News Update :
Home » » Ibnu Temiyah tidak haram isbal tanpa kesombongan

Ibnu Temiyah tidak haram isbal tanpa kesombongan

Penulis : Bagus Rangin on 15 Juli 2012 | 19.07.00






Penisbatan pendapat kepada ibnu taemiyah atas tidak haramnya isbal bagi laki laki tanpa adanya kesombongan ,ini di karenakan dua hal:
1.Sesungguhnya Ibnu taemiyah telah menyatakan atas hal itu dalam syarah al umdah 4/363: : " 

"وهذه نصوص صريحة في تحريم الإسبال على وجه المخيلة، والمطلق منها محمول على المقيد، وإنما أطلق ذلك ؛ لأن الغالب أن ذلك إنما يكون مخيلة...؛ ولأن الأحاديث أكثرها مقيدة بالخيلاء فيحمل المطلق عليه، وما سوى ذلك فهو باقٍ على الإباحة، وأحاديث النهي مبنية على الغالب والمظنة" 

Ini adalah nash-Nash yang lugas tentang pengharaman Isbal terkait dengan kesombongan. Nash yang mutlak dibawa pada yang muqoyyad. Disebutkan demikian karena pada umumnya, Isbal itu adalah karena kesombongan. (Syarhu Al-'Umdah, hlm; 364) dan karena hadis hadis seputar isbal kebanyakan di taqyid; di batasi dengan khoila;kesombongan, maka hadis yang mutlak[tanpa taqyid kesombongan] (lafadz) yang Muthlaq ini di bawa pada (lafadz) yang Muqoyyad" dan hadis yang selain itu tetap atas kebolehannya,dan hadis hadis larangan isbal itu di karenakan adanya kelumrahan [sombong] dan kemungkinan besar [adanya sombong] .

Dan beliau juga berkata sebagaimana dalam kitab majmu fatawa 22/138:

: "والفعل الواحد فى الظاهر يثاب الإنسان على فعله مع النية الصالحة ويعاقب على فعله مع النية الفاسدة...وكذلك اللباس: فمن ترك جميل الثياب بخلا بالمال لم يكن له أجر، ومن تركه متعبدا بتحريم المباحات كان آثما، ومن لبس جميل الثياب إظهارا لنعمة الله واستعانة على طاعة الله كان مأجورا، ومن لبسه فخرا وخيلاء كان آثما، فإن الله لا يحب كل مختال فخور؛ ولهذا حرم إطالة الثوب بهذه النية كما فى الصحيحين عن النبى صلى الله عليه وسلم قال: (من جر إزاره خيلاء لم ينظر الله يوم القيامة إليه) فقال أبوبكر: يا رسول الله إن طرف إزارى يسترخى إلا أن أتعاهد ذلك منه فقال: (يا أبا بكر إنك لست ممن يفعله خيلاء)، وفى الصحيحين عن النبى أنه قال: (بينما رجل يجر إزاره خيلاء إذ خسف الله به الأرض فهو يتجلجل فيها إلى يوم القيامة) . فهذه المسائل ونحوها تتنوع بتنوع علمهم واعتقادهم" .


Dan adapun suatu perbuatan secara dhohirnya, maka di beri pahala melakukannya ketika di sertai niat yang baik dan di beri siksa dengan melakukannya ketika di barengi niat yg jelek,begitu juga berpakaian,“Siapa saja yang memakai pakaian yang indah dalam rangka menampakkan nikmat Allah yang dia dapatkan dan dalam rangka memanfaatkan pakaian untuk taat kepada Allah maka orang semisal ini mendapat pahala. Sedangkan orang yang memakai pakaian dalam rangka membanggakan dan menyombongkan diri maka dia berdosa. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri. Oleh karena itu Allah mengharamkan perbuatan memanjangkan ujung kain dengan niat semisal ini. Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Nabi bersabda, “Barang siapa yang menyeret ujung kainnya karena sombong maka Allah tidak akan memandangnya pada hari Kiamat nanti”Abu Bakar berkata, “Wahai Rasulullah, salah satu sisi sarungku itu melorot jika tidak aku ikat dengan baik”. Nabi bersabda, “Wahai Abu Bakar, engkau bukan termasuk orang yang melakukannya karena kesombongan”. Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim Nabi bersabda, “Ada seorang lelaki yang kainnya terseret di tanah karena kesombongan, Allah menenggelamkannya ke dalam bumi. Dia kejel-kejel (meronta karena tersiksa) di dalam bumi hingga hari Kiamat terjadi”.

Maka masalah ini dan selainnya itu berbeda beda dalam segi hukumnya dengan perbedaan pengetahuan dan itiqad atau niat individunya.

2. Sesungguhnya Syaekh samsuddin ibnu muflih telah menisbatkan bolehnya isbal tanpa kesombongan kepada ibnu taemiyah,sebagaimana perkataan beliau dalam kitab adab as sariyah 3/493:


 : " واختار الشيخ تقي الدين رحمه الله - أي : ابن تيمية - عدم تحريمه ، ولم يَتَعَرَّض لكراهة ولا عدمها "


Telah memilih Syaikh Taqyuddin Ibnu taemiyah yakni iBnu taemiyah akan tidak haramnya isbal,dan beliau tidak menyinggung akan makruh atau tidaknya.
Dan telah menghikayatkan syaikh as safaroini dalam kitab gidzaul albab 2/215:

عن "الآداب" لابن مفلح ولم يَعْترض عليه، بل أقرَّه.


Dari kitab al adab karya ibnu muflih,perkataan "beliau tidak menyinggungnya,malah beliau [ibnu taemiyah] menetapkannya [kebolehan isbal]
Dan ketinggian Ibnu muflih dalam mengetahui pendapat pilihan Gurunya yaitu Syaikh taqyuddin ibnu taemiyah,itu sangat masyhur,oleh sebab itu berkata Syikh burhanuddin putra ibnu muflih dalam maqshod al arsyad 2/519 

" قال ابن القيم لقاضي القضاة موفَّق الدين الحجَّاوي سنة إحدى وثلاثين : ما تحت قُبَّة الفلك أعلم بمذهب الإمام أحمد من ابن مفلح . وحضر عند الشيخ تَقِيّ - أي : ابن تيمية - ونَقَل عنه كثيراً ، وكان يقول له : ما أنت ابن مفلح أنت مفلحٌ . وكان أخبر الناس بمسائله واختيارته حتى إن ابن القيم كان يُراجعه في ذلك" ـ .

bahwa Ibnul Qayyim berkata kepada hakimnya para hakim yaitu Muwaffaquddin al Hajawi, “Tidak ada di bawah kolong langit ini yang lebih menguasai tentang pendapat-pendapat Imam Ahmad dibandingkan Ibnu Muflih. Ibnu Muflih sering mengikuti kajian yang disampaikan oleh Ibnu Taimiyyah dan sering kali mengutip pendapat Ibnu Taimiyyah. Ibnu Taimiyyah pernah berkata kepada Ibnu Muflih, “Engkau bukan Ibnu Muflih (anak orang yang beruntung) namun engkau adalah Muflih (orang yang beruntung)”. Beliau adalah orang yang paling mengusai pendapat-pendapat Ibnu Taimiyyah sampai-sampai Ibnul Qayyim sering berkonsultasi kepada Ibnu Muflih tentang pendapat Ibnu Taimiyyah”.

Kemudian kitab kitab pembesar madhab imam ahmad yang biasanya di sebut dan menjadi pelihan Taqyuddin ibnu taemiyah yaitu kitab al furu dan al inshof,tidak pernah di sebutkan bahwa beliau menyelisihinya dalam satu masalah pun...

.. والله الموفق لا رب سواه

DiNuqilkan Oleh : Bagus Rangin ~ Kertajati-Majalengka

pucukpucuk Agan sedang membaca artikel tentang: Ibnu Temiyah tidak haram isbal tanpa kesombongan. Silakan agan copy dan paste atau sebarluaskan artikel ini jika dinilai bermanfaat,Ane juga menyediakan buku terjemahan kitab yang membantah wahabi: 1. buku "bid'ah mahmudah dan bid'ah idhafiyah antara pendapat yang membolehkan dan yang melarang" terjemah dari kitab: albid'atul mahmudah wal bid'atul idhafiyah bainal mujiziina wal maniin" karya Syaikh abdul fattah Qudais Al Yafi"i, 2.Terjemah kitab ‘At Tabaruk Bi As Sholihin Baina Al Muzijiin wa Al Maani’in: Mencari Keberkahan Kaum Sholihin Antara Pendapat yang Membolehkan dan yang Melarang, hub admin: hp/WA 0857-5966-1085.syukron :

*** Dapatkan buku terjemah disini ***

Share this article :

Posting Komentar

Jangan lupa Tulis Saran atau Komentar Anda

 
Design Template by panjz-online | Support by creating website | Powered by Blogger