Seseorang bertanya: Anda mengatakan bahwa Allah bisa menghendaki seseorang melakukan keburukan dan karena hal itu ia di masukan ke neraka ,Nah Apakah itu bukan sesuatu yang menunjukan bahwa Allah kejam??
Respon Sunni: Itu bukanlah suatu ketidak adilan atau kekejaman Allah, karena apapun yang Allah lakukan pada ciptaan-Nya/mahlukNya ITU di lakukan dengan hak penuh. Kata "kekejaman" itu menyiratkan ketidakadilan. Allah telah menciptakan sebagian manusia tidak taat, dan sebagian taat, maka Dia menghukum sebagian yang tidak taat. Ketika Anda mengatakan bahwa itu adalah kekejaman, maka Anda telah menjadikan diri Anda sebagai hakim atas tindakan Allah,dengan hanya didasarkan pada pikiran dan akal Anda. Ini adalah masalah dalam faham Mu `tazilah, mereka memberikan peran akal dan pikiran lebih besar daripada wahyu dalam beragama. Hal ini seperti ketika Ibliis mempertanyakan kepada Allah ketika Allah memberi kemulian dan peringkat yang lebih tinggi kepada Adam dari pada dirinya. lalu menarik analogi adanya perbedaan di antara ciptaan dan ciptaan yang menimbulkan banyak pertanyaan seperti mengatakan "jika manusia melakukan itu', maka ... siapa pun tidak bisa menilai Allah dalam istilah manusia, atau istilah lain dalam hal itu, Bagaimana bisa sesuatu yang Allah lakukan tidak adil ,sedangkan ia adalah Pencipta dari semuanya dan semua ciptaan tidak memiliki hak atas-Nya? Tentunya ketidakadilan membutuhkan adanya pelanggaran hak sementara Allah Swt memiliki hak untuk melakukan apa-pun, dan ciptaan tidak berhak atas-Nya. Allah berfirman:
لا يسأل عما يفعل وهم يسألون
Artinya: "Dia tidak ditanya tentang apa yang Dia lakukan pada ciptaan, tetapi ciptaan diminta pertanggung jawaban atas apa yg di lakukannya." (Al-Anbiyaa ', 23).
Maka Jelas ketika mahluk membuat penilaian dan menghakimi tindakan Allah,itu adalah pemberontakan terhadap Allah.
Al-Bukhaariyy meriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda:
إن أحدكم يجمع في بطن أمه أربعين يوما ثم علقة مثل ذلك ثم يكون مضغة مثل ذلك ثم يبعث الله ملكا فيؤمر بأربع برزقه وأجله وشقي أو سعيد فوالله إن أحدكم أو الرجل يعمل بعمل أهل النار حتى ما يكون بينه وبينها غير باع أو ذراع فيسبق عليه الكتاب فيعمل بعمل أهل الجنة فيدخلها وإن الرجل ليعمل بعمل أهل الجنة حتى ما يكون بينه وبينها غير ذراع أو ذراعين فيسبق عليه الكتاب فيعمل بعمل أهل النار فيدخلها
""Sesungguhnya Masing-masing kalian dikumpulkan penciptaannya di perut ibunya selama 40 hari sebagai segumpal mani, kemudian menjadi segumpal darah selama itu pula, kemudian menjadi segumpal daging selama itu pula, kemudian malaikat diutus padanya dan ia tiupkan ruh, dan ia diperintahkan perihal empat, untuk menulis rezekinya, ajalnya, amalnya, dan sengsara ataukah bahagia (1). Demi Dzat yang tiada sesembahan yang hak selain Dia , sungguh salah seorang diantara kalian ada yang tercatat mengamalkan amalan penghuni surga, sehingga tidak ada jarak antara dia dan surga melainkan hanya sehasta lantas takdir mendahuluinya sehingga ia mengamalkan amalan penghuni neraka, dan ia pun memasukinya. Dan sungguh diantara kalian ada yang melakukan amalan penghuni neraka hingga tak ada jarak antara dirinya dan neraka melainkan hanya sehasta, lantas takdir mendahuluinya dan ia pun mengamalkan amalan penghuni surga sehingga ia memasukinya." (Bukhari 3208 dan Muslim 2643)
Inilah sebabnya mengapa kita harus selalu meminta hidayah dan taufiq kepada Allah dan di wafatkan dalam keadaan islam.
Catatan tentang hadits:
1. Beberapa riwayat mengatakan tentang empat hal itu, bahwa yang ke empatnya adalah tentang jenis kelaminnya apakah laki atau perempuan, hal ini diketahui dari riwayat lain dari hadits yang hampir sama, riwayat Lainnya mengatakan bahwa hal keempat adalah tindakannya, dipahami dari konteksnya. (Umdat al-qaari).
DiNuqilkan Oleh : Bagus Rangin ~ Kertajati-Majalengka
Agan sedang membaca artikel tentang: Bagaimana bisa Allah menghendaki seseorang berbuat buruk lalu ia di masukan ke Neraka?. Silakan agan copy dan paste atau sebarluaskan artikel ini jika dinilai bermanfaat,Ane juga menyediakan buku terjemahan kitab yang membantah wahabi: 1. buku "bid'ah mahmudah dan bid'ah idhafiyah antara pendapat yang membolehkan dan yang melarang" terjemah dari kitab: albid'atul mahmudah wal bid'atul idhafiyah bainal mujiziina wal maniin" karya Syaikh abdul fattah Qudais Al Yafi"i, 2.Terjemah kitab ‘At Tabaruk Bi As Sholihin Baina Al Muzijiin wa Al Maani’in: Mencari Keberkahan Kaum Sholihin Antara Pendapat yang Membolehkan dan yang Melarang, hub admin: hp/WA 0857-5966-1085.syukron :
Posting Komentar
Jangan lupa Tulis Saran atau Komentar Anda