News Update :
Home » » Jawaban simpel atas klaim taubatnya Imam Asyari

Jawaban simpel atas klaim taubatnya Imam Asyari

Penulis : Bagus Rangin on 15 April 2012 | 08.14.00



 AL  ALIM -Allamah Al-Syaikh Muhammad HASANAYN MAKHLUF AL- Adawi Al-Misri Wakil AL-Jami ^ UL-Azhar Al-Sharif. Beliau adalah ayah al-Syaikh Mufti Mesir Hasanayn.Al-Syaikh Muhammad Hasanayn menyanggah  al-Wahhabiyyah dalam tulisan beliau berjudul Risalah fi Yang Hukmit-Tawassul bil-Anbiya 'wal-Awliya' 



Pertanyaan: Setelah wahabbi terbantah klaimnya, mereka kemudian menyerang Imam Abu'l-Hasan al-Asy'ari bahwa ia sendiri membantah keyakinannya sendiri di akhir hayatnya dan msuk aqidah salaf yg sebenarnya, Apakah ada pertahanan atas imam asyari terhadap klaim mereka ini yang bisa di cerna dengan mudah?


Jawaban: Wahabis sudah terbiasa dan senang mengubah dan mengalihkan perdebatan tentang aqidah ke dalam perdebatan sejarah. Mengapa? Karena menyebarkan keraguan tentang peristiwa-peristiwa sejarah itu sangat mudah . Hal ini karena hampir tidak mungkin dalam kebanyakan kasus, bahwa fakta sejarah bisa diceritakan tanpa sebuah fragmen keraguan terhadap apa yang sebenarnya terjadi, Kecuali jika sejarah tsbt  di tunjukkan dgn berita yang terjadi di masa lalu yang sampai pada kita dgn memakai cara yang menghindarkan kemungkinan adanya kesalahan atau kebohongan. Dengan demikian, maka suatu sejarah bisa menjadi tempat bermain untuk memalingkan argument . Mereka bisa berdebat dgn membawakan sejarah dgn mengatakan ini dan ini mengatakan bahwa begitu dan begitu, atau melakukan itu.....

maka sejarah tentang Posisi imam Ashariyy bahwa dirinya bertaubat di akhir hayatnya menurut wahabi [anthropomorphist] , begitu juga dengan klaim taubatnya hampir semua ulama Ashariyyah lainnya, hal ini di mungkinkan dan didasarkan atas ketidak mengertian mereka, atau keliru memahami apa yang beliau katakan dalam sebagian kitabnya  Sebagai contoh, dalam sebagian kitabnya: imam Asyari tidak memberikan interpretasi figuratif [takwil] tertentu terhadap lafad "istawa" , sikap beliau ini lalu di fahami oleh wahabi bahwa istawa dst itu mesti dipahami secara harfiah, yaitu  femahaman berkaitan tempat dan arah juga jisim". Wahabis sering melakukan hal seperti ini  terhadap banyak ulama. padahal sebenarnya  yang di lakukan oleh PARA  ULAMA dgn hal itu di sertai dengan menolak makna yang dhahir, dan menghindari menentukan kemungkinan makna lain [takwil],  . Hal ini karena adanya potensi kebingungan bagi orang yg menemukan sikap beliau ini dan tdk tau apa yg di maksud atau di niatkan oleh ulama asariyah dalam keadaan seperti itu, shgg selanjutnya banyak  ulama memutuskan untuk menentukan interpretasi   terhadap lafad seperti istawa ˆala-l-ˆArsħ, tidak seperti kebanyakan Salaf.
Alasan lainnya, adalah bahwa kitab2  al-Ashˆariyy tidak  terjaga dgn cara yang kuat dan dapat diandalkan, Ada beberapa manuskrip yang ditemukan dgn tanpa rantai narasi, inilah sebab kitab2 beliau mudah dipenuhi dengan pemalsuan. Anthropomorphists sangat terkenal untuk  melakukan hal itu demi mendukung  madhab mereka dengan pemalsuan dan kebohongan.

Cara yang paling yang dapat diandalkan untuk mengetahui keadaan aqidah Imam al-Ashˆariyy adalah melalui rantai  murid2nya yang berkesinambungan sampai masa ini,  ini adalah cara yg benar utk memahami maksud dan mengetahui semua informasi yang diriwayatkan. dan Murid-murid beliau dan ulama yg ada selepas beliau dari awal  sampai hari ini,ahli tafsirnya, hadisnya , fiqihnya, semua menolak kepercayaan bahwa Allah adalah jisim atau menempat. Mereka hanya berbeda dalam pengertian menentukan makna figuratif atas apa yg dimaksudkan  dari kata-kata dalam Kitab Suci seperti misalnya istawa dan yad, atau dgn menghindari spesifikasi makna lafad2 itu, dan ini adalah masalah perdebatan ilmiah. tetapi Mereka semua sepakat bahwa makna dhohir dan hakikat dari ayat2 tsbt tidak dimaksudkan.

yang Paling penting, kami tidak peduli apakah beliau bertaubat atau atau tidak sbgmn klaim wahabi. Kami tidak meniru dgn taqlid buta pada beliau, tetapi setuju dengan  konsep beliau  yang menjadi pembela Sunni  dan tidak ada orang lain waktu itu yg bisa melakukan sebagaimana yg beliau lakukan ,atau bahkan setelah wafatnya. Oleh karena itu, jika beliau menjadi seorang anthropomorphist,maka kami akan   menolak apa yang ia katakan. Prinsip inti Sunni/ashˆariyys  adalah taqlid buta dalam aqidah/keyakinan itu tidak diperbolehkan. Itulah sebabnya kenapa perdebatan tentang masalah ini murni perdebatan sejarah dan  bukan hal menarik di bidang ilmu pengetahuan aqidah Sunni .

DiNuqilkan Oleh : Bagus Rangin ~ Kertajati-Majalengka

pucukpucuk Agan sedang membaca artikel tentang: Jawaban simpel atas klaim taubatnya Imam Asyari. Silakan agan copy dan paste atau sebarluaskan artikel ini jika dinilai bermanfaat,Ane juga menyediakan buku terjemahan kitab yang membantah wahabi: 1. buku "bid'ah mahmudah dan bid'ah idhafiyah antara pendapat yang membolehkan dan yang melarang" terjemah dari kitab: albid'atul mahmudah wal bid'atul idhafiyah bainal mujiziina wal maniin" karya Syaikh abdul fattah Qudais Al Yafi"i, 2.Terjemah kitab ‘At Tabaruk Bi As Sholihin Baina Al Muzijiin wa Al Maani’in: Mencari Keberkahan Kaum Sholihin Antara Pendapat yang Membolehkan dan yang Melarang, hub admin: hp/WA 0857-5966-1085.syukron :

*** Dapatkan buku terjemah disini ***

Share this article :

Posting Komentar

Jangan lupa Tulis Saran atau Komentar Anda

 
Design Template by panjz-online | Support by creating website | Powered by Blogger