News Update :
Home » » Salaf dan ilmu kalam

Salaf dan ilmu kalam

Penulis : Bagus Rangin on 14 April 2012 | 07.16.00




Golongan yang menolak ilmu kalam Ahlus-Sunnah al-Asha^irah dan al-Maturidiyyah turut menyangka bahwa para ulama al-Salafus-Salih mencela ilmu kalam dengan sangkaan mereka bahwa celaan itu tertuju pada ilmu kalam Ahlus-Sunnah wal-Jama^ah al-Asha^irah dan al-Maturidiyyah. Sebenarnya ilmu kalam yang terpuji telah didalami oleh sebagian ulama al-Salafus-Salih sebagaimana yang dinyatakan oleh al-Ustadh al-Imam Abu Mansur ^Abdul-Qahir ibn Tahir al-Tamimi al-Baghdadi dalam kitabnya al-Farq baynal-Firaq[1]: “Mutakallim (ahli kalam) Ahlis-Sunnah yang pertama daripada kalangan sahabat ialah ^Ali ibn Abi Talib radiyaLlahu ^anhu wa-karramaLlahu wajhah yang pernah berdebat dengan golongan Khawarij dalam masalah al-wa^d (balasan baik) dan al-wa^id (balasan buruk). Beliau juga pernah berdebat dengan golongan al-Qadariyyah dalam masalah al-mashi’ah (kehendak Allah), al-istata^ah dan al-qadar. Kemudian selepas beliau adalah Abdullah ibn ^Umar radiyaLlahu ^anhuma yang pernah berlepas diri daripada Ma^bad al-Juhni yang menafikan al-qadar”. Intaha.

Usaha para sahabat ini diteruskan oleh para tabi^in yang sebagian mereka telah mengarang risalah dan kitab-kitab dalam ilmu kalam bagi melawan dan menyanggah golongan Ahlul-Ahwa’. Al-Imam ^Abdul-Qahir al-Baghdadi berkata dalam kitabnya al-Farq baynal-Firaq[2]: “Dan ahli kalam Ahlis-Sunnah yang pertama daripada kalangan tabi^in ialah ^Umar ibn ^Abdil-^Aziz dan beliau menulis satu risalah yang hebat utk menyanggah golongan al-Qadariyyah. Kemudian, diikuti oleh Zayd ibn ^Ali Zaynul-^Abidin dan beliau mengarang sebuah kitab utk menyanggah golongan al-Qadariyyah. Seterusnya, al-Hasan al-Basri dengan risalah beliau kepada ^Umar ibn ^Abdil-^Aziz utk mencela golongan al-Qadariyyah adalah suatu hal yang diketahui. Seterusnya, diikuti oleh al-Sha^bi dan beliau merupakan orang yang paling keras terhadap golongan al-Qadariyyah. Kemudian, diikuti oleh al-Zuhri dan beliau telah mengeluarkan fatwa kepada ^Abdul-Malik ibn Marwan bahawa (halal) darah golongan al-Qadariyyah”. Intaha.

Selanjutnya, al-Imam ^Abdul-Qahir al-Baghdadi berkata lagi[3]: “Ahli kalam yang pertama daripada kalangan para fuqaha’ dan para imam mazhab (fiqh) ialah Abu Hanifah dan al-Shafi^i. Dan Abu Hanifah mempunyai sebuah kitab yang menyanggah golongan al-Qadariyyah yang beliau menamakannya dgn al-Fiqhul-Akbar…”. Intaha.

Al-Imam al-Shafi^i turut menulis kitab dalam ilmu kalam sebagaimana yang dinyatakan oleh al-Imam ^Abdul-Qahir al-Baghdadi: “…dan al-Shafi^i mempunyai dua kitab dalam perbahasan kalam. Salah satunya untuk mengabsahkan kenabian dan menyanggah golongan al-Barahimah, dan yang keduanya utk menyanggah Ahlul-Ahwa’”. Intaha.

Jika masih ada orang berkata kepada anda: “Kenapa anda membicarakan tauhid dengan ilmu kalam sedangkan para sahabat nabi tidak membicarakannya?”, maka jawablah: “Para sahabat diumpamakan seperti orang yang tidak dalam situasi berhadapan dengan musuh yang mau memerangi mereka, maka mereka tidak perlu mengeluarkan dan menghunuskan senjata, manakala ulama salaf kami yang membicarakan tauhid dengan ilmu kalam , diumpamakan seperti orang yang berhadapan dengan musuh yang mau memerangi kami dgn retorika aqalnya, maka kami perlu mengeluar dan menghunuskan senjata tersebut”.

Pembahasan di atas membuktikan kepada kita bahwa para ulama al-Salafus-Salih turut memberi sumbangan yang besar dalam ilmu kalam, bahkan pelopor dalam ilmu ini. Jikalau ilmu kalam ini suatu bidaah yang keji, nescaya merekalah orang yang pertama menjauhinya. Apatah lagi tokoh-tokoh yang dinyatakan di atas tadi adalah peribadi-peribadi yang dikenali dengan ketinggian ilmu dan kemuliaan sahsiahnya.


Hukum Mempelajari Ilmu Kalam

Ilmu kalam dipuji dan dipandang mulia dan tinggi oleh para ulama terutama setelah aqidah-aqidah ahli bidaah aqal mulai tersebar dan menyusup masuk dalam masyarakat Islam. Al-Imam al-Hafiz al-Nawawi yang merupakan salah seorang ulama besar dalam mazhab al-Shafi^i telah menghukumi ilmu kalam sebagai perkara bidaah hasanah yang wajib sebagaimana pernyataan beliau dalam kitabnya Sharh Sahih Muslim[4]:“Para ulama telah berkata: “Bidaah itu lima bagian iaitu wajib, mandud (sunat), haram, makruh dan mubah (boleh). di Antara (bidaah) yang wajib ialah perbuatan menyusun dalil-dalil oleh ahli kalam utk menyanggah golongan mulhid, golongan bidaah dan seumpamanya”. Intaha.

Al-Shaykh Shamsud-Din al-Ramli al-Shafi^i berkata dalam kitabnya Ghayatul-Bayan[5]: “Menceburi ilmu kalam sehingga mampu menegakkan dalil-dalil dan menghilangkan kekeliruan-kekeliruan adalah suatu fardu kifayah ke atas setiap mukallaf yang mampu melakukannya…”. Intaha.

Al-Shaykh Ibn Hajar al-Haytami berkata dalam kitabnya al-Fatawa al-Hadithiyyah [Dar al-Ma^rifah, Beirut, hlm. 27]: “Yang dijelaskan oleh para imam kita bahwa ia (ilmu kalam) wajib atas mukallaf sebagai wujub ayni (fardu ain) untuk mengetahui iktikad yang sahih (yang berlainan) dengan iktikad yang salah. Tidak disyaratkan mengetahuinya (ilmu kalam) dengan formula-formula ilmu kalam karana perkara yang biasanya berada di atas iktikad yang putus meskipun dengan taklid menurut pendapat yang lebih sahih. Adapun perbuatan mengajar hujah-hujah ilmu kalam dan menegakkan hujah-hujah tersebut utk menyanggah golongan yang menyimpang maka ia suatu fardu kifayah…”. Intaha.


Tatimmah

Kepada siapa pun (seperti al-Wahhabiyyah) yang menuduh bahwa mempelajari ilmu kalam sebagai suatu perkara bidaah, maka anda sewajarnya mengkaji terlebih dahulu ilmu kalam Ahlis-Sunnah wal-Jama^ah al-Asha^irah dan al-Maturidiyyah sebelum menyalahkan, mempertikaikan dan menolaknya tanpa dalil dan bukti yang kukuh. Seandainya mereka “pening kepalanya”, “bingung”[6] atau gagal untuk memahami masalah-masalah yang dibicarakan dalam ilmu kalam, maka sewajarnya mereka bertanya kepada ulama yang ahli dalam ilmu ini. Sekiranya mereka tidak dapat memahaminya, maka sepatutnya mereka tidak perlu mendalaminya kerana mereka tidak termasuk di kalangan orang yang mampu mempelajari ilmu kalam secara mendalam. Tidak sewajarnya mereka menjadikan ilmu kalam ini sebagai “mangsa” untuk dihantam dan di salahkan. Bahkan, lebih baik mereka mengakui dan menginsafi kelemahan diri mereka untuk memahami dan menyelami perbahasan ilmu kalam. Kebebalan dan kebingungan mereka (seperti al-Wahhabiyyah) untuk memahami ilmu kalam bukannya suatu dalil dan alasan untuk mempertikaikan ilmu kalam, malah kebebalan mereka itulah sepatutnya menjadi alasan bagi menolak dan menyanggah tuduhan mereka atas ilmu kalam.

Ingatlah! Serangan mereka atas ilmu kalam Ahlis-Sunnah wal-Jama^ah al-Asha^irah dan al-Maturidiyyah akan membuka pintu kepada musuh-musuh Islam untuk melancarkan serangan terhadap para ulama silam yang telah memberi sumbangan yang sangat besar dalam menyebar dan mempertahankan kesucian agama Islam ini. Paling bahaya ialah serangan al-Wahhabiyyah atas ilmu kalam dikhuatirkan sebagai sebagian konspirasi Yahudi dan Kristian atas label Islam.WaLlahu a^lam.
__________________________________


[1] ^Abdul-Qahir al-Baghdadi, al-Farq baynal-Firaq, Dar al-Kutubil-^Ilmiyyah, Beirut, hlm. 286.
[2] Ibid, hlm. 283.
[3] Ibid, hlm. 284.
[4] Al-Nawawi, Sharh Sahih Muslim, Dar al-Fikr, Beirut, juz. 6, hlm. 154 – 155.
[5] Al-Ramli, Ghayatul-Bayan Sharh Zubad Ibn Ruslan, Dar al-Ma^rifah, Beirut, hlm. 20.
[6] Inilah pengakuan sebahagian penganut ajaran al-Wahhabiyyah ketika mereka menolak perbahasan tauhid dengan ilmu kalam.

DiNuqilkan Oleh : Bagus Rangin ~ Kertajati-Majalengka

pucukpucuk Agan sedang membaca artikel tentang: Salaf dan ilmu kalam. Silakan agan copy dan paste atau sebarluaskan artikel ini jika dinilai bermanfaat,Ane juga menyediakan buku terjemahan kitab yang membantah wahabi: 1. buku "bid'ah mahmudah dan bid'ah idhafiyah antara pendapat yang membolehkan dan yang melarang" terjemah dari kitab: albid'atul mahmudah wal bid'atul idhafiyah bainal mujiziina wal maniin" karya Syaikh abdul fattah Qudais Al Yafi"i, 2.Terjemah kitab ‘At Tabaruk Bi As Sholihin Baina Al Muzijiin wa Al Maani’in: Mencari Keberkahan Kaum Sholihin Antara Pendapat yang Membolehkan dan yang Melarang, hub admin: hp/WA 0857-5966-1085.syukron :

*** Dapatkan buku terjemah disini ***

Share this article :

+ komentar + 7 komentar

1 Mei 2012 pukul 04.41

Assalammu 'alaikum wr wb,
Dari ulasan di atas bisa sy menyimpulkan, bhw golongan Ahlis-Sunnah wal-Jama'ah memiliki berbagai prinsip dasar yg tdk bisa dilanggar, sehingga bisa membenarkan paham al-Asha'irah dan al-Maturidiyyah.
Padahal pemahaman pd al-Asha'irah dan al-Maturidiyyah sedikit-banyak justru berbeda. Sedangkan paham al-Qadariyyah ataupun Mu'tazilah tentunya telah dianggap melanggar prinsip2 dasar itu.
Pertanyaannya, "apa saja prinsip2 dasar dari golongan Ahlis-Sunnah wal-Jama'ah, bagi paham2 ilmu kalam?".
Serta "apakah golongan Ahlis-Sunnah wal-Jama'ah bisa membenarkan paham2 ilmu kalam lainnya (selain al-Asha'irah dan al-Maturidiyyah), yg juga telah bisa memenuhi prinsip2 dasar itu?".
Tks.

1 Mei 2012 pukul 12.24

wa alaikumsalam. asariyah dan maturidiyah cm berbeda dalam pembahasan saja tapi inti usul aqidahnya nya sama jd berbeda secara semantikal saja.berbeda dgn muktazilah yg berbeda secara usul.
prinsip ahlussunah dalam ilmu kalam adalah mendefinisikan argumentasi teologis dan dalil rasional(aqliyah)dari alquran sunnah ,ijma dan qiyas..
maka apapun prinsip argumentasi kalam yang keluat dari alquran sunnah dan ijma itu tdk bisa di terima.

9 Mei 2012 pukul 19.39

Lbh spesifiknya, bkali p' ustadz bisa menerangkan scra ringkas atas berbagai inti usul aqidah tsb, agar umat Islam pd umumnya bisa ikut mengetahuinya.
Trmsuk agar umat Islam yg memiliki suatu pemahaman, yg sdikit berbeda drpd pemahaman terkait pd aliran asariyah dan maturidiyah, juga bisa menjawab sendiri "apakah pemahamannya itu telah 'keluar jalur' ataukah belum?".

10 Mei 2012 pukul 09.32

baca di sini tentang kobsep dan landasan kalam sunni:
http://singkirkankepalsuan.blogspot.com/search/label/Landasan%20Ilmu%20kalam%20sunni

10 Mei 2012 pukul 09.44

asyariyah dan maturidiyah sana2 menentang muktazilah dan musyabihah: visualisasi allah,femahaman dasar aqidah islam adalah menafikan makna jisim bagi allah,dan menerima ijma dalam keyakinan,maka Terkait kepemimpinan para khalifah setelah Nabi saw itu sesuai urutan historis yang telah terjadi, kedua madhab ini memiliki pandangan serupa. Keduanya juga sepaham bahwa Allah bisa dilihat tanpa kaif (cara), had (batas), qiyam (berdiri) wa qu`ud (duduk) dan hal-hal sejenisnya. Berbeda dengan Hasyawiyah dan musyabihah yang berpendapat bahwa Allah seperti selain-Nya, bisa dilihat dengan kaif dan had juga menempat,dan juga berbeda dgn muktazilah yg menafikan sifat ruyah:melihat allah karena menurut mereka mustahil melihat tanpa menempat,. Dalam hal kalam Allah (Al-Quran), kedua mazhab ini juga memiliki pandangan sama, yaitu bahwa kalam-Nya memiliki dua tingkatan. Pertama adalah kalam nafsi yang bersifat qadim (dahulu), dan kedua adalah kalam lafdhi (lafal) yang bersifat hadits (baru). Ini adalah pendapat moderat dari kedua mazhab ini, yang berada di antara pendapat Mu`tazilah bahwa kalam Allah hadits secara mutlak, dan pendapat musyabihah bahwa kalam-Nya qadim secara mutlak. Ringkas kata, Asya`irah dan Maturidiyah memiliki banyak kesamaan pandangan dalam masalah akidah. Namun, di saat yang sama, ada pula beberapa perbedaan dalam prinsip-prinsip teologis dua mazhab ini, yang membedakan mereka satu sama lain tetapi itu dalam hal cabang aqidah saja seperti tentang al wadu wal waid: janji dan ancaman allah.

11 Mei 2012 pukul 18.12

Terima kasih atas jawabannya.
Agar lebih jelas dan jika p' ustadz punya waktu, sy harapkan pendapatnya atas artikel2 pd blog sy "Islam, agama universal", khususnya ttg perbandingan aliran2 ilmu kalam (pd http://islamagamauniversal.wordpress.com/referensi/bf_lamda/, http://islamagamauniversal.wordpress.com/referensi/bf_lamdb/ dan http://islamagamauniversal.wordpress.com/referensi/bf_lamdc/).
Terima kasih banyak sebelumnya.
Wassalammu 'alaikum wr wb.

12 Mei 2012 pukul 10.58

sama2...............ya insyalllah kapan2 saya silaturahm ma blog antum.......sukron juga dah mampir di sini..wa alaikumsalam wr wb

Posting Komentar

Jangan lupa Tulis Saran atau Komentar Anda

 
Design Template by panjz-online | Support by creating website | Powered by Blogger