣﺬﻫﺐ ﻓﻴﻬﺎ) jalan orang salaf dalam (teks muutasyabihat)-, ''Dalam terjemah ini mungkin MEREKA bisa membodohi seseorang: ADALAH (ﺍﻹﻳﻤﺎﻥ ﺑﻬﺎ) IMAN pada TEXT TERSEBUT (ﻭﺇﺟﺮﺍﺀﻫﺎ) dan MEMBERLAKUKAN TEXT pada (ﻋﻠﻰ ﻇﺎﻫﺮﻫﺎ) DOHIRNYA, (ﻭﻧﻔﻲ ﺍﻟﻜﻴﻔﻴﺔ ﻋﻨﻬﺎ) dan MENAFIKAN setiap modalitas (KAEFIYAH) dari TEXT TRSBT.. "Kemudian MEREKA MEMBAWA riwayat dari Az-Zuhriyy dan Makĥuul bahwa mereka berkata

" ﺍﻣﻀﻮﺍ ﺍﻷﺣﺎﺩﻳﺚ

ﻋﻠﻰ ﻣﺎ ﺟﺎﺀﺕ ",

yang 
artinya," (ﺍﻣﻀﻮﺍ) luluskanlah (ﺍﻷﺣﺎﺩﻳﺚ) hadis-hadis (ﻋﻠﻰ ﻣﺎ ﺟﺎﺀﺕ) seperti apa adanya [datangnya]. kalau seperti datngnya,maka yang datang adalah lafad yad dst,tetapi merekan memahami ucapan salaf tsbt bahwa  BAHWA AYAT MUTASABEH MESTI DI AMBIL ''MAKNA /TERJEMAH'' DOHIRNYA! padahal dalam tex riwayat di atas  Tidak disebutkan : ala ma'na dhohiriha: berlakukan sebagaimana makna dhohirnya ' "dalam redaksi di atas cuma: ala dhohiriha ''BERLAKUKAN DENGAN DOHIRNYA..!!'' ARTINYA IMANI LAFADNYA BAHWA ITU SIFAT ALLAH ADAPUN REALITASNYA APA DAN BAGAIMANA , ITU HANYA ALLAH YANG TAU.
Subhana Allah, jika makna atau terjemah dhohir dari lafad lafad tersebut yang dimaksud, maka mengapa salaf membuat masalah dan tatacara besar dalam tex mutasyabihat?? Jika makna atau terjemah dhahir yang di maksudkan maka SALAF tidak akan pernah menyebutkan cara-cara menangani jenis teks mutasyabihat,mereka akan mendiamkan saja sebagaimana lafad sifat yg lainnya  .!!


PERTANYAAN:
Tapi klaim KAUM SALAFI bahwa riwayat dari Salaf mencakup semua SIFAT. misalnya jika KITA tidak BOLEH MENterjemah harfiah Yad DENGAN ARTI Tangan, lalu mengapa menerjemahkan kata RahmaN DENGAN ARTI PENGASIH yang merupakan terjemahan harfiah? Sebagai contoh jika KITA ingin MEMBUAT kalimat metafora dalam bahasa INDONESIA kata Tangan mengacu PADA KEKUASAAN maka terjemahan arab juga Yad HARUS mengacu kepada Qudrah dan bukan diterjemahkan sebagai TANGAN, DAN Qudrah mengacu pada Qudrah. Jadi apa YANG DI katakan SALAF adalah bahwa mereka nampaknya menerima Yad sebagai TANGAN karena ini adalah TERJEMAH narasi YANG muncul dan karena tidak ada Salaf mengatakan bahwa Yad adalah Ni'mah ATAU KEKUATAN sehingga INI jelas MERUBAH MAKNA ke BENTUK lain, maka kita perlu menegaskan DENGAN TANGAN DAN meniadakan setiap kemiripan. Misalnya;ﻭﺍﻟﺬﻱ ﻧﻔﺴﻲ ﺑﻴﺪﻩ DEMI DZAT yang DIRIKU ADA PADA tanganNYA yang berarti DIRI kita ada di dalam KEUASAAN Allahl. Ini tidak BISA diterjemahkan 'Dengan DEMI DZAT YANG DIRI saya ADA PADA KEKUATAN NYA, NAH Apakah ada teks otentik jelas dari Salaf mengatakan 'MEREKA menerima LAFAD-LAFAD tampil tanpa makna' ??



JAWABAN:
Sebenarnya Abu Ĥaniifah YANG MANA BELIAU ADALAH ORANG PERSIA,secara eksplisit melarang terjemahan dari "yad" KE BAHASA Persia. Bahkan, semua ulama sepakat bahwa nama-nama dan sifat-sifat Allah tidak dapat diterjemahkan ke bahasa lain jika terjemahan itu menyesatkan. Bagaimana menggunakan kiasan, kita tidak BICARA DALAM HAL menerjemahkan dari NAS_NAS MUTASABEH DAN BUKAN TENTANG membuat implikasi apapun terhadap NAS, tetapi hanya menggunakan idiom biasa dalam bahasa KESEHARIAN kita sendiri. Seperti misalnya orang berkata dalam bahasa INDONESIA:: "URUSAN KITA di tangan Allah."SAYA FIKIR, MEREKA tidak LAGI DALAM menerjemahkan atau merujuk pada SIFAT yad, tetapi menggunakan suatu istilah yang digunakan dalam bahasa mereka SEHARI-HARI .
Apakah hukm menggunakan idiom seperti makna yang tersirat sangat jelas tanpa keraguan, bahwa orang tersebut tidak membuat tashbeeh atau tajseem,TOH MAKSUD UNGKAPAN; URUSAN KITA DITANGAN ALLAH ADALAH DI DALAM PENGATURAN ALLAH. sungguh menyedihkan KEADAAN WAHABI INI, MEREKA mengatakan hal-hal seperti "Nabi di atas kita" atau bahkan SIFAT status tinggi untuk sYuyukh mereka dengan mengatakan SYAIHK FULAN "di atas" SYAIKH FULAN, tetapi mereka kehilangan semua RASA figurativeness / MAKNA KIASAN ketika mereka berbicara tentang Allah.

DiNuqilkan Oleh : Bagus Rangin ~ Kertajati-Majalengka

pucukpucuk Agan sedang membaca artikel tentang: Kenapa taemiyun menuduh asy'ariyah sama dengan jahmiyah??. Silakan agan copy dan paste atau sebarluaskan artikel ini jika dinilai bermanfaat,Ane juga menyediakan buku terjemahan kitab yang membantah wahabi: 1. buku "bid'ah mahmudah dan bid'ah idhafiyah antara pendapat yang membolehkan dan yang melarang" terjemah dari kitab: albid'atul mahmudah wal bid'atul idhafiyah bainal mujiziina wal maniin" karya Syaikh abdul fattah Qudais Al Yafi"i, 2.Terjemah kitab ‘At Tabaruk Bi As Sholihin Baina Al Muzijiin wa Al Maani’in: Mencari Keberkahan Kaum Sholihin Antara Pendapat yang Membolehkan dan yang Melarang, hub admin: hp/WA 0857-5966-1085.syukron :

*** Dapatkan buku terjemah disini ***

Share this article :

Posting Komentar

Jangan lupa Tulis Saran atau Komentar Anda

 
Design Template by panjz-online | Support by creating website | Powered by Blogger