SYAIKH aHMAD aL TAYYIB [MESIR] |
Pertanyaan: Para Salafi berpendapat bahwa dengan memberikan interpretasi figuratif (TAKWIL) TERHADAP SIFAT Allah, SAMA DENGAN melakukan ta'teel !?!
Jawaban: Ta'teel adalah MEN0LAK suatu SIFAT yang LAYAK menjadi SIFAT ALLAH. Perhatikan bahwa SIFAT disebutKAN oleh sebuah kata ATAU KALIMAT, seperti SIFAT "ilmU" ARTINYA "pengetahuan." Kadang-kadang sebuah kata memiliki lebih dari satu arti (TEKS MUTASYABIHAT). Jika KATA ATAU KALIMAT DALAM TEKS MUTASABIHAT INI mengacu pada SIFAT ALLAH, maka pertanyaan berikutnya adalah apa arti yang sesuai ?? Jika seseorang memilih makna/arti fisik, seperti anggota badan, maka ini berkomitmen tasybih: MENYERUPAKAN ALLAH DENGAN MAHLUK. Jika ia memilih arti yang layak BAGI Allah, maka dia percaya BAHWA Allah TIDAK MEMILIKI kemiripan DENGAN ciptaan, ia memahami firman Allah YANG JELAS (TEKS MUHKAMAT) YANG menegaskan tidak ada yang menyerupai Allah. MAKA bagaimanapun, KITA MESTI MEMILIH MAKNA YANG SELARAS dengan teks lain YANG benar-benar jelas atau DENGAN MEMILIH konsensus ilmiah (IJMA), dan JIKA SESEORANG mengabaikan TEKS YANG JELAS (MUHKAMAT) ATAU MENENTANG IJMA, maka ini adalah bentuk PENAFIAN TERHADAP SIFAT ALLAH atau ta'teel.
Sebagai contoh, Mu `tazilah mengabaikan konsensus ilmiah bahwasanya ALLAH DAPAT dilihat oleh kaum Muslim di akhirat TANPA ALLAH berada di suatu tempat jauh ATAU DEKAT, TIDAK memiliki bentuk, atau berada di arah. ''YAITU melihat yang berbeda dari PENGLIHATAN yang KITA gunakan untuk MELIHAT dalam KEhidupAN ini, karena Allah tidak menyerupai ciptaan-Nya''. Mereka (MU'TAZILAH) menolak konsep melihat tanpa ADANYA SESUATU ITU terlihat DI SUATU TEMPAT, dan MEREKA mengatakan bahwa MAKSUD melihat di sini ADALAH "mengharapkan," atau "mengetahui," atau MAKNA sejenisnya. Ini adalah ta'wil yang mencapai tingkat ta'teel, karena bahwasanya MEREKA memberikan arti lain daripada melihat YANG MERUPAKAN SESUATU SIFAT DALAM TEKS YANG JELAS (MUHKAMAT). Para ulama Sunni mengatakan kepada mereka (MU'TAZILAH) "Mengapa KALIAN HANYA mengatakan bahwa Allah TIDAK terlihat tanpa ALLAH MENEMPAT di suatu tempat, TIDAK BERubah atau memiliki batas?! sebagaimana kita katakan bahwa Allah tahu dan menghendaki APA PUN tanpa BERADA di suatu tempat, TIDAK MENGALAMI perubahan DAN TIDAK memiliki batas ??!"
KAUM mushabbihah SELARAS dengan Mu `tazilAH bahwa tidak BISA melihat tanpa berada DI SUATU TEMPAT, PERBEDAANNYA ADALAH: Mu` tazilah MENta'wil untuk melarikan diri dari tasYbih: MENYERUPAKAN DARI MAHLUK, atau UNTUK MENAFIKAN batas kepada Allah, SEDANGKAN KAUM mushabbihah mengatakan bahwa Allah terlihat dalam arah dan MENEMPAT di SUATU TEMPAT, sehingga menghubungkan batasAN KEPADA ALLAH. Yang DI lakukan Mu `tazilah bodoh dan CEROBOH, sementara itu KAUM mushabbihah ADALAH kafir polos.
NAH DARI PAPARAN DI ATAS,MAKA ISTILAH TA'TIL TDK BISA DI HUBUNGKAN DENGAN KONSEP TAKWIL DALAM MASALAH TEKS MUTASYABIHAT, MEMANG HAL INI[takwil] adalah BID'AH ARTINYA TIDAK DILAKUKAN SALAF, TETAPI ITU DILAKUKAN UNTUK MENCEGAH BIDAH YANG LEBIH BESAR YAITU MUNCULNYA BIDAH AQIDAH MUJASIMAH / MUSYABIHAH, INILAH ALASAN MENGAPA MAYORITAS ULAMA KHOLAF MENTAKWIL TEKS MUTASYABIHAT..!
NAH KEMUDIAN ISTILAH TA'TIL DIMUNCULKAN TERHADAP CARA ULAMA KHOLAF YANG MENTAKWIL MUTASABIHAT, ATAU MENUDUH MEREKA SEBAGAI JAHMIYAH, INI PERTAMA KALI DI LEMPARKAN OLEH IBN TAI-MIYAH YANG SAMPAI SEKARANG DI IKUTI OLEH MUQOLIDNYA..!!!
Wahhabi BERKATA: As'ariYAH dan MaturidiYAH bertentangan sendiri. Mereka menegaskan UNTUK Allah SIFAT Hidup,Power, kehendak, Pengetahuan, KALAM, mendengar dan melihat, TETAPI membuat Ta'wil dari istiwa, Nuzul, Maji', Ityan, Wajh, Yad, Saq, Qadam, Janb, 'Ain, dan relokasi dalam (berbagai) tingkat. Aturan dasar berkaitan dengan SIFAT ALLAH adalah satu, jika MEREKA menegaskan tujuh SIFAT, LALU APA yang mencegah MEREKA dari menegaskan sisanya? Apa bedanya? Ini tidak kurang HANYALAH SEBUAH kontradiksi.
JAWABAN: Tidak ada kontradiksi. As'ariYAH tidak menyangkal setiap SIFAT yang TELAH Allah tegaskan dalam ALQuran, atau yang ditetapkan oleh hadits tanpa MENGURANGI. Apa yang DI lakukan ASY-ARIYAH adalah percaya bahwa tidak ada SIFAT Allah YANG seperti ciptaan / MAHLUK, OLEH SEBAB ITU,MAKA SIFAT "yad" bukan berarti tangan fisik, tetapi sesuatu MAKNA lain DALAM KAITAN bahasa Arab, dan bahwa "DIA tidak menyerupai apa-apa." nuzuul tidak berarti turun fisik, tetapi sesuatu MAKNA lain dalam KAITAN dengan bahasa Arab. Hal ini karena Allah tidak seperti ciptaan, dan BUKAN anggota badan, lokasi ATAU gerakan, KARENA Itu SEMUA adalah atribut makhluk. Semua SIFAT Allah dipahami dengan KONSEP ini DALAM MADHAB Asy'ari, termasuk SIFAT HIDUP, Power, kehendak, Pengetahuan, KALAM,mendengar dan melihat,sehingga tidak ada kontradiksi..!
Wahhabi BERKATA: As'ariYAH dan MaturidiYAH bertentangan sendiri. Mereka menegaskan UNTUK Allah SIFAT Hidup,Power, kehendak, Pengetahuan, KALAM, mendengar dan melihat, TETAPI membuat Ta'wil dari istiwa, Nuzul, Maji', Ityan, Wajh, Yad, Saq, Qadam, Janb, 'Ain, dan relokasi dalam (berbagai) tingkat. Aturan dasar berkaitan dengan SIFAT ALLAH adalah satu, jika MEREKA menegaskan tujuh SIFAT, LALU APA yang mencegah MEREKA dari menegaskan sisanya? Apa bedanya? Ini tidak kurang HANYALAH SEBUAH kontradiksi.
JAWABAN: Tidak ada kontradiksi. As'ariYAH tidak menyangkal setiap SIFAT yang TELAH Allah tegaskan dalam ALQuran, atau yang ditetapkan oleh hadits tanpa MENGURANGI. Apa yang DI lakukan ASY-ARIYAH adalah percaya bahwa tidak ada SIFAT Allah YANG seperti ciptaan / MAHLUK, OLEH SEBAB ITU,MAKA SIFAT "yad" bukan berarti tangan fisik, tetapi sesuatu MAKNA lain DALAM KAITAN bahasa Arab, dan bahwa "DIA tidak menyerupai apa-apa." nuzuul tidak berarti turun fisik, tetapi sesuatu MAKNA lain dalam KAITAN dengan bahasa Arab. Hal ini karena Allah tidak seperti ciptaan, dan BUKAN anggota badan, lokasi ATAU gerakan, KARENA Itu SEMUA adalah atribut makhluk. Semua SIFAT Allah dipahami dengan KONSEP ini DALAM MADHAB Asy'ari, termasuk SIFAT HIDUP, Power, kehendak, Pengetahuan, KALAM,mendengar dan melihat,sehingga tidak ada kontradiksi..!
Aturannya adalah menetapkan SIFAT YANG ditetapkan DENGAN tegas DAN JELAS (NAS-NAS MUHKAMAT), dan menafikan bahwa SEMUA SIFAT ITU memiliki kemiripan dengan ciptaan dan takwil atau tafwid makna dalam nas mutasabihat.
JUSTRU Orang-orang yang bertentangan sendiri adalah orang yang berkata, misalnya, bahwa "nuzuul" melibatkan gerakan, karena ini bertentangan,KARENA Gerakan TURUN adalah SIFAT YANG diciptakan, karena memiliki awal dan MEMILIKI kebutuhan spesifikasi, SEDANGKAN ALLAH BERFIRMAN: "Dia tidak menyerupai apa pun.".NAH GERAKAN TURUN, AWALNYA tidak ada, dan kemudian ada, sehingga MEMBUTUHKAN seorang pencipta.
Selain itu, GERAKAN memerlukan spesifikasi "dari tempat ke tempat," dan JUGA "UKURAN kecepatan." MAKA Jelas , Allah tidak dikaitkan dengan gerakan, karena SIFAT ALLAH itu tidak diciptakan, maka untuk percaya bahwa Allah bergerak ke langit dunia, ini HAKIKATNYA percaya bahwa Allah ada di dalam ciptaan, karena LANGIT PERTAMA ada di bawah ENAM langit di atasnya. Ini merupakan PENGINGKARAN TERHADAP konsensus semua umat Islam.
Akhir KATA, telah ditetapkan dalam sebuah hadits YANG diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dan dikonfirmasi oleh Al-Asqalani (Fath-al-Baari, V.13/ P.411) bahwa Nabi berkata:
"ﻣﺎ ﺍﻟﺴﻤﺎﻭﺍﺕ ﺍﻟﺴﺒﻊ ﻣﻊ ﺍﻟﻜﺮﺳﻲ ﺇﻻ
ﻛﺤﻠﻘﺔ ﻣﻠﻘﺎﺓ ﺑﺄﺭﺽ ﻓﻼﺓ ﻭﻓﻀﻞ
ﺍﻟﻌﺮﺵ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻜﺮﺳﻲ ﻛﻔﻀﻞ ﺍﻟﻔﻼﺓ
ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺤﻠﻘﺔ
ﻛﺤﻠﻘﺔ ﻣﻠﻘﺎﺓ ﺑﺄﺭﺽ ﻓﻼﺓ ﻭﻓﻀﻞ
ﺍﻟﻌﺮﺵ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻜﺮﺳﻲ ﻛﻔﻀﻞ ﺍﻟﻔﻼﺓ
ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺤﻠﻘﺔ
: Langit Tujuh dibandingkan dengan Kursiy seperti sebuah cincin dilemparkan di tanah gurun, dan ukuran ArAsY dibandingkan dengan Kursiy adalah seperti ukuran padang pasir dibandingkan dengan cincin tsbt. "
Dengan demikian, jika seseorang percaya Allah turun secara fisik, maka HAKIKATNYA ia mengatakan bahwa Allah MENGECILKAN DZATNYA,KARENA LANGIT seperti cincin di padang pasir dibandingkan dengan Kursiy. TIDAK ada keraguan bahwa semua ini adalah PENGINGKARAN !!
TANYA-JAWAB
TANYA: apakah Anda meremehkan qudra Allah ??, apakah anda berpikir mustahil bagi Allah untuk melakukan itu? ya SECARA logis mustahil, tetapi bagi Allah adalah mungkin !!
JAWAB: Ucapan Anda tidak masuk akal. Sebagai catatan, yang saya percaya adalah tidak mungkin bagi pencipta MENJADI ciptaan / MAHLUK, KAMI tidak seperti ateis! sehingga tidak mungkin DIA harus seperti ciptaan, atau diubah oleh apapun. Saya tidak MEMPERMASALAHKAN tentang kata-kata, tapi tentang makna KATA ITU, TOH SETIAP KATA ADA MAKNA dan apa pun yang berubah atau memiliki awal, butuh KEPADA YANG lain UNTUK MENGADAKANNYA, karena sebelumnya tidak ada. Ini adalah makna diciptakan, karena semua perubahan dan semua permulaan adalah dengan kehendak dan Power. Jika Anda mengatakan bahwa Allah bergerak dari satu tempat ke tempat lain, atau menyusut untuk masuk ke langit yang lebih rendah, maka Anda HAKIKATNYA mengatakan bahwa Dia adalah subjek yang akan dipindahkan dan dibentuk oleh kuasa DAN KEHENDAK sesuatuYANG LAIN yang berarti Dia tidak berbeda dari ciptaan , yaitu tunduk kepada kekuatan pencipta dan berarti SIFAT nuzuulNYA ADALAH SIFAT YANG dibuat. Apa yang Anda lakukan adalah menggambarkan ciptaan, dan kemudian menyebutnya PENCIPTA YANG DINAMAI Allah. Pada kenyataannya Anda itu ateis, karena Anda tidak percaya adanya sesuatu selain hal-hal yang memiliki awal permulaan dan bisa berubah. Memanggil SESUATU YANG DI CIPTAkan DGN NAMA "Allah" tidak mengubah arti sebenarnya dari apa yang Anda percayai.
JAWAB: Ucapan Anda tidak masuk akal. Sebagai catatan, yang saya percaya adalah tidak mungkin bagi pencipta MENJADI ciptaan / MAHLUK, KAMI tidak seperti ateis! sehingga tidak mungkin DIA harus seperti ciptaan, atau diubah oleh apapun. Saya tidak MEMPERMASALAHKAN tentang kata-kata, tapi tentang makna KATA ITU, TOH SETIAP KATA ADA MAKNA dan apa pun yang berubah atau memiliki awal, butuh KEPADA YANG lain UNTUK MENGADAKANNYA, karena sebelumnya tidak ada. Ini adalah makna diciptakan, karena semua perubahan dan semua permulaan adalah dengan kehendak dan Power. Jika Anda mengatakan bahwa Allah bergerak dari satu tempat ke tempat lain, atau menyusut untuk masuk ke langit yang lebih rendah, maka Anda HAKIKATNYA mengatakan bahwa Dia adalah subjek yang akan dipindahkan dan dibentuk oleh kuasa DAN KEHENDAK sesuatuYANG LAIN yang berarti Dia tidak berbeda dari ciptaan , yaitu tunduk kepada kekuatan pencipta dan berarti SIFAT nuzuulNYA ADALAH SIFAT YANG dibuat. Apa yang Anda lakukan adalah menggambarkan ciptaan, dan kemudian menyebutnya PENCIPTA YANG DINAMAI Allah. Pada kenyataannya Anda itu ateis, karena Anda tidak percaya adanya sesuatu selain hal-hal yang memiliki awal permulaan dan bisa berubah. Memanggil SESUATU YANG DI CIPTAkan DGN NAMA "Allah" tidak mengubah arti sebenarnya dari apa yang Anda percayai.
TANYA: bagaimana jika salafi mengatakan saya percaya Allah memiliki tangan yang merupakan SIFAT seperti melihat dan tidak memiliki dimensi, ukuran, etc etc??
JAWAB: Saya kira ada banyak kebingungan di antara mereka, terutama di kalangan yang belum tahu. Para pemimpin mereka kadang-kadang menyembunyikan keyakinan sebenarnya mereka kepada pengikutnya, karena mereka takut pengiKUTnya berkurang, misalnya SEPERTI Ibnu Taimiyah percaya bahwa dunia adalah abadi, dan bahwa neraka akan berakhir/fana. APA yang Sunni katakan adalah SIFAT Allah itu BUKAN fisik. YANG ada dalam pikiran MEREKA TENTANG SIFAT ALLAH ADALAH fisik.
TANYA: Apakah KAUM ASY'ARIYAH DALAM hal tangan Allah ITU DIARTIKAN murni metafora?? Ataukah mereka, seperti beberapa Salafi, MENGATAKAN bahwa Tangan-Nya adalah makna literal tetapi tidak serupa dengan tangan kita???
Juga, saya ingin tahu bagaimana menjelaskan kemarahan Allah. Jika Allah benar-benar menjadi marah, bukanKAH itu berarti DIA BERUBAH dari non-kemarahan KE marah, pada gilirannya, akan berimplikasi ADANya perubahan?
JAWAB;"Yad", atau apaPUN MAKNA DAN diterjemahkan sebagai "tangan," kadang ditafsirkan sebagai kekuatan.Beberapa ULAMA, seperti al-Bayhaqiyy, mengatakan bahwa kata "yad"mengacu pada SIFAT bukan jarihah/organ, tapi kita tidak tahu apa artinya, meskipun sudah pasti bukan tangan. Adapun għađab, yang Anda terjemahkan sebagai marah yang di sandarkan kepada allah, beberapa ULAMA tetap diam mengenai maknanya, tetapi meyakini bahwa MAKNANYA BUKAN berubah atau emosi. ULAMA Lainnya, seperti Al-Baaqillaaniyy, mengatakan ARTI MARAH ALLAH mengacu pada hukuman Allah untuk seseorang PENDOSA, dan BUKAN BERubah atau emosi.
TANYA: apa masalahNYA dengan orang yg menegaskan tangan Allah DENGAN tetap mempertahankan bahwa itu tidak memiliki kemiripan apapun DENGAN ciptaan-Nya?
JAWAB: SIKAP MENAFIKAN kemiripan dan menghindari MenafsirKan adalah cara sebagian besar salaf. Namun, tetapi pada zaman sekarang HAL ITU bisa menyesatkan, KARENA DI HAWATIRKAN jika Anda mengatakan "tidak seperti tangan ciptaan" ADA beberapa ORANG akan BERikir TANGAN ALLAH HANYA BEDA jenis/BENTUK DAN UKURAN SAJA DENGAN anggota MAHLUK,berbeda dgn zaman salaf dulu yg sangat memahami literatur bahasa arab faseh.. Dengan demikian MAKA lebih aman DENGAN mengatakan bahwa hal itu bisa berarti "kekuatan" ketika mengajar.
TANYA: Apakah salah bagi seorang Muslim untuk tidak menafsirkan ayat-ayat ini karena mereka jatuh ke dalam dunia Mutashabihat?
JAWAB: Seseorang harus menginterpretasikan sampai sebatas percaya bahwa mereka tidak MENGARTIKAN secara harfiah, dan bahwa SIFAT Allah itu tidak memiliki kemiripan dengan SIFAT fisik atau BERubah, atau yang SEPERTI apa yg dibayangkan.
DiNuqilkan Oleh : Bagus Rangin ~ Kertajati-Majalengka
Agan sedang membaca artikel tentang: Ta"wil dan Ta"thil. Silakan agan copy dan paste atau sebarluaskan artikel ini jika dinilai bermanfaat,Ane juga menyediakan buku terjemahan kitab yang membantah wahabi: 1. buku "bid'ah mahmudah dan bid'ah idhafiyah antara pendapat yang membolehkan dan yang melarang" terjemah dari kitab: albid'atul mahmudah wal bid'atul idhafiyah bainal mujiziina wal maniin" karya Syaikh abdul fattah Qudais Al Yafi"i, 2.Terjemah kitab ‘At Tabaruk Bi As Sholihin Baina Al Muzijiin wa Al Maani’in: Mencari Keberkahan Kaum Sholihin Antara Pendapat yang Membolehkan dan yang Melarang, hub admin: hp/WA 0857-5966-1085.syukron :
Posting Komentar
Jangan lupa Tulis Saran atau Komentar Anda