News Update :
Home » » Di antara Makna lafad ISTAWA adalah ISTAULA; Menguasai. Bag: 2

Di antara Makna lafad ISTAWA adalah ISTAULA; Menguasai. Bag: 2

Penulis : Bagus Rangin on 31 Januari 2012 | 15.11.00








Berkata Syaekh Nadzir athowanah  dalam kitabnya al qowaid al lugowiyah almubtadi"ah:
[ المسألة الخامسة :
ادعاؤهم أن استوى لا تأتي بمعنى استولى
وزعمهم أن الاستواء لا يكون إلا بعد مغالبة
Bab ke 5: klaim mereka bahwa istawa tedak datang dgn makna istaula,dan sangkaan mereka bahwa  istaula tidak ada tanpa adanya mugolabah: saling mengalahkan"

telah mengira kaum musyabihah yang memberjalankan makna istawa dgn makna al uluuuw al hissi: di atas secara tempat,dan kelompok yang mengikuti di belakangnya: 'bahwa tidak di kenal  makna istawa dgn istaula dan qoharo dalam lugot  arab, dan mereka menambahkan  bahwa makna istaula akan mengharuskan adanya mugolabah: saling mengalahkan",dan mereka mengklaim bahwa hal itu tidak boleh bagi Allah, hal itu mereka lakukan utk membatalkan makna istawa dgn istaula dalam ayat:  { الرحمن على العرش استوى }(طه/5) .

berkata ibnul qoyyim dalam kitab ijtima al juyus al islamiyah hal 78 :

 [ وقولهم في تأويل استوى : استولى ، فلا معنى له لأنه غير ظاهر في اللغة . ومعنى الاستيلاء في اللغة : المغالبة والله تعالى لا يغالبه أحد وهو الواحد الصمد ] .

:dan ucapan mereka :dalam takwil istawa dengan istaula,maka tidak ada makna baginya karena makna istaula tidak  jelas dalam lugot arab,dan makna istaula secara lugot adalah  al mugolabah: saling mengalahkan,dan Allah tidak akan di kalahkan oleh siapapun' 
 .
aku berkata: adapun makna istiwa dgn istaula itu di kenal dan mashur di antara ahli lugot,di antaranya ucapan Al jauhari dalam as sihah dalam suku kataسوا dan istawa yakni istaula dan dhoharo [1],dan berkata Faeruz abadi dalam qomus Al muhith dalam menjelaskan makna istawa; yakni shoida-amida-qosoda-aqbala alaih-istaula [2],dan bukti hal itu dalam lugot adalah perkataan syair [1,3]: قد استوى بشر على العراق من غير سيف ولا دم مهراق  

dan ibnu taemiyah dgn gesitnya mencela atas bukti ungkapan syair ini,Beliau berkata dalam majmu alfatawanya 5/446:

  : [ المبطل لتأويل من تؤل استوى بمعنى استولى وجوه ، أحدها : أن هذا التفسير لم يفسره أحد من السلف(2) من سائر المسلمين .... السابع : أنه لم يثبت أن لفظ استوى في اللغة بمعنى استولى إذ الذين قالوا ذلك عمدتهم البيت المشهور :
( ثم استوى بشر على العراق من غير سيف ولا دم مهراق )
ولم يثبت نقل صحيح أنه شعر عربي وكان غير واحد من أئمة اللغة أنكروه وقالوا إنه بيت مصنوع لا يعرف في اللغة ]

: yang membatalkan takwil istawa dgn istaula ada beberapa sebab: pertama tafsir istawa dgn istaula tdk dilakukan oleh seorang pun dari salaf[2],.........ke tujuh: sungguh tidak tsabit dalam lugot bahwa istawa di maknai dgn istaula,dan inti alasan mereka adalah syair yang mashur  قد استوى بشر على العراق من غير سيف ولا دم مهراق, dan tidak ada nuqilan yang soheh bahwa itu syair arab,dan beberapa imam2 ilmu lugot mengingkarinya,dan mereka berata bahwa itu syaer yang di buat2 dan tidak di kenal dalam lugot'.

dan berkata ibnu qoyyim dalam as sowaiq al mursalah 1/292: 

 [ وكذلك تأويلهم الاستواء بالاستيلاء ، فإن هذا لا تعرفه العرب من لغاتها ولم يقله أحد من أئمة اللغة ] .

:dan begitu juga takwil istiwa dgn istaula tdk di kenal dalam lugot arab dan tidak di katakan oleh seorang pun dari imam lugot'

Aku berkata: telah berpindah-pindah bait syair ini dalam kitab2 ahli ilmu dari kaangan ahli lugot dan adab danyang lainnya juga di sebutkan dalam karya2 mereka,di antaranya al jauhari berhujah dgn  syaer tsbt dalam ktbnya as sihah,dan begit juga ar razi dalam kitab mukhtar as sihah,dan ibnu mandhur menuqilkan dari al jauhari dalam lisan al arab,begitu juga al marjuqi dalam ktb al azminah wal amkinah dan dalam syarh diwan al hassasiyah,dan al bathlayuusi dalam ktb al hulal fi islahil kholal min kitb al jamal,begitu juga abu mansur as sa"labi dalam ktb yatimatu ad dahr fi syuaro ahli ashr,dan az zabidi dalam taz al arus, apakah setelah jelas semua itu,masih tetap berkata bahwa itu  tidak tsabit dari syair  arab???? dan masih berkata itu tdk di kenal dalam lugot??

 subhat dan jawaban

telah mengira sebagian orang [3] bahwa syair tsbt tidak bisa si pakai hujjah karena yang mengucapkannya adalah akhthol seorang nasrani,dan mereka berkata: bagaimana bisa berhujah dgn syair orang kafir dan menjadikan pegangan dalam mentafsir al Quran???

maka aku menjawab: sesungguhnya berhujjah dalam hal ini terjadi  dalam hal lugot yang di gunakan dgn lisan arab dan dgn kefasehannya,terlepas apa aqidahnya,hal itu terjadi hanya utk memahami dilalah lugot bahasa arab yang dengannya kita memahami mufrodat: suku kata lafad-lafad alquran dan tarkib [susunan]nya ,dan dgn cara ini telah berjalan  ahli ilmu dan  juga menetapkannya.
berkata imam as suyuthi dalam kitabnya al mazhar fi ulum al lugot wa anwa"iha 1/108:

 [ قال الشيخ عز الدين بن عبد السلام في فتاويه : (( اعْتُمد في العربية على أشعار العرب وهم كُفّار لبُعْد التَّدليس فيها كما اعتُمد في الطّب وهو في الأصل مأخوذ عن قوم كفّار لذلك ))

: telah berkata syaekh izzuddin bin abdissalam: di jadikan sandaran dalam bahasa arab dgn syair arab walaupun mereka kafir,karena dalam syair itu jauh dari kesamaran,sebagaimana di jadikan sandaran dalam masalah thib;pengobatan,karena asal thib adalah dari kaum kufar utk pengobatan'.


dan di fahami dari ucapan beliau ini bahwa orang arab yang bersyair  tsbt tdk di syaratkan balig dan berakal,maka bisa di ambil makna lafad-lafad arab dalam syair seorang anak yg belum balig,dan juga  para ulama lugot tidak menghindar dari syair2 orang gila  dari penyair2 arab dahulu ,malah mereka meriwayatkan dan berhujah dgn makna2 kalimat arab di dalamnya ,karena yang di ambil bukan kandungan kontek syairnya tapi makna setiap suku kata dari susunan kalimatnya,shgg tau lafad ini maknanya begini dsb...shgg kitab para imam lugot di penuhi dengan syair-syair qois duraih majnun laela'.

penyempurna penjelasan:
.
berkata  ibnu  taemiyah utk menguatkan bantahan nya atas orang yang berhujjah dgn syair ini,dgn ucapannya dalam majmu fatawa 5/146:

[ وقد طعن فيه أئمة اللغة وذكر عن الخليل كما ذكره أبو المظفر في كتابه (( الإفصاح )) ، قال : سئل الخليل هل وجدت في اللغة استوى بمعنى استولى ؟ فقال : هذا ما لا تعرفه العرب ، ولا هو جائز في لغتها ].

:dan telah mencela para imam lugot terhadap syair tsbt,dan telah menuturkan dari al kholil sbgmn di sebutkan oleh abu al mudzafar dalam kitabnya Al Ifshoh,berkata abul mudhofar: "telah di tanya al kholil "apakah engkau menemukan dalam lugot bahwa istawa di maknai dgn istaula??,maka beliau menjawab: ini hal yang tdk di kenal dalam lugot arab dan tidak di perkenankannya,.

aku berkata: abUl mudhofar adalah al wajir bin hubairoh,biografinya ada dalam ktb siyal alam an nubala 20/426,dan di sebutkn di antara kitab karyanya adalah al ifshah an maani as sihah,isinya adalah mensyarahkan  soheh bukhari dan muslim, dan apa yang di sebutkan oleh ibnu taemiyah dgn menuqil dari kitab al ifshah itu tanpa  ada sanad di dalamnya,dan antara ibnu hubairoh dan al kholil terhalang masa yang jauh, al khalil wafat 170 H [4] dan ibnu hubairoh baru lahir tahun 499 H [5],dan seandainya atsar ini ada sanad yang muktabar,maka tenanglah malam dan siang juga diam dan geraknya ibnu taemiyah,tetapi sungguh jauh hal tsbt..............!! 

adapun ucapan :
 العرب لا تعرف استوى بمعنى استولى ، ... والبيتان لا يعرف قائلهما كذا قال ابن فارس اللغوي 

: bahwa orang arab tidak kenal istawa dengan makna istaula,dan bait syair itu tidak di ketahui yang mengucapkannya sebagaimana u\perkataan ibnu faris sang ahli lugot'

aku berkata: masalah tidak di ketahui siapa penyairnya,itu tdk membatalkan hujah dgn syair tsbt[6],dan bukti atas hal ini adalah apa yang di catatkan dan di tuliskan oleh imam sibawaih dalam kitabnya,sebagaimana yang di katakan oleh Imam Al bagdadi dalam kitab khijanatul adab wa lubbu lubab lisan al arab 1/8: 

 : [ ويؤخذ من هذا أن الشاهد المجهول قائله وتتمته ، إن صدر من ثقة يعتمد عليه قبل ، 

;dan dijadikan sandaran syair yang tidak di ketahui penyairnya,kalau keluar dari orang yang tsiqoh yang di jadikan pegangan sebelumhya'.pent. 

oleh karena itu bait-bait syair imam sibawaih merupakan bukti otentik dalam masalah ini,karena di jadikan sandaran dalam berhujah  dalam hal makna lugot oleh ulama salaf dan khalaf,padahal di dalamnya banyak syair yg tidak di sebutkan penyairnya dan tidak ada yang mencela terhadap orang yang menuqilnya dan kitab imam sibawaih telah di lihat oleh para ulama setiap generasi,  dan dijadikan sandaran dalam makna2 lugot bahasa arab dgn penelitian yang mendalam,dan tidak ada seorang pun ulama ulama yang terdahulu mencelanya dan tidak ada yang mengklaim bahwa itu syair yang munkar,dan telah di riwayatkan dalam kitabnya qit"atu minal lugot al goribah bahwa ahli lugot  tidak mampu mencapai  seluruh makna lugot dalam syair yang ada   di dalam kitabnya ,dan tidak ada yang menolak satu huruf pun pada syair2 tsbt'. 

berkata imam al jurmi:[7] 

: (( نظرت في كتاب سيبويه فإذا فيه ألف وخمسون بيتاً ، فأما الألف فقد عرفت أسماء قائليها فأثبتها، وأما الخمسون فلم أعرف أسماء قائليها ))( [8) 

:aku membuka kitab sibawaih,ternyata di dalamnya ada 1050 bait syair,adapun yang 1000 bait,maka aku mengenal penyairnya,adapun  yang 50,maka  aku tidak mengenal namanya.
beliau mengakui kelemahan dirinya atas hal itu,akan tetapi beliau tidak mencela sedikit pun .
,dan berkata albagdadi:  

 وفي كتابه شيء مما يروى لشاعرين ، فاعتمد على شيوخه ونسب الإنشاد إليهم ، فيقول : أنشدنا ـ يعني الخليل ـ ، ويقول : أنشدني أعرابي فصيح ، وزعم بعض الذين ينظرون في الشعر أن في كتابه أبياتاً لا تعرف ، فيقال له : لسنا ننكر أن تكون أنت لا تعرفها ولا أهل زمانك وقد خرج كتاب سيبويه إلى الناس والعلماء كثير، والعناية بالعلم وتهذيبه أكيدة ، ونظر فيه وفتش ، فما طعن أحد من المتقدمين عليه ولا ادعى أنه أتى بشعر منكر ] .

: dan di dalam kitabnya ada bebberapa  yang di riwayatkan dari para penyair,kemudian imam sibawaih menyandarkan pada gurunya,dan menisbatkan syair pada mereka[penyair],maka ia berkata: telah mendendangkan guruku al kholil,dan telah mendendangkan orang arab yang faseh,dan telah mengira sebagian orang yang membuka kitabnya bahwa dalam kitabnya ada syair yang tdk di kenal,maka katakan padanya:kami tidak heran engkau  atau orang2 di zamanmu tdk mengenalnya,toh  kitab sibawaih telah di perlihatkan kepada orang2 dan para ulama,dan menolong dgn ilmu dan penelitian , dan tdk ada di antara mereka yang mencela dan mengingkari  dgn klaim bahwa itu syair munkar. 

ada pun yang di riwayatkan dari ibnu arabi bahwa istawa tdk datang dengan makna istaula,maka riwayat itu tdk soheh,riwayat itu ada dalam kitab al uluw 453:



نا محمد بن أحمد بن النضر ابن بنت معاوية بن عمرو قال : كان أبو عبدالله بن الأعرابي جارنا وكان ليله أحسن ليل ، وذكر لنا أنَّ ابن أبي دؤاد سأله : أتعرف في اللغة استوى بمعنى استولى فقال : لا أعرفه .


muhamad bin ahmad bin nadhor bin binti muawiyah bin amr dan beliau berkata: abu abdillah bin aroby adalah tetangga kami dan malam beliau adalah sebaik-baik malam,dan telah menuturkan kepadaku bahwa ibnu abi dawud bertanya padanya: apakah engkau tau dalam ligot tentang makna istawa dgn istaula?? maka beliau menjawab:saya tidak mengenalnya.

,dalam sanadnya ada ahmad bin alqurosyi yaitu ahmad bin muhammad bin musa bin qosim bin as shalt,kita lihat biografinya dalam kitab tarikh al bagdadi 5/94,dan dalam lisan al mizan 1/278:

وهو ضعيف ، وكان مغفلاً يلقنه أهل الحديث المجرمون الوضاعون بأشياء فيحدّث بها"

: ia adalah dhoif,dan ia pelupa dan telah nembacakan padanya ahli hadis pemalsu lalu ia meriwayatkannya",.. 


dan ucapan ad dZahabi dalam almizan: (( ضعَّفه البرقاني وقوّاه غيره )) : telah mendhoiFkan al barqani dan yang lain menghukumi quat " ini cuma sangkaan Beliau saja dan tidak soheh, adapun pendhoifan al barqani itu benar, adapun penghukuman kuat dari yang lainnya itu tdk benar, karena beliau hanya berpegang pada ucapan hamzah bin daqoq;( كان شيخاً صالحاً ديناً: dia adalah syaikh yang shaleh agamanya",ucapan ini tidak bisa di jadikan pegangan apalagi yang mengatakan itu hanya menjelaskan bahwa ahmad bin al qurosyi adalah sebagian orang shaleh, tetapi tidak menyebutkan tsiqoh karena ia meriwayatkan ssuatu yang di bacakan padanya oleh sebagian ahli hadis dan ia tdk tau mana yang batil dan yang tidak, karena ia pElupa sebagaimana di sebutkan sebelumnya............!! maka bagaimana bisa... setelah HAL ini di katakan bahwa :"yang lainnya menghukumi quat",dan telah mengambil ucapan ini al bani sang mutanaqidl dgn kelemahan dan tanpa merenungkannya, maka di sini perlunya kejernihan........!! pent.

alhasil al qurosyi ini dhoif,maka tdk sah sanad riwayat ini.....!!  


kemudian setela jelas dhoif hujah mereka bahwa istawa tdk bermakna istaula,lalu mereka membuat qaidah lain yakni bahwa istaula bermakna mugolabah; saling mengalahkan" dan itu tdk boleh di sandarkan kepada Allah,dan mereka berhujkah atas hal itu dgn riwayat ibnu arabi sebagaiman dalam kitab al uluw 464: 





وأنا الأزهري ، أنا محمد بن العباس ، أنا نفطويه ، نا داود ابن علي قال : كنا عند ابن الأعرابي فأتاه رجل فقال : يا أبا عبدالله : ما معنى قوله تعالى
{ الرحمن على العرش استوى } قال : هو على عرشه كما أخبر . فقال الرجل : ليس كذاك ، إنما معناه : استولى ، فقال : اسكت ما يدريك ما هذا ، العرب لا تقول للرجل استولى على الشيء حتى يكون له فيه مضاد(1) ، فأيهما غلب قيل استولى والله تعالى لا مضاد له ، وهو على عرشه كما أخبر . ثمَّ قال : والاستيلاء بعد المغالبة قال النابغة :
ألا لمثلك أو من أنت سابقــه سبق الجواد إذا استولى على الأمــد(2)

:saya al azhari,saya muhammad bin al abbas,saya nafthowaih, saya dawud bin ali,beliau berkata:kami bersama ibnu Araby,kemudian datang lah seorang lelaki, dan lalu berkata; wahai aba abdillah apakah makna Ar rohman alal arsyi istawa??beliau menjawab: Dia di atas arasnya sebagaiman a di khabarkan,lalu lelaki itu berkata: bukan itu,sungguh maknanya adalah istaula:menguasai,maka beliau menjawab: diamlah...!! engkau tdk tau tntg ini,orang arab tidak berkata kepada seseorang: istaula ala syae: menguasai atas sesuatu, sehingga ada lawan dulu baginya, Dia di atas arasNya sbgmn di khabarkan, kemudian berkata: adapun istiila; menguasai itu terjadi setelah mengalahkan, berkata nabigoh dalam syairnya: ألا لمثلك أو من أنت سابقــه سبق الجواد إذا استولى على الأمــد ) dan ibnu arabi wafat tahun 231 H.

aku berkata: dalam riwayat ini,seandainya soheh,maka ini sebesar2nya hujah utk membatalkan riwayat sebelumnya dari ibnu arabi tentang larangan memaknai istawa dgn istaula,karena dalam riwayat itu pengakuan akan bolehnya iseawa di maknai istaula dgn qoyid muugolabah...! tetapi sayang sanad ini pun tdk soheh dari ibnu arabi,.......!!

sanad ini tidak soheh karena muhammad Ibnu al abbas yaitu Ibnu alfurot abul hasan muhammad bin al abbas bin muhammad bin alfurot al bagdady wafat: 384 H dan nafthowaih wafat 323 maka jarak antara wafat keduanya adalah 61 tahun, maka ini menghalangi adanya riwayat dan bertemu antara keduanya. Dan riwayat di atas di katakan oleh Al hafid Ibnu hajar dalam fath al bari 13/406,ibnu mandhur dalam lisan al arab 14/414, di riwayatkan al lalakai 3/399/666 dari jalan muhamad bin jafar an nahwi menerima ijazah dari nafthowaih,an nahwi ini adalah ibnu an nijar al muqri, tidak ada yang mensohehkan dalam riwayat juga dalam biografinya dalam as siyar an nubala 17/100, dan sebagaimana di qisahkan oleh al baihaqi dalam Al asma was sifat 415 itu riwayat mudtharib matan, dan telah berkata tentang nafthawaih seperti dalam lisan al mizan 1/108: (( قال الدارقطني ليس بقوي ، ومرة لا بأس به )) Berkata Ad darqutni: ia tidak kuat, dan sesekali berkata: tidak apa-apa".

kemudian di sini ada poin  dalam hal mebatalkan riwayat  bahwa istaula akan memestikan makna mugolabah: saling mengalahkan, maka pertanyaan buat mereka : kenapa   tidak boleh adanya makna mugolabah  bagi Allah..??  dan kalian memahami makna mugolabah  dgn gambaran yang batil  dgn menjadikan lawan bagi Allah,padahal Allah menyatakan lafad tsbt utk dirinya  dgn sangat jelas,dgn firmannya:  والله غالب على أمره    :  allah mengalahkan atas urusannya [QS YUSUF 21],  At thobari berkata dalam tafsirnya:

[ والله مستولٍ علـى أمر يوسف يَسُوسُه ويدبره ويحوطه
dan Allah yang menguasai  atas urusan yusuf,juga mengatur dan meliputinya.

dan Allah juga berfirman:  { كتب الله لأغلبن أنا ورسلي  ) :  Allah telah menuliskan" sungguh akan mengalahkannya 'Aku dan Rasulku' [QS al mujadalah 21]

Dalam  ayat-ayat itu sangat jelas menyebutkan mugolabahnya Allah terhadap mahlukNya yang kafir dan jauh dari jalan petunjuk. 

maka dgn semua hujjah-hujah ini,batal-lah perkataan orang yang berkata bahwa istawa tidak bisa bermakna  istaula dgn alasan bahwa istaula  bermakna mugolabah,atau bahwa mugolabah tdk boleh bagi Allah' maka runtuh lah  tahapan-tahapan  hujjah  kaum mujasimah dalam  masalah tafsir  istawa yang soheh  yang di sertai mensucikan Allah secara mutlak. 


catatan kaki dan ta"liq pinggir kitab syaekh Nadzir: 

(1) قال السيد مرتضى الزبيدي في اتحاف السادة المتقين (2/106) : [ ( كما قال الشاعر ) وهو البعيث كما قاله ابن عباد أو الأخطل كما قاله الجوهري في بشر بن مروان ( قد استوى بشر على العراق ... ) كذا نسبه الصاحب إسماعيل بن عباد في كتابه (( نهج السبيل )) ].
قلت : نسب هذا الشعر للبعيث المرزوقي (ت 421هـ) في كتابه (( الأزمنة والأمكنة )) ، ونسبه للأخطل ابن كثير في (( البداية والنهاية )) (9/7) .
ومن المضحكات أن يقول صاحب (( أثر القواعد اللغوية )) (ص 63) عن هذا الشاهد: [ وقيل للأخطل النصراني، ولم أجده في ديوانه ! ] ، فظن المسكين أن عدم وجوده في الديوان يقتضي العجب والاستغراب !! وحق لمثله أن يستغرب ! فلم يدر بعد المسكين أن دواوين الشعر قد يجمعها الرواة أو قد تستخلص من كتب اللغة وشواهد النحو والبلاغة فتكون الدوايين أحياناً كثيرة غير مستوعبة بالكامل لكل ما تفوه به الشاعر . 

(2) غفل ابن تيمية وتغافل أن إمام المفسرين ابن جرير الطبري قد فسر الاستواء بالاستيلاء حين قال في تفسيره (1/222) : [ قال أبوجعفر : الاستواء في كلام العرب منصرف على وجوه ... ومنها : الاحتياز والاستيلاء كقولهم : استوى فلان على المملكة بمعنى احتوى عليها وحازها ]

(3) من أمثال سليمان العلوان الذي يقول في كتابه المتهافت (( الكشاف )) (ص 17) وهو يزعم أنه يرد على فضيلة شيخنا سماحة السيد حسن السقاف حفظه الله تعالى ما نصه : [ ومع ذلك ينتصر لإثبات شعر ينسب للأخطل النصراني ليثبت به حكماً عقائدياً ] !!!

(4) كما في (( شذرات الذهب )) (1/575) ، و (( سير أعلام النبلاء )) (7/430) ، وقد ذكر البعض خلافاً يسيراً في سنة الوفاة فعدها مثلاً الزبيدي في (( تاج العروس )) (1/10) أنها كانت سنة 175 هـ .

(5) كما في ترجمة ابن هبيرة في (( سير أعلام النبلاء )) (20/426) ، وكذلك في (( المقصد الأرشد في ذكر أصحاب الإمام احمد )) (3/106)  

(6) تجنّى صاحبُ (( أثر القواعد اللغوية )) (ص 62) على الشيخ محمد محيي الدين عبد الحميد وادعى أنه يؤيده في عدم الاحتجاج بالشعر المجهول قائله !! وهذا باطل لا يصح ، إذ أن الشيخ محمداً في تعليقه على (( الإنصاف في مسائل الخلاف )) (2/583) تعقب ما زعمه الأنباري من عدم الاحتجاج بشاهد لا يعرف قائله فرد عليه قائلاً : [ لا نرى لك أن تقر هذا – لا في هذا الموضع ولا في غيره ، ولا على لسان الكوفيين ولا البصريين – فكم من الشواهد التي يستدل بها هؤلاء وهؤلاء وهي غير منسوبة ولا لها سوابق أو لواحق ، وفي كتاب سيبويه وحده خمسون بيتاً لم يعثر لها العلماء بعد الجهد والعناء الشديدين على نسبة لقائل معين ] ، فتأمل هذا الكلام ! لتتيقن أنه الصواب الذي لا محيد عنه.

(7) هو أبو عمر صالح بن إسحاق الجرمي البصري ، ترجمه الذهبي في (( السير )) (10/563) وقال عنه : [ النحوي صاحب التصانيف ... قال المبرد : كان الجرمي أثبت القوم في كتاب سيبويه وعليه قرأت الجماعة وكان عالماً باللغة حافظاً لها ، وكان جليلاً في الحديث والأخبار وكان أغوص على الاستخراج من المازني وإليهما انتهى علم النحو في زمانهما ... وله كتاب (( الأبنية )) وكتاب (( العروض )) وكتاب (( غريب سيبويه )) وغير ذلك ، توفي سنة خمس وعشرين ومئتين رحمه الله ] .
(8) انظر (( كتاب سيبويه )) (1/9) . 

DiNuqilkan Oleh : Bagus Rangin ~ Kertajati-Majalengka

pucukpucuk Agan sedang membaca artikel tentang: Di antara Makna lafad ISTAWA adalah ISTAULA; Menguasai. Bag: 2. Silakan agan copy dan paste atau sebarluaskan artikel ini jika dinilai bermanfaat,Ane juga menyediakan buku terjemahan kitab yang membantah wahabi: 1. buku "bid'ah mahmudah dan bid'ah idhafiyah antara pendapat yang membolehkan dan yang melarang" terjemah dari kitab: albid'atul mahmudah wal bid'atul idhafiyah bainal mujiziina wal maniin" karya Syaikh abdul fattah Qudais Al Yafi"i, 2.Terjemah kitab ‘At Tabaruk Bi As Sholihin Baina Al Muzijiin wa Al Maani’in: Mencari Keberkahan Kaum Sholihin Antara Pendapat yang Membolehkan dan yang Melarang, hub admin: hp/WA 0857-5966-1085.syukron :

*** Dapatkan buku terjemah disini ***

Share this article :

+ komentar + 3 komentar

15 Februari 2012 pukul 16.27

Subhaanallah, mantab ya'i.. lanjutkan ^^

15 Februari 2012 pukul 18.10

sukron jg yai atas desainnya..........lanjutkan...:D

19 Oktober 2012 pukul 20.46

trima kasih ilmunya,izin copas admin,,,

Posting Komentar

Jangan lupa Tulis Saran atau Komentar Anda

 
Design Template by panjz-online | Support by creating website | Powered by Blogger