News Update :
Home » » Klaim kebenaran VS kontradiksi

Klaim kebenaran VS kontradiksi

Penulis : Bagus Rangin on 1 April 2012 | 09.12.00




  Syaikh sidi Akram Mazhar al-Burhaniya Mesir  


Kita dapat membahas ucapan-ucapan Salaf mengenai interpretasi figuratif dari PERKATAAN mereka,  sampai kita kehabisan tinta, dan  malah diri kita sendiri berubah menjadi biru ,yang benar-benar ingin saya ketahui adalah bagaimana Anda bisa menerima dan percaya diri dgn aqidah dan kepercayaan yang kontradiktif/ bertentangan di dalamnya? Dan tidak cukup hanya dgn  memberitahu saya: "Karena saya mengikuti Salaf," karena jika Anda menerima dan percaya terhadap keyakinan yang kontradiksi, maka bagaimana  Anda bisa mengklaim bahwa anda memiliki pengetahuan tentang apa yang dikatakan dan di maksudkan oleh Salaf?


Satu-satunya cara Anda utk bisa mengklaim mengtahui apa yang dikatakan oleh Salaf adalah dengan narasi dari mereka. Narasi ini menyediakan informasi pada Anda tentang peristiwa dan ucapan-ucapan di salaf di masa lalu yang Anda klaim sebagai aqidah salaf yang sebenarnya. Anda bisa mendasarkan klaim ini benar dgn narasi yang şaĥiiĥ, atau otentik, menurut evaluasi Anda. adapun Hal yang otentik secara logis adalah yang paling besar kemungkinan benarnya yakni perawi   tidak membuat kesalahan atau berbohong. Ini adalah penilaian  tentang narasi yg otentik, seperti yang dinyatakan oleh para ulama ilmu ĥadiitħ. Penilaian ini didasarkan pada kenyataan bahwa perawi itu manusia yg dapat di percaya, bahkan jika semua otentik,itu pun masih  mungkin membuat kesalahan.

Penilaian secara fitrah menyatakan bahwa sesuatu  yang kontradiktif adalah sesuatu yang  tidak pasti benar. Maka jika Anda memahami ada makna lafad2 yg kontradiksi dari narasi yang di terima dari salaf berdasarkan riwayat yg otentik, dan lalu anda menolak untuk mempertimbangkan alternatif makna lain dari lafad2 yang kontradiktif itu, maka Anda hanya memiliki bukti dari sesuatu yg hanya kemungkinan kecil benarnya yakni (otentik secara narasi) dan tdk punya bukti otentik secara makna,yakni mungkin saja apa yang di katakan beda dengan yang di fahami, maka daripada itu,dgn bukti yang demikian menunjukkan bahwa sesuatu yang  pasti benar itu menjadi sesuatu yang hanya kemungkinan kecil benarnya, dengan demikian anda hanya memiliki bukti (mungkin) benar dan bukan bukti yang pasti benar,dgn Ini berarti Anda telah membatalkan hujah yg di klaim tak terbantahkan dgn bukti-bukti yang telah kita ketahui, Setelah itu,maka Anda tidak lagi memiliki hak untuk mengatakan, "ini adalah bukti kuat atau ini adalah bukti soheh atau bukti  narasi otentik , tetapi semua Ini adalah inti dari klaim kebenaran yamg anda katakan , utk  lebih detil .kita lihat penjelasan di bawah ini.

Peringkat bukti secara umum diklasifikasikan dalam empat kategori dasar: 


1. bukti-bukti yang memberikan kepastian bahwa sesuatu itu benar.
2. Bukti-bukti yang memberikan kemungkinan bahwa sesuatu itu benar.
3. Bukti-bukti yang memberikan kemungkinan bahwa sesuatu itu tidak benar.
4. Bukti-bukti yang memberikan kepastian bahwa sesuatu itu tidak benar.


Mari kita sebut saja fakta yg ingin kita buktikan adalah  x, Kategori yang no 1 dan no 4 untuk x itu sangat langka,dan itu bisa terjadi di antaranya dgn informasi yang luar biasa di terima indra kita, atau ketika mengatakan selain x,itu akan mengakibatkan kontradiksi, seperti mengklaim bahwa bagian dari keseluruhan,itu lebih besar daripada keseluruhannya atau hal2 seperti itu.


Peringkat dari riwayat informasi (hadiitħs dan ucapan-ucapan ilmiah) dengan riwayat yang di informasikan pada Anda, biasanya memiliki beberapa kemungkinan, bahkan hanya sedikit kemungkinan ada kesalahan dalam kata-kata, yang berarti bahwa kita memiliki bukti terbaik berurusan dengan kategori bukti no 2,yakni benar secara redaksi kata-kata yang tepat seperti yang dinyatakan seperti awalnya. keadaan Ini mencakup hampir semua narasi dari Nabi serta Salaf yang mutawaatir. Narasi mutawaatir adalah narasi dengan tawaatur, yang berarti telah di riwayatkan dari massa ke massa dengan cara yang menghalangi kesalahan, atau kebohongan, dalam pandangan kita, Ini seperti periwayatan  Al-Qur'an , Ini satu-satunya jenis informasi yang diriwayatkan yang berupa kalimat atau kata-kata yg didukung oleh  bukti Kategori no 1 dan dengan demikian informasi ini dikenal pasti benar (yaitu pasti benar bahwa kata-katairedaksi ini utuh sebagai perkataan itu di terima dari perowi awal ).



Namun Dalam narasi mutawaatir yang di pastikan soheh ini masih bisa memiliki beberapa kemungkinan makna, karena kalimat dan kata-kata bisa berarti lebih dari satu hal makna dan maksud. bukan saja dalam bahasa Arab, tp dalam bahasa apapun itu normal bagi sebuah kata memiliki 10 makna atau lebih. Ini semua adalah sifat  informasi yang diriwayatkan, oleh sebab itu maka dengan narasi mutawaatir yang kita terima, kita  hanya memiliki bukti Kategori ke 2 saja,karena makna dari narasi itu masih mungkin begitu dan begitu.,dan kita juga bisa mendapatkan bukti-bukti bahwa makna yang paling mungkin tidak begitu dan begitu, Selain itu, kita akan punya banyak bukti-bukti yang pasti tidak begitu dan begitu, karena semua interpretasi yang tidak selaras dengan lingkup bahasa Arab itu jelas salah,karena yg kita terima adalah informasi dgn bahasa arab.


Maka dari semua penjelasan di atas, ketika informasi yang diriwayatkan sampai pada kita, pertama  kita menganalisis rantai narasinya, Apakah rantai narasi dapat diterima atau tdk, apakah perawi dapat dipercaya dan benar-benar bertemu dgn yang mengatakn sebelumnya atau tdk?,jika ya,maka kita dapat mengatakan bahwa sumber narasi dapat kita klaim dan di klasifikasikan sebagai narasi yg otentik.setelah narasi textnya otentik, Kemudian kita melihat/cek maknanya, pertama Kita lihat makna yang paling jelas,yakni makna yang pertama terlintas dalam pikiran kita ketika melihat frasenya, Ini adalah pemahaman secara umum, kecuali ada alasan untuk makna yg sebaliknya, karena aturan dasar dari kalimat adalah berbicara secara harfiah, bukan secara kiasan, oleh karena itu pada awalnya Arti harfiah adalah makna yg paling mungkin, dan tidak dapat condong ke arah makna figuratif tanpa adanya  bukti. maka kemungkinan arti harfiah melebihi kemungkinan arti kiasan. Namun, jika ada bukti dan alasan untuk tidak memaknai secara harfiah, maka ini dapat mengakibatkan kemungkinan adanya arti kiasan yang  lazim dari arti harfiah yang dimaksudkan. maka secara Logis, interpretasi figuratif itu diperlukan setiap kali ada teks yg diriwayatkan dan arti harfiahnya bertentangan dengan arti harfiah teks lain, atau karena sesuatu menjadi benar-benar mustahil karena mengarah pada dua atau lebih ide-ide atau makna yang bertentangan. Dalam kasus seperti ini, maka harus ditafsirkan dgn makna figuratif, kalau tidak,maka kita akan berujung dgn menghina Kitab Suci, karena mengklaim bahwa di dalamnya saling bertentangan atau berisi ide-ide yang bertentangan. Setelah semua itu jelas, jika ada dua hal yang kontradiksi bisa benar pada saat yang bersamaan, maka bukti yang tersisa yang cukup kuat itu tdk benar.....!!?

Namun kaum wahabis tidak mengindahkan hal ini, mereka mengambil dan memiliki informasi yg diriwayatkan, dan menetapkan maknanya berdasarkan pada metodologi dan femahaman mereka, dan kemudian mengklaim bahwa pemahaman mereka adalah kebenaran dan asli femahaman salaf,padahal secara fitrah jika ada dua hal yg kontradiksi itu tertolak dari kebenaran,sebab ketika metodologi mereka berjalan dengan menyediakan dua atau lebih hal yg kontradiktif ,maka kesimpulan keyakinan mereka pasti ada salah satu  yang salah dan palsu dari dua yg kontradiksi itu (karena dua ide-ide yg kontradiktif tidak bs menjadi kenyataan pada saat yang bersamaan),  mereka mesti memutuskan untuk menerima salah satu ide dari kedua ide yg bertentangan itu. Jadi yang mesti mereka lakukan adalah harus mempertimbangkan "kemungkinan benar" itu lebih besar daripada "yang mustahil." Ini adalah sumber dari masalah, bukan hanya pemahaman mengenai ta'wiil versus tidak ta'wiil; itu adalah hanya gejala kebenaran hanya dengan sebuah hal yang  kmungkinan saja. Dengan kata lain , yang mereka klaim itu itu  adalah kesalahan karena berdasarkan hanya dengan kemungkinan ,tetapi mereka klaim sebagai sesuatu yg pasti benar, tapi berdasarkan kontradiksi dalam ide2 mereka maka klaim itu tdk benar....!!!

Kemudian mereka menggunakan metodologi dalam pemahaman Alkitab, dan dengan sistem kepercayaan yang kontradiktif yang tdk mgkin kedua hal yang kontradiktif benar semua. Jadi mereka memakai konsep yang salah,walau pun berdasarkan riwayat dgn perawi sempurna dan tsiqoh sebagaimana di sebutkan sebelumnya. Ini adalah perbedaan penting antara kita dan mereka.



Mari kita lihat contoh: Wahabi mengatakan: jika Dia mengatakan bahwa Dia turun ke langit pertama dan kami percaya dia memiliki kemampuan untuk melakukannya tanpa berdiam atau campur dgn ciptaan-Nya karena kita percaya kepada dzat yang disebut Allah yg maha mampu, tidak seperti kalian ahli  bidat....



Komentar: Jika Anda percaya turun ini secara fisik dgn bergerak atau berpindah dari satu lokasi yang lebih tinggi ke lokasi yang lebih rendah, seperti yang tampak anda katakan, karena Anda menolak  ketidaktahuan makna nuzul  (tafwiiđ) dalam Kitab Suci, maka Anda telah mengatakan bahwa  Allah adalah campur, dan hadir di langit terendah berarti berada di bawah langit yang lain,dan ini menyiratkan pencampuran; tdk ada jalan keluar dari itu. Anda tidak dapat melarikan diri dari hal itu hanya dengan menyangkal berbeda dgn mahluk. Anda tampaknya berpikir bahwa ini adalah tentang kemampuan Allah, tetapi hal ini tidak terjadi. 

Ketika kita berbicara tentang mampu melakukan sesuatu, mari kita menyebutnya dengan 'x', kemudian bahwa 'x'  menjadi sesuatu yang bisa, dengan makna yang nyata. Kata-kata tidak penting, yg pntg makna yang dimaksud dari kata-kata tsbt. Ketika Anda mendefinisikan 'x' dgn pindah atau bergerak dari titik tinggi '' untuk turun ke titik 'b' tanpa di dalam 'c', ketika ia ada di'' dalam 'c', maka definisi  'x' tdk bermakna, Mengapa? Karena Anda cm memiliki sebagian definisi 'x' dgn di dalam 'c' tanpa ada di dalamnya. Kata "di dalam" membatalkan "tidak di dalam" dan yang tersisa adalah tidak ada arti/makna.Dengan kata lain, 'x' yang anda katakan itu omong kosong, dan tidak ada artinya scra nyata cm omngan belaka. Hal ini seperti orang yg mengatakan, "tukang roti mampu membuat  donat bulat yang persegi." Ini lah yg menipu wahabi, karena itu adalah bukanlah hanya pernyataan tata bahasa, tapi benar-benar mengandung arti, karena sesuatu tidak bisa  melingkar dan jg persegi dalam waktu yang sama.



Demikian pula, ketika dinyatakan dalam ĥadiitħ  otentik tentang Aļļaah "yanzil", yang diterjemahkan sebagai "turun", maka kita harus melihat arti dari  "yanzil" dengan cara yang kompatibel dengan keyakinan bahwa Aļļaah tidak di dalam atau campur dengan ciptaanNya. Ini menghalangi apa yang Anda sebut dgn arti "dhohir/jelas".dgn alasan yang dinyatakan di atas, dan yang tersisa hanyalah pilihan utk percaya bahwa makna ini jelas tidak dimaksudkan dan paling tdk mesti menyerahkan makna pada Allah (tafwiiđ), atau menetapkan suatu makna yang selaras dengan tata bahasa Arab faseh sesuai bukti-bukti (ta'wiil). Hal ini untuk menghindari hal yg tidak mungkin (kontradiksi dalam 'x') dgn menjadi mungkin atau selalu benar.

wallahu a'lam......................!!!!

DiNuqilkan Oleh : Bagus Rangin ~ Kertajati-Majalengka

pucukpucuk Agan sedang membaca artikel tentang: Klaim kebenaran VS kontradiksi. Silakan agan copy dan paste atau sebarluaskan artikel ini jika dinilai bermanfaat,Ane juga menyediakan buku terjemahan kitab yang membantah wahabi: 1. buku "bid'ah mahmudah dan bid'ah idhafiyah antara pendapat yang membolehkan dan yang melarang" terjemah dari kitab: albid'atul mahmudah wal bid'atul idhafiyah bainal mujiziina wal maniin" karya Syaikh abdul fattah Qudais Al Yafi"i, 2.Terjemah kitab ‘At Tabaruk Bi As Sholihin Baina Al Muzijiin wa Al Maani’in: Mencari Keberkahan Kaum Sholihin Antara Pendapat yang Membolehkan dan yang Melarang, hub admin: hp/WA 0857-5966-1085.syukron :

*** Dapatkan buku terjemah disini ***

Share this article :

+ komentar + 5 komentar

2 April 2012 pukul 09.00

catatan dari Ibnu Hajar dalam Fathul Bari :


فمعتقد سلف الأئمة وعلماء السنة من الخلف ان الله منزه عن الحركة والتحول والحلول ليس كمثله شيء ويحتمل الفرق بأن حديث سعد ماثبت عنده فأمر بالكف عن التحدث به بخلاف حديث النزول فإنه ثابت فرواه ووكل امره إلى فهم أولي العلم الذين يسمعون في القران استوى على العرش ونحو ذلك وقد جاء حديث اهتزاز العرش لسعد بن معاذ عن عشرة من الصحابة أو أكثر وثبت في الصحيحين فلا معنى لانكاره

Yg mu'tamad dari salaf ummah dan ulama sunnah dari belakangn ini, bhw Allah suci dari adanya gerakan dan tahawul (pindah) dan hulul / bersatu dgn manusia (dalam Kamus : faham bahwa tuhan dapat menitis ke dalam tubuh manusia = مَذهَب الحلول)
Tidak ada yg menyerupai Allah sesuatu apapun.. Dan mengandung perbedaan, bahwa hadits Sa'ad yg dirwytkan darinya maka perintahnya utk berhenti tdk membicarakannya, berbeda dgn hadits Turunnya ALlah, ssungguhnya dia ditetapkan..maka diperintahkan utk kpd pemahaman Ulul Ilmi yang mereka mendengar di Qur'an "Istiwa' di atas Arsy" dan ayat yg semisalnya.. Telah datang pula hadits Ihtizaznya (berguncang) Arsy utk (kematiannya) Sa'ad bin Mu'adz dari 10 sahabat atau bhkn lbh banyak lagi.. ditetapkan pula di shohihain, sehingga tidak ada makna untuk mengingkarinya..

================

Pendpat Ulama sunnah dan yg kata beliau sendiri mu'tamad dari salaful ummah bhw Allah tdk bergerak ternyata beliau sampaikan yahtamil farq (ada perbedaan) dgn hadits Sa'ad.. Hadits Nuzul nya Allah menandakan Allah bergerak begitu juga bergeraknya Arsy Allah.. dan itu kata beliau Tsabit(ditetapkan).. terakhir kata beliau : falaa ma'na linkarihi (tdk ada makna utk mengingkarinya)

Apa statemen beliau di atas juga disinggung sama admin..? apa juga tidak bertentangan.... Knp ihtizaz arys yg terkandung dlm hadits Sa'ad menurut beliau harus : فأمر بالكف عن التحدث به => abstain atau tidak mendebatnya.. apa karena justru akan membuat statemn ahlul kalam yg cerdas dlm akal akalannya, malah yg menjadi bertentangan..??

Ahlul kalam akan mengatakan qoul ulama atau qoul-qoul yg tidak sefaham dengan gaya berpikirnya adalah menyimpang.. dan dibuktikan dgn menampilkan letak pertentangannya.. padahal pertentangan adalah berasal dari akal mereka sendiri.. Karena apa yg tidak sampai dijangkau oleh akal adalah menyimpang menurut ahlul kalam ini..

Imam Syafi'i menasehatkan :
لئن يبتلى العبد بكل ما نهى الله عنه ما عدا الشرك خير له من أن ينظر في علم الكلام
"SUngguh, jika saja seorang hamba itu diuji dgn segala larangan Allah kdpnya selain syirik, maka hal itu adalah lebih baik baginya daripada dia mmperhatikan ilmu Kalam."

Beliau jg mengatakan :
حكمي على علماء الكلام أن يضربوا بالجريد والنعال ، ويطاف بهم في العشائر والقبائل ويقال: هذا جزاء من ترك الكتاب والسنة وأخذ في الكلام
"Aku menghukumi trhdap Ulama Kalam adalah : agar mrk dipukul dgn jarid dan sandal, mrk diarak di tgh2 khalayak ramai dan kabilah, dan diktakan pd mrk : "Inilah balasan bagi yg meninggalkan al Kitab dan as SUnnah lalu mngmbil ilmu Kalam."

Masih dari Imam Syafii, beliau mangatakan :
ما ارتدى أحد بالكلام فأفلح
"Tidak ada orang yg memakai pakaian ilmu Kalam kemudian dia mendapat keuntungan."

Imam Ahmad menasehatkan :
لا يفلح صاحب كلام أبدا ، علماء الكلام زنادقة
"Shohibul Kalam tidak akan beruntung selamanya, ulama Kalam adalah org2 zindik."

Beliau jg mengatakan :
لا يرى أحد نظر في الكلام إلا وفي قلبه دغل
"Tidaklah seseorang itu melihat dan mmperhatikan ilmu Kalam kecuali di hatinya ada Daghal / kerusakan."

Lihat qoul2 ini dalam kitab => جامع بيان العلم وفضله / Jaami'u Bayanil Ilmi Wa Fadhlih (2/116), Juga dalam تلبيس إبليس / Talbis Iblis, hal. 96. dlL...

===========

2 April 2012 pukul 10.53

Pendpat Ulama sunnah dan yg kata beliau sendiri mu'tamad dari salaful ummah bhw Allah tdk bergerak ternyata beliau sampaikan yahtamil farq (ada perbedaan) dgn hadits Sa'ad.. Hadits Nuzul nya Allah menandakan Allah bergerak begitu juga bergeraknya Arsy Allah.. dan itu kata beliau Tsabit(ditetapkan).. terakhir kata beliau : falaa ma'na linkarihi (tdk ada makna utk mengingkarinya)

================
stlah ibnu haiar mengatakn allah tdk bergerak,lalu mengatakan ihtimal farqu dgn hadis saad,apa maksud perbedaan dgn hadfis saad itu bahwa allah bergerak??? dalam texnya kan di katakan cm arasyNya yg gerak,knpa abda berfikir allah yg gerak???? dalam perkataan ibnu hajar dalam ihtimal itu,tdk di nyatakan bahwa yg di ihtimalfarq itu allah bergerak,itu femahaman anda saja...dan apa anda tdk lht ini:
ووكل امره إلى فهم أولي العلم الذين يسمعون في القران استوى على العرش ونحو ذلك وقد جاء حديث اهتزاز العرش لسعد بن معاذ عن عشرة من الصحابة أو أكثر وثبت في الصحيحين فلا معنى لانكاره
lht wa wakala amruhu ila fahmi ulil ilmi,jd knpa anda fahami secara textual??? emang itu soheh tp bgmn dgn maknanya dari ulil ilmi....

perkataan anda hadis nuzulnya allah menandakan bergerak???? itu fmahaman siapa???? dan dalam tex hadisyg bergerak itu arasy ,knp anda fahami dgn allah yg gerak?????
jk allah turun maka sifat turunnya ada permulaan sdgkan sifat allah qodim??? makanya bisakah anda percaya hal yg kntradiksi

----------------------------------------

Apa statemen beliau di atas juga disinggung sama admin..? apa juga tidak bertentangan.... Knp ihtizaz arys yg terkandung dlm hadits Sa'ad menurut beliau harus : فأمر بالكف عن التحدث به => abstain atau tidak mendebatnya.. apa karena justru akan membuat statemn ahlul kalam yg cerdas dlm akal akalannya, malah yg menjadi bertentangan..??
=======================================
tdk ada perbedaan antara allah tdk gerak dgn hadis saad,toh yg gerak dalam hadis ihtijz al arys adalah arasy bukan allah..
makanya aqidah salaf tdk kontradiktif,kalian cm punya tau sohehnya hadis saja,adapaun maknanya dan maksudnya,itu blm tentu sesuai dgn femahaman salaf...!!@!! toh anda pakai metodologi anda saja....sbgmn dalam note di atas.

2 April 2012 pukul 11.02

Ahlul kalam akan mengatakan qoul ulama atau qoul-qoul yg tidak sefaham dengan gaya berpikirnya adalah menyimpang.. dan dibuktikan dgn menampilkan letak pertentangannya.. padahal pertentangan adalah berasal dari akal mereka sendiri.. Karena apa yg tidak sampai dijangkau oleh akal adalah menyimpang menurut ahlul kalam ini..
==============================
menyimpang itu bukan karena ahlul kalam,tp karena menyimpangnya,toh ulama2 pakai ilmu kalam termasuk ibn taemiyah....justru kalian menyesatkan ilmu kalam karena takut terbongkar kontradiksi aqidah kalian....!!! tdk lah dgn mengetahui sohehnya tex hadis dia tau femahaman yg di kandung dalam hadis tsbt....apalagi dgn metodologi yg kontradiktif.....!!!! jd klaim ikut salaf tetapi memahami dgn metodologi anda>>>!!!

------------------------------------
Imam Syafi'i menasehatkan :
لئن يبتلى العبد بكل ما نهى الله عنه ما عدا الشرك خير له من أن ينظر في علم الكلام
"SUngguh, jika saja seorang hamba itu diuji dgn segala larangan Allah kdpnya selain syirik, maka hal itu adalah lebih baik baginya daripada dia mmperhatikan ilmu Kalam."

Beliau jg mengatakan :
حكمي على علماء الكلام أن يضربوا بالجريد والنعال ، ويطاف بهم في العشائر والقبائل ويقال: هذا جزاء من ترك الكتاب والسنة وأخذ في الكلام
"Aku menghukumi trhdap Ulama Kalam adalah : agar mrk dipukul dgn jarid dan sandal, mrk diarak di tgh2 khalayak ramai dan kabilah, dan diktakan pd mrk : "Inilah balasan bagi yg meninggalkan al Kitab dan as SUnnah lalu mngmbil ilmu Kalam."

Masih dari Imam Syafii, beliau mangatakan :
ما ارتدى أحد بالكلام فأفلح
"Tidak ada orang yg memakai pakaian ilmu Kalam kemudian dia mendapat keuntungan."

Imam Ahmad menasehatkan :
لا يفلح صاحب كلام أبدا ، علماء الكلام زنادقة
"Shohibul Kalam tidak akan beruntung selamanya, ulama Kalam adalah org2 zindik."

Beliau jg mengatakan :
لا يرى أحد نظر في الكلام إلا وفي قلبه دغل
"Tidaklah seseorang itu melihat dan mmperhatikan ilmu Kalam kecuali di hatinya ada Daghal / kerusakan."

Lihat qoul2 ini dalam kitab => جامع بيان العلم وفضله / Jaami'u Bayanil Ilmi Wa Fadhlih (2/116), Juga dalam تلبيس إبليس / Talbis Iblis, hal. 96. dlL...
=======================
anda baca disini,trnyata ibn taemiyah jg pake ilmu kalam,baca:

http://singkirkankepalsuan.blogspot.com/2012/03/ibnu-taimiyah-dan-filsuf-philosophers.html

jd kalam yg bagaimana yg di larang???

2 April 2012 pukul 11.26

ni ana bawakan fathulbari halaman itu secara lgkap:


وقد أنكر ابن عمر ما أنكره البراء فقال : إن العرش لا يهتز لأحد ، ثم رجع عن ذلك وجزم بأنه اهتز له عرش الرحمن ، أخرج ذلك ابن حبان من طريق مجاهد عنه ، والمراد باهتزاز العرش استبشاره وسروره بقدوم روحه ، يقال لكل من فرح بقدوم قادم عليه : اهتز له ، ومنه اهتزت الأرض بالنبات إذا اخضرت وحسنت ، ووقع ذلك من حديث ابن عمر عند الحاكم بلفظ " اهتز العرش فرحا به " لكنه تأوله كما تأوله البراء بن عازب فقال : اهتز العرش فرحا بلقاء الله سعدا حتى تفسخت أعواده على عواتقنا ، قال ابن عمر : يعني عرش سعد الذي حمل عليه ، وهذا من رواية عطاء بن السائب عن مجاهد عن ابن عمر ، وفي حديث عطاء مقال ؛ لأنه ممن اختلط في آخر عمره ، ويعارض روايته أيضا ما صححه الترمذي من حديث أنس قال : لما حملت جنازة سعد بن معاذ قال المنافقون : ما أخف جنازته ، فقال النبي - صلى الله عليه وسلم - : إن الملائكة كانت تحمله قال الحاكم : الأحاديث التي تصرح باهتزاز عرش الرحمن مخرجة في الصحيحين ، وليس لمعارضها في الصحيح ذكر ، انتهى .

وقيل : المراد باهتزاز العرش اهتزاز حملة العرش ، ويؤيده حديث " إن جبريل قال : من هذا الميت الذي فتحت له أبواب السماء واستبشر به أهلها " أخرجه الحاكم ، وقيل : هي علامة نصبها الله لموت من يموت من أوليائه ليشعر ملائكته بفضله ، وقال الحربي : إذا عظموا الأمر نسبوه إلى عظيم كما يقولون قامت لموت فلان القيامة وأظلمت الدنيا ونحو ذلك ، وفي هذه منقبة عظيمة لسعد ، وأما تأويل البراء على أنه أراد بالعرش السرير الذي حمله عليه فلا يستلزم ذلك فضلا له لأنه يشركه في ذلك كل ميت ، إلا أنه يريد اهتز حملة السرير فرحا بقدومه على ربه فيتجه . ووقع لمالك نحو ما وقع لابن عمر أولا ، فذكر صاحب " العتبية " فيها أن مالكا سئل عن هذا الحديث فقال : أنهاك أن تقوله ، وما يدعو المرء أن يتكلم بهذا وما يدري ما فيه من الغرور . قال أبو الوليد بن رشد في " شرح العتبية " إنما نهى مالك لئلا يسبق إلى وهم الجاهل أن العرش إذا تحرك يتحرك الله بحركته كما يقع للجالس منا على كرسيه ، وليس العرش بموضع استقرار الله ، تبارك الله وتنزه عن مشابهة خلقه . انتهى ملخصا . والذي يظهر أن مالكا ما نهى عنه لهذا ، إذ لو خشي من هذا لما أسند في " الموطأ " حديث ينزل الله إلى سماء الدنيا لأنه أصرح في الحركة من اهتزاز العرش ، ومع ذلك فمعتقد سلف الأئمة وعلماء السنة من الخلف أن الله منزه عن الحركة والتحول والحلول ليس كمثله شيء ، ويحتمل الفرق بأن حديث سعد ما ثبت عنده فأمر بالكف عن التحدث به بخلاف حديث النزول فإنه ثابت فرواه ووكل أمره إلى فهم أولي العلم الذين يسمعون في القرآن : استوى على العرش ، ونحو ذلك . وقد جاء حديث اهتزاز العرش لسعد بن معاذ عن عشرة من الصحابة أو أكثر وثبت في الصحيحين ، فلا معنى لإنكاره .

jd ihtimal farqu itu bukan farqu dari pendapat ijma,tp karena masalah ma sabat: tdk sabit menurt sebagian ulama,berbeda dgn hadis nuzul yg sabit,tetapi walau sabit tetap mesti wa wakala ilmuhu ila ulil ilmi...nah jd hadisnya soheh n sabit tp makksd n maknanya apa?? itu bahasan ahli ilmi,tetapi intinya mereka sepakat allah tdk bergerak n pindah....

makanya kami tetap tdk kontradiksi....!! wahabi???? heheh

14 Oktober 2012 pukul 01.45

langsung kabur wahabinya,,,

Posting Komentar

Jangan lupa Tulis Saran atau Komentar Anda

 
Design Template by panjz-online | Support by creating website | Powered by Blogger