News Update :
Home » » Ibnu Taimiyah DAN FILSUF / PHILOSOPHERS Bag 1

Ibnu Taimiyah DAN FILSUF / PHILOSOPHERS Bag 1

Penulis : Bagus Rangin on 28 Maret 2012 | 12.12.00






IKHTISAR FAKTA PERBANDINGAN ANTARA KEYAKINAN MUSLIM VS Ibnu Taimiyah DAN KAUM FILSUF '


PROPAGANDA & tuduhan yang salah

Sebuah tuduhan yang sudah menjadi rahasia umum dari Wahabi dan anthropomorphists lainnya di sepanjang sejarah, yaitu tuduhan dan propaganda bahwa para ulama awal dan  utama umat Islam dari kalangan Sunni Asħariyyah dan Maaturiidiyyah mengambil keyakinan/aqidah mereka dari para filsuf Aristoteles. tetapi Untuk orang yang memiliki wawasan ilmu keyakinan/aqidah dengan luas dan menyeluruh,maka ia akan tau bahwa tuduhan ini jelas konyol, karena para filsuf adalah musuh bebuyutan kaum asyariyah dan maturidiyah,tetapi bagi mereka yang tidak memiliki wawasan dalam hal ini, mungkin terpengaruh dgn propaganda dari kaum wahabiyah ini....

FAKTA 1

Dalam kenyataannya, alasan ulama Sunni terlibat  ke dalam argumen berdasarkan penalaran/akal, adalah untuk membantah keyakinan para filsuf. oleh Karena itu, mereka mempelajari konsep dan terminologi para filsuf, dan kemudian menunjukkan bagaimana argumen Aristoteles keliru dngn menggunakan terminologi filsafat.

FAKTA 2

Di sisi lain, Ibnu Taimiyah juga mempelajari argumen Aristoteles, khususnya seperti yang disajikan oleh filsuf Ibnu Rusyd Spanyol.

 bagaimanapun Tujuan ke duanya dalam mempelajari filsafat sangat berbeda.

Yang jadi tujuan Ibnu taemiyah dalam mempelajari filsafat adalah untuk menemukan dan mencari argumen utk membantah terhadap  konsep kaum filsafat Sunni, dan digunakan untuk membela dan mendukung keyakinan anthropomorphistnya bahwa Allah adalah sesuatu dengan ukuran, di lokasi, yang bergerak dan mengalami perubahan.

Selama proses pencarian bantahan ini, ia[Ibnu taemiyah] bahkan mengadopsi beberapa keyakinan yang sama atau setara dengan mereka yang menganut filsafat Aristoteles.

Ibnu taemiyah adalah ahli mendebat, namun bagaimanapun,Dia jarang mendefinisikan istilah nya atau menjelaskan apa titik perselisihan masalah. Dia banyak berhujah dan membuat diskusi panjang dan tidak berguna,dalam berdebat,ia biasa berkata tentang istilah: "jika Anda dengan kata ini ini, maka saya mengatakan anu dan anu," bahkan ketika dia tahu betul bahwa ini bukan argumen yang tepat terhadap lawannya, Dia berusaha menyembunyikan pandangannya sendiri dengan menyatakan melalui perkataan yang di kutip dari orang lain, atau dengan mengatakan: "itu bisa dikatakan bahwa ..." atau sejenisnya. Itulah sebabnya banyak ulama tidak pernah bisa menemukan penyimpangan dia dan menangkap basah agenda anthropomorphist dari perkataannya.

ANALISIS PERBANDINGAN KEYAKINAN MUSLIM & Ibnu Taimiyah VS para FILSUF

Tabel di bawah akan menguraikan beberapa prinsip dasar keyakinan yang diperdebatkan antara para filsuf, kaum Sunni dan Ibnu Taimiyah, supaya kita bisa membuktikan siapa yang serupa di antara ketiga faham ini antara satu sama lainnya. saya katakan bahwa wahabi akan Lebih dulu mencoba untuk membelokkan hasil di bawah ini dengan membuat masalah prinsip ini ke banyak masalah lain.

Prinsip pertama adalah tentang Allah yang bukan jisim/fisik atau tubuh, yaitu bukan sesuatu yang ada dalam arah dan menempat.Hal ini berbeda dgn pandangan ibnu taemiyah,dgn didasarkan pada prinsipnya bahwa salah satu kalimat yang di sandarkan pada Allah dalam Al-Qur'an dan Sunnah , seperti nazala, jaa ', istawa, wajh, yad, aynayn, janb, qadam,' işbi, dan yamiin, itu semua dipahami dalam arti gerakan, bentuk, bagian, anggota badan atau sejenisnya. Sehingga menurut mereka, nazala  menjadi (turun dengan makna gerakan), jaa '(datang dengan gerakan), istawa (menjadi menetap), wajh (wajah), yad (anggota tubuh), ain (organ penglihatan), janb (sisi), qadam (kaki), 'işaabi (jari), dan yamiin (sisi kanan), dll Sebaliknya,' kaum Asħariyyah hanya menceritakan dan mengimani lafad2 seperti itu, ketika di sandarkan pada Allah, tanpa menetapkan makna apapun, dengan menafikan  makna tubuh , atau  dgn melihat kemungkinan makna dalam siyaq: rangkaian bahasa Arab, dan memilih salah satu makna yang layak bagi Sang Pencipta. Sebagai contoh, jaa 'menjadi " datang perintah-Nya ," dan "istawa" menjadi "kontrolNya", dan wajh menjadi "apa yang dilakukan demi keridloan-Nya", dan sebagainya.Ini bukan merupakan penafian sifat [tatil], sebagaimana pendapat pengikut Ibnu Taimiyah, itu hanyalh bentuk penafian pengertian anggota badan,jisim dari sifat Allah, dan ini bermuara ke satu  prinsip keyakinan, yaitu bahwa Allah bukanlah jisim/badan, yaitu bukan sesuatu yang memiliki ukuran atau bentuk atau perbatasan.

Karena Ibnu Taimiyah berpendapat bahwa Allah adalah jisim/tubuh, shgg ia menafsirkan setiap kata yang di sandarkan pada Allah dipahami dengan cara jisim/tubuh.,memiliki makna tubuh, sedangkan umat Islam menafsirkan kata-kata seperti itu dgn cara-cara yang tidak melibatkan makna jisim/tubuh atau sifat2 jisim. Karena itu ada banyak perbedaan pada penafsiran,dan intinnya kembali ke satu prinsip tunggal.
Prinsip kedua adalah prinsip keyakinan kaum Muslimin bahwa Allah bukanlah sesuatu yang terjadi dalam peristiwa dan waktu, bukan sesuatu yang berubah, ini berbeda dengan keyakinan yang berlawanan dari Ibnu Taimiyah. Sebagai contoh, ghađab ditafsirkan oleh Ibnu Taimiyah sebagai perubahan emosional, sedangkan Muslimin memahaminya sebagai hukuman Allah, tanpa Dia berubah atau berada dalam waktu.



Ini adalah rincian analisis PERBANDINGAN KEYAKINAN MUSLIM & Ibnu Taimiyah VS para FILSUF:

Keyakinan para filsuf:
=================================================================
1. Sebagian besar filsuf mempercayai bahwa alam adalah qodim/abadi. Mereka percaya bahwa materi adalah abadi dan bahwa ada lebih dari satu sesuatu dzat yang kekal (sesuatu dengan ukuran) (adz-Dħakħiirah, 13). (Adz-Dħakħiirah adalah kitab yang ditulis oleh seorang ulama Turki untuk menilai perdebatan dan perbedaan antara Al-Ghazaaliyy dan para filsuf, yang diperintahkan utk di susun oleh Muhammad al-Faatiĥ)

Kepercayaan Ibnu Taimiyah:

Dia mempercayai bahwa Allah adalah sebuah dzat yang kekal (dgn batas dalam 6 arah - dan dgn bentuk 3 dimensi) dan pasti selalu ada jisim lain yang bersama dengan-Nya,yang di adakan olehNya satu demi satu, satu demi satu tasalsul tanpa batas [qodim] abadi tanpa awal permulaan. baca di sini

Dengan demikian, ada satu dzat yang kekal, sementara ada jisim lainnya yang kekal secara bentuknya,menurut pandangan ibnu taemiyyah.

Kepercayaan Sunni (Asħariyyah, Maaturiidiyyah):

Tidak ada yang kekal selain Allah, dan Dia bukan jisim/tubuh. AT-Ţaĥaawiyy berkata: {Dia sekarang seperti Dia dalam keadaan sebelumNya, kekal dengan sifat-Nya, sebelum segala sesuatu muncul menjadi ada.} Keberadaan jisim yang tanpa awal permulaan itu tidak mungkin, karena jisim itu perlu pencipta untuk menentukan bentuknya. AT-Ţaĥaawiyy berkata: Allah tdk diliputi Keenam arah atas, bawah, depan, belakang, kiri dan kanan dan {tidak mengandung Nya} karena dgn hal itu, akan membuat Allah sama seperti semua hal yang diciptakan}



  Aristoteles 
Kesamaan dengan filsuf:

Ibnu Taimiyah: selaras dan Identik dgn filsuf dalam pengertian dari kata2nya ,walau pun tidak sama dalam dalam ungkapan dan peng'ibaratannya, ia menyebut Allah adalah jisim yang kekal,dan karena itu mesti memiliki tempat yang juga kekal, ini sama dengan pandangan filsuf bahwa alam qodim,dan materi abadi, walau pun sementara para filsuf tidak menyebut Allah.)

Sunni: berbeda dan tdk sepakat dengan para filsuf.


====================================================================
2. Para filsuf mengatakan bahwa alam (sesuatu selain Allah) tidak bisa tidak, mesti ada lagi (adz-Dħakħiirah 65).Dengan kata lain, maksudnya suatu keharusan adanya sesuatu selain Allah yang terus ada sebagaimana Allah akan selalu ada.

Ibnu Taimiyah mengatakan :tidak rasional jika Allah kosong dari ciptaan (sesuatu selain Allah), karena Allah harus  selalu mencipta/membuat, karena tindakanNya tidak berawal dan tak berujung menurut Ibnu Taimiyah, tetapi CiptaanNya selalu ada dan terjadi satu demi satu dgn berkesinambungan. Dengan kata lain, adalah suatu keharusan bahwa selain Allah harus selalu ada dgn terus menerus/kekal.


Dia mengatakan:

الصفدية - (2/97): وحينئذ فالذي هو من لوازم ذاته نوع الفعل لا فعل معين ولا مفعول معين فلا يكون في العالم شيء قديم وحينئذ لا يكون في الأزل مؤثرا تاما في شيء من العالم ولكن لم يزل مؤثرا تاما في شيء بعد شيء

"Dan di sIni adalah termasuk dari kelaziman DzatNYA untuk selalu bertindak, tetapi bukan tindakan khususnya, dan bukan memiliki sesuatu yang dilakukan secara khusus, ...dan tetapi Allah terus menerus mencipta sesuatu setelah sesuatu" (Aş-Şafadiyyah, 2/97)

DAN mengatakan:

الصفدية - (2/141) وتبين أنه لا يمكن حدوث شيء من الحوادث إلا عن فاعل يفعل شيئا بعد شيء

"Hal ini menjadi jelas bahwa tidak ada yang BISA  menjadi ada kecuali ada pelaku yang melakukan sesuatu satu demi satu." (Aş-Şafadiyyah, 2/141)

Dia juga mengatakan:

الصفدية - (2/141): الفعل لا يعقل ولا يمكن إلا شيئا فشيئا

"TINDAKAN tidak mungkin masuk akal kecuali di lakukan sedikit demi sedikit." (Aş-Şafadiyyah, 2/141)

Sunni: merupakan hal yang rasional jika alam [sesuatu selain allah] untuk tidak ada lagi sepenuhnya,dan bukan keharusan bagi Allah utk mencipta, Kami tahu bahwa itu dengan Kitab Suci yang memberitahu kita tentang kebangkitan dan kehidupan kekal di surga atau siksaan di neraka.

Kesamaan dengan filsuf

Ibnu Taimiyah: Identik dgn filsuf dalam pengertian, walau pun tidak dalam ungkapan dan penamaan.

Sunni: Tidak Sepakat dgn filsuf, Pernyataan yang menyatakan bahwa Allah benar-benar harus mencipta dgn tindakanNya",ini didasarkan pada premis taemiyah sendiri bahwa Allah tercakup dan ada dalam waktu dan bahwa tindakan-Nya ketika mencipta itu merupakan suatu peristiwa, sunni tidak ada yang mengklaim sprti itu. dan perkataan taemiyah juga menyiratkan bahwa Allah harus membuat untuk menghindari ketidaksempurnaanNya.


yang di klaim oleh ibnu taemiyah"bahwa dgn tdk mencipta berarti Allah tidak mampu melakukan apa-apa",ini tidak masuk akal bahkan menurut premis taemiyah sendiri yang berkeyakinan bahwa tindakan Allah seperti kita, yaitu dengan tindakan yang ada awal permulaan dan akhir yakni ada dalam waktu. Sebagai contoh, saya ingin melakukan sesuatu besok, dalam hal ini saya tdk melakukan apa-apa sekarang,itu bukan berarti saya tidak memiliki kemampuan pada waktu sekarang.Saya memiliki kemampuan, tapi memilih untuk melakukan besok.sekali lagi taemiyah mengatakan bahwa Allah harus membuat untuk memiliki kekuasaan.

Menurut klaim yg di katakannya bahwa Allah tidak bisa memilih untuk tidak menciptakan apa pun, karena itu akan membuatnya menjadi sesuatu yang di sebut "tidak berdaya.Dengan kata lain, Dia tidak memiliki pilihan tetapi hanya untuk menciptakan dalam pandangannya. Bahkan sebenarnya itu sama dgn mengatakan bahwa Allah itu tidak sempurna jika Dia tidak menciptakan. Ini adalah pengingkaran ayat:

"يا أيها الناس أنتم الفقراء إلى الله والله هو الغني الحميد", 
Artinya: "Wahai manusia, kalian yang yang membutuhkan allah secara  mutlak, dan Allah adalah Maha cukup [yang tidak membutuhkan apa pun atau siapa pun], dan Dia maha cukup dan maha terpuji." (Faaţir, 15)

Bagaimana bisa Allah tidak memiliki pilihan kompatibel menurut ibnu taemiyah? Kembali ke aqidah Islam dgn percaya bahwa Allah tidak perlu dan tdk harus mencipta.

insaallah bersambung...........

DiNuqilkan Oleh : Bagus Rangin ~ Kertajati-Majalengka

pucukpucuk Agan sedang membaca artikel tentang: Ibnu Taimiyah DAN FILSUF / PHILOSOPHERS Bag 1. Silakan agan copy dan paste atau sebarluaskan artikel ini jika dinilai bermanfaat,Ane juga menyediakan buku terjemahan kitab yang membantah wahabi: 1. buku "bid'ah mahmudah dan bid'ah idhafiyah antara pendapat yang membolehkan dan yang melarang" terjemah dari kitab: albid'atul mahmudah wal bid'atul idhafiyah bainal mujiziina wal maniin" karya Syaikh abdul fattah Qudais Al Yafi"i, 2.Terjemah kitab ‘At Tabaruk Bi As Sholihin Baina Al Muzijiin wa Al Maani’in: Mencari Keberkahan Kaum Sholihin Antara Pendapat yang Membolehkan dan yang Melarang, hub admin: hp/WA 0857-5966-1085.syukron :

*** Dapatkan buku terjemah disini ***

Share this article :

Posting Komentar

Jangan lupa Tulis Saran atau Komentar Anda

 
Design Template by panjz-online | Support by creating website | Powered by Blogger