Imam Ahmad bin Muhammad bin Hanbal Abu `Abd Allah al-Shaybani [164-241 H ] |
Naskah Imam Ahmad yang Menegaskan bolehnya Tabarruk dengan Makam Nabi
Berikut adalah Naskah Imam Ahmad yg menegaskan bolehnya mengalaf berkat melalui Nabi dengan menyentuh dan mencium Minbar dan menyentuh makam, tapi Wahhabi menuduh bahwa Muslim yamg melakukan hal itu dengan tuduhan syirik!,lihat:
وفي كتاب سؤالات عبد الله بن أحمد بن حنبل لأحمد رضي الله عنه قال: سألت أبي عن مس الرجل رمانة المنبر يقصد التبرك وكذلك عن مس القبر فقال:. لا بأس بذلك ا ه .
وفي كتاب العلل ومعرفة الرجال ما نصه: سألته عن الرجل يمس منبر النبي صلى الله عليه وسلم ويتبرك بمسه ويقبله ويفعل بالقبر مثل ذلك أو نحو هذا يريد بذلك التقرب إلى الله جل وعز, وقال:. لا بأس بذلك ا ه .
و التبرك لغة هو طلب البركة أي الخير .. اللهم انفعنا ببركة سيدنا محمد صلى الله عليه و سلم .
=======================>>
text Fatwa Imam Ahmad atas bolehnya menggantungkan azimah |
text Fatwa Imam Ahmad bahwa telapak tangan dan wajah wanita bukan aurat |
Terjemahan tex warna coklat:
Dalam kitab "Su'alat Abdullah bin Ahmad bin Hanbal Ahmad"
Dia berkata: "Saya bertanya kepada ayahanda (Imam Ahmad bin Hanbal) tentang orang yang menyentuh" Rummanah mimbar (Dimana Nabi SAW meletakkan tangannya DI SANA) dengan tujuan mencari berkah, dan tentang orang yg menyentuh kubur dgn tujuan di atas, ia (Imam Ahmad) mengatakan: "Tidak ada apa dengan hal itu".
Juga dalam kitab "Al-^ ilal wa Ma ^ rifatir-Rijal"
Dia berkata: "Saya bertanya kepadanya (Ahmad bin Hanbal) tentang orang yang menyentuh podium Nabi saw, dan mencari berkah dengan menyentuh dan menciumnya, dan melakukan hal yang sama ke kuburan beliau, atau hal seperti itu, dgn tujuan mendekatkan diri dan mencari berkah dari Allah, ia (Ahmad) mengatakan: "Tidak apa2 dengan hal itu".
* Imam Ahmad juga dalam kitab tersebut, membolehkan menggantungkan Hirz Qur'an,dan beliau berpendapat bahwa tangan dan wajah seorang wanita bukanlah aurat ^,lihat textnya di bawah tanda panah...!!
Jadi Sudah jelas bahwa konsep femahaman Wahhabi adalah menyimpang dari femahaman salaful umat dan dari konsensus tersebut.
Dalam sebuah riwayat di katakan:
Terjemahan: Abdullah bin Ahmad bin Hanbal (hura) berkata: aku mendengar ayahku (Imam Ahmad - Rahimuhullah) mengatakan: Saya melakukan haji 5 kali, tiga kali dgn jalan kaki dan dua kali dgn naik tunggangan atau katanya tiga kali naik ktunggangan dan dua kali berjalan kaki, suatu ketika Aku kehilangan arah jalan [tersesat di jalan], maka saya berseru ini: wahai hamba2 Allah tunjukkanlah jalan padaku (يا عباد الله دلوني على الطريق ), Saya terus mengulanginya sampai aku menemukan arah jalan kembali . [Imam Baihaqi Shu'ayb ul Iman, Volume 6, Halaman 128, Hadis Nomor 7697]
sebagai tambahan:
Imam Syafi'i (rahmatuallah alih)berkata tentang tawasul dan syafaat Nabi (صلى الله عليه وآله وسلم ) Setelah wafatnya :
"Keluarga Nabi adalah perantaraku (wasîlatî)dalam kehidupan ini dan di akhirat nanti, melalui mereka, saya berharap mendapat syafaat dan diberikan catatan amal pada tangan kanan di hari kiamat. "
Referensi:
► Imam Syafi'i î, kitab ad Diwan (Libanon, Beirut: Darul Fikr-, 2005)
Dalam sebuah riwayat di katakan:
عبد الله بن أحمد بن حنبل قال سمعت أبي يقول حججت خمس حجج اثنتين راكب وثلاث ماشي أو ثلاث راكب واثنتين ماشي فضللت الطريق في حجة وكنت ماشيا فجعلت أقول يا عباد الله دلوني على الطريق قال فلم أزل أقول ذلك حتى وقفت على الطريق أو كما قال أبي
Terjemahan: Abdullah bin Ahmad bin Hanbal (hura) berkata: aku mendengar ayahku (Imam Ahmad - Rahimuhullah) mengatakan: Saya melakukan haji 5 kali, tiga kali dgn jalan kaki dan dua kali dgn naik tunggangan atau katanya tiga kali naik ktunggangan dan dua kali berjalan kaki, suatu ketika Aku kehilangan arah jalan [tersesat di jalan], maka saya berseru ini: wahai hamba2 Allah tunjukkanlah jalan padaku (يا عباد الله دلوني على الطريق ), Saya terus mengulanginya sampai aku menemukan arah jalan kembali . [Imam Baihaqi Shu'ayb ul Iman, Volume 6, Halaman 128, Hadis Nomor 7697]
sebagai tambahan:
Imam Syafi'i (rahmatuallah alih)berkata tentang tawasul dan syafaat Nabi (صلى الله عليه وآله وسلم ) Setelah wafatnya :
"Keluarga Nabi adalah perantaraku (wasîlatî)dalam kehidupan ini dan di akhirat nanti, melalui mereka, saya berharap mendapat syafaat dan diberikan catatan amal pada tangan kanan di hari kiamat. "
Referensi:
► Imam Syafi'i î, kitab ad Diwan (Libanon, Beirut: Darul Fikr-, 2005)
DiNuqilkan Oleh : Bagus Rangin ~ Kertajati-Majalengka
Agan sedang membaca artikel tentang: Imam Ahmad Menegaskan bolehnya Tabarruk dengan Makam Nabi. Silakan agan copy dan paste atau sebarluaskan artikel ini jika dinilai bermanfaat,Ane juga menyediakan buku terjemahan kitab yang membantah wahabi: 1. buku "bid'ah mahmudah dan bid'ah idhafiyah antara pendapat yang membolehkan dan yang melarang" terjemah dari kitab: albid'atul mahmudah wal bid'atul idhafiyah bainal mujiziina wal maniin" karya Syaikh abdul fattah Qudais Al Yafi"i, 2.Terjemah kitab ‘At Tabaruk Bi As Sholihin Baina Al Muzijiin wa Al Maani’in: Mencari Keberkahan Kaum Sholihin Antara Pendapat yang Membolehkan dan yang Melarang, hub admin: hp/WA 0857-5966-1085.syukron :
Posting Komentar
Jangan lupa Tulis Saran atau Komentar Anda