News Update :
Home » » Ibnu Al-Qayyim Al-Jawziyyah memberi legalitas menyeru orang wafat

Ibnu Al-Qayyim Al-Jawziyyah memberi legalitas menyeru orang wafat

Penulis : Bagus Rangin on 16 April 2012 | 18.00.00




Ibnu Al-Qayyim Al-Jawziyyah (691-751 H / 1292-1350 M), yang merupakan ulama panutan  kedua setelah Grand Syaikh Anthropomorphis ( yang percaya Allah berada dalam tempat atau arah , seperti ciptaan) yaitu Ahmad Ibnu Taimiyah (661-728 H / 1263-1328 M), BELIAU membuat hujjah yang menakjubkan atas LEGALITAS MENYERU orang yang telah WAFAT dan bahwa orang yang wafat bisa mendengar, dalam Kitabnya Ar -Ruuĥ (Jiwa) 

Berikut ini adalah beberapa kutipan dari Kitabnya:

- ﺣﺪﺛﻨﻰ ﻣﺤﻤﺪ ﺣﺪﺛﻨﻰ ﺃﺣﻤﺪ ﺑﻦ
ﺳﻬﻞ ﺣﺪﺛﻨﻰ ﺭﺷﺪ ﺑﻦ ﺳﻌﺪ ﻋﻦ ﺭﺟﻞ
ﻋﻦ ﻳﺰﻳﺪ ﺑﻦ ﺃﺑﻰ ﺣﺒﻴﺐ ﺍﻥ ﺳﻠﻴﻢ ﺑﻦ ﻋﻤﻴﺮ ﻣﺮ ﻋﻠﻰ ﻣﻘﺒﺮﺓ ﻭﻫﻮ ﺣﺎﻗﻦ ﻗﺪ ﻏﻠﺒﻪ ﺍﻟﺒﻮﻝ ﻓﻘﺎﻝ ﻟﻪ ﺑﻌﺾ ﺃﺻﺤﺎﺑﻪ ﻟﻮ ﻧﺰﻟﺖ ﺇﻟﻰ ﻫﺬﻩ ﺍﻟﻤﻘﺎﺑﺮ ﻓﺒﻠﺖ ﻓﻲ ﺑﻌﺾ ﺣﻔﺮﻫﺎ ﻓﺒﻜﻰ ﺛﻢ ﻗﺎﻝ ﺳﺒﺤﺎﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺍﻟﻠﻪ ﺇﻧﻰ ﻷﺳﺘﺤﻲ ﻣﻦ ﺍﻷﻣﻮﺍﺕ ﻛﻤﺎ ﺍﺳﺘﺤﻲ ﻣﻦ ﺍﻷﺣﻴﺎﺀ ﻭﻟﻮﻻ ﺃﻥ
ﺍﻟﻤﻴﺖ ﻳﺸﻌﺮ ﺑﺬﻟﻚ ﻟﻤﺎ ﺍﺳﺘﺤﻴﺎ ﻣﻨﻪ - ﻭﺃﺑﻠﻎ ﻣﻦ ﺫﻟﻚ ﺃﻥ ﺍﻟﻤﻴﺖ ﻳﻌﻠﻢ ﺑﻌﻤﻞ ﺍﻟﺤﻰ ﻣﻦ ﺃﻗﺎﺭﺑﻪ ﻭﺇﺧﻮﺍﻧﻪ

: telah menceritakan kepadaku muhamad,telah menceritakan kpdaku ahmad bin sahl,tlh mencrtakn kpdaku rosyid bin sa'ad dari se2orang dari yazid bin abi habib: bahwasanya sulaim bin umair melewati quburan dalam keadaan menahan kencing dan sudah tdk tertahankan lagi 'maka sebagian sahabatnya berkata: turunlah ke galian kubur',krna ga tertahan,  beliau pun kencing, kemudian menangis seraya berkata:maha suci Allah,sungguh demi Allah aku malu trhadp org2 yg tlh wafat ini, sbgaimana aku malu kpd orang yg hidup. lpmentar ibnu Qoyyim: 'seandainya mayit tidak mengetahui hal itu,maka beliau tdk akan  merasa malu'."Bahkan lebih dari itu IBNU QOYIM berkata ; SUNGGUH orang mati tahu tentang PERBUATAN ORANG2 yang hidup di antara sanak dan saudara-saudara nya ( AR RUH JUZ 1 /7)

Beliau berkata lagi:

ﻭﻫﺬﺍ ﺑﺎﺏ ﻓﻲ ﺁﺛﺎﺭ ﻛﺜﻴﺮﺓ ﻋﻦ ﺍﻟﺼﺤﺎﺑﺔ ﻭﻛﺎﻥ ﺑﻌﺾ ﺍﻷﻧﺼﺎﺭ ﻣﻦ ﺃﻗﺎﺭﺏ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﻦ ﺭﻭﺍﺣﺔ ﻳﻘﻮﻝ ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺇﻧﻰ ﺃﻋﻮﺫ ﺑﻚ ﻣﻦ ﻋﻤﻞ ﺃﺧﺰﻯ ﺑﻪ ﻋﻨﺪ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﻦ
ﺭﻭﺍﺣﺔ ﻛﺎﻥ ﻳﻘﻮﻝ ﺫﻟﻚ ﺑﻌﺪ ﺃﻥ
ﺍﺳﺘﺸﻬﺪ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﻳﻜﻔﻲ ﻓﻲ ﻫﺬﺍ ﺗﺴﻤﻴﺔ ﺍﻟﻤﺴﻠﻢ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﺯﺍﺋﺮﺍ ﻭﻟﻮﻻ ﺃﻧﻬﻢ ﻳﺸﻌﺮﻭﻥ ﺑﻪ ﻟﻤﺎ ﺻﺢ ﺗﺴﻤﻴﺘﻪ ﺯﺍﺋﺮﺍ ﻓﺈﻥ ﺍﻟﻤﺰﻭﺭ ﺇﻥ ﻟﻢ ﻳﻌﻠﻢ ﺑﺰﻳﺎﺭﺓ ﻣﻦ ﺯﺍﺭﻩ ﻟﻢ ﻳﺼﺢ ﺃﻥ ﻳﻘﺎﻝ ﺯﺍﺭﻩ ﻫﺬﺍ ﻫﻮ ﺍﻟﻤﻌﻘﻮﻝ ﻣﻦ ﺍﻟﺰﻳﺎﺭﺓ ﻋﻨﺪ ﺟﻤﻴﻊ ﺍﻷﻣﻢ ﻭﻛﺬﻟﻚ ﺍﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﺃﻳﻀﺎ ﻓﺈﻥ
ﺍﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻰ ﻣﻦ ﻻ ﻳﺸﻌﺮ ﻭﻻ ﻳﻌﻠﻢ
ﺑﺎﻟﻤﺴﻠﻢ ﻣﺤﺎﻝ ﻭﻗﺪ ﻋﻠﻢ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺃﻣﺘﻪ ﺇﺫﺍ ﺯﺍﺭﻭﺍ ﺍﻟﻘﺒﻮﺭ ﺃﻥ ﻳﻘﻮﻟﻮﺍ ﺳﻼﻡ ﻋﻠﻴﻜﻢ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺪﻳﺎﺭ ﻣﻦ ﺍﻟﻤﺆﻣﻨﻴﻦ ﻭﺍﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ ﻭﺇﻧﺎ ﺇﻥ ﺷﺎﺀ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﻜﻢ ﻻﺣﻘﻮﻥ ﻳﺮﺣﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﻤﺴﺘﻘﺪﻣﻴﻦ ﻣﻨﺎ
ﻭﻣﻨﻜﻢ ﻭﺍﻟﻤﺴﺘﺄﺧﺮﻳﻦ ﻧﺴﺄﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﻟﻨﺎ ﻭﻟﻜﻢ ﺍﻟﻌﺎﻓﻴﺔ ﻭﻫﺬﺍ ﺍﻟﺴﻼﻡ
ﻭﺍﻟﺨﻄﺎﺏ ﻭﺍﻟﻨﺪﺍﺀ ﻟﻤﻮﺟﻮﺩ ﻳﺴﻤﻊ
ﻭﻳﺨﺎﻃﺐ ﻭﻳﻌﻘﻞ ﻭﻳﺮﺩﻭ ﺇﻥ ﻟﻢ ﻳﺴﻤﻊ ﺍﻟﻤﺴﻠﻢ ﺍﻟﺮﺩ ﻭﺇﺫﺍ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﺮﺟﻞ ﻗﺮﻳﺒﺎ ﻣﻨﻬﻢ ﺷﺎﻫﺪﻭﻩ ﻭﻋﻠﻤﻮﺍ ﺻﻼﺗﻪ ﻭﻏﺒﻄﻮﻩ ﻋﻠﻰ ﺫﻟﻚ

:"Dalam BAB ini ada banyak riwayat dari para sahabat, DIANTARANYA ADA SEBAGIAN ANSHOR dari keluarga Abdullah bin Rawaaĥah berdoa, 'Ya Allah,sesungguh nya Aku mencari perlindunganMU dari melakukan sesuatu yang akan membuat malu di mata Abdullah bin Rawaaĥah. " BELIAU mengatakan perkataan ini setelah kewafatan Abdullah. DAN cukup bukti tentang hal inni, bahwa seorang muslim yang mendatangi orang yang telah wafat disebut 'pengunjung', seandainya jika mereka (AHLI QUBUR) tidak memahami, maka orang yg ziyarah tdk akan DI SEBUT 'pengunjung'. Hal ini karena jika mereka (AHLIQUBUR) tidak mengetahui tentang kunjungan orang YANG mengunjungi, maka tidak AKAN DI Katakan, 'mengunjungi-Nya. " Ini adalah yang dapat dipahami dari UNGKAPAN 'mengunjungi' menurut para ulama . Begitu juga anjuran salam utk ahli qubutr adalah bukti bahwa mereka tau dan mendengarnya,karena jika mayit tdk mendengarnya atau tdk mengetahui ,maka mustahil  Nabi mengajarkan UMAT ketika mengunjungi makam dengan membaca as salaam alaykum Wahai Orang2 di tempat tinggal kaum Muslim,dari golongan awal dan akhir  dan sesungguhnya KAMI dgn kehendak Allah AKAN MENGIKUTI KALIAN, Semoga Allah memberikan rahmat bagi KAMI DAN BAGI KALIAN. Kami meminta KEPADA Allah SEM0GA keselamatan bagi Anda dan kami." Dalam hal ini bahwa BERBICARA dan memanggil ADALAH di peruntukan bagi orang YG ADA DAN YG MENDENGAR, JUGA bagi YG BERAKAL DAN MENJAWAB, WALAU PUN Jawabannya TIDAK TERDENGAR. DAN JIKA SEORANG LELAKI SOLAT DEKAT DGN MEREKA (AHLI QUBUR), MAKA MEREKA TAU DAN MENYAKSIKAN SOLAT TERSEBUT,MEREKA JUGA SANGAT MENGHARAPKAN HAL ITU (AR RUH 1:8)

Beliau berkata lagi:

- ﻓﻔﻲ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ ﺑﻴﺎﻥ ﺳﺮﻋﺔ
ﺍﻧﺘﻘﺎﻝ ﺃﺭﻭﺍﺣﻬﻢ ﻣﻦ ﺍﻟﻌﺮﺵ ﺇﻟﻰ
ﺍﻟﺜﺮﻯ ﺛﻢ ﺍﻧﺘﻘﺎﻟﻬﺎ ﻣﻦ ﺍﻟﺜﺮﻯ ﺇﻟﻰ
ﻣﻜﺎﻧﻬﺎ ﻭﻟﻬﺬﺍ ﻗﺎﻝ ﻣﺎﻟﻚ ﻭﻏﻴﺮﻩ ﻣﻦ ﺍﻷﺋﻤﺔ ﺃﻥ ﺍﻟﺮﻭﺡ ﻣﺮﺳﻠﺔ ﺗﺬﻫﺐ ﺣﻴﺚ ﺷﺎﺀﺕ ﻭﻣﺎ ﻳﺮﺍﻩ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻣﻦ ﺃﺭﻭﺍﺡ ﺍﻟﻤﻮﺗﻰ ﻭﻣﺠﻴﺌﻬﻢ ﺇﻟﻴﻬﻢ ﻣﻦ ﺍﻟﻤﻜﺎﻥ
ﺍﻟﺒﻌﻴﺪ ﺃﻣﺮ ﻳﻌﻠﻤﻪ ﻋﺎﻣﺔ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻭﻻ ﻳﺸﻜﻮﻥ ﻓﻴﻪ ﻭﺍﻟﻠﻪ ﺃﻋﻠﻢ
ﻭﺃﻣﺎ ﺍﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻰ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﻘﺒﻮﺭ
ﻭﺧﻄﺎﺑﻬﻢ ﻓﻼ ﻳﺪﻝ ﻋﻠﻰ ﺃﻥ ﺃﺭﻭﺍﺣﻬﻢ ﻟﻴﺴﺖ ﻓﻲ ﺍﻟﺠﻨﺔ ﻭﺃﻧﻬﺎ ﻋﻠﻰ ﺃﻓﻨﻴﺔ ﺍﻟﻘﺒﻮﺭ ﻓﻬﺬﺍ ﺳﻴﺪ ﻭﻟﺪ ﺁﺩﻡ ﺍﻟﺬﻱ ﺭﻭﺣﻪ ﻓﻲ ﺃﻋﻠﻰ ﻋﻠﻴﻴﻦ ﻣﻊ ﺍﻟﺮﻓﻴﻖ ﺍﻷﻋﻠﻰ ﻋﻨﺪ ﻗﺒﺮﻩ ﻭﻳﺮﺩ ﺳﻼﻡ ﺍﻟﻤﺴﻠﻢ
ﻋﻠﻴﻪ ﻭﻗﺪ ﻭﺍﻓﻖ ﺃﺑﻮ ﻋﻤﺮ ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻰ ﺃﻥ ﺃﺭﻭﺍﺡ ﺍﻟﺸﻬﺪﺍﺀ ﻓﻲ ﺍﻟﺠﻨﺔ ﻭﻳﺴﻠﻢ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﻋﻨﺪ ﻗﺒﻮﺭﻫﻢ ﻛﻤﺎ ﻳﺴﻠﻢ ﻋﻠﻰ ﻏﻴﺮﻫﻢ ﻛﻤﺎ ﻋﻠﻤﻨﺎ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺃﻥ ﻧﺴﻠﻢ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﻭﻛﻤﺎ ﻛﺎﻥ ﺍﻟﺼﺤﺎﺑﺔ
ﻳﺴﻠﻤﻮﻥ ﻋﻠﻰ ﺷﻬﺪﺍﺀ ﺃﺣﺪ ﻭﻗﺪ ﺛﺒﺖ ﺃﻥ ﺃﺭﻭﺍﺣﻬﻢ ﻓﻲ ﺍﻟﺠﻨﺔ ﺗﺴﺮﺡ ﺣﻴﺚ ﺷﺎﺀﺕ ﻛﻤﺎ ﺗﻘﺪﻡ ﻭﻻ ﻳﻀﻴﻖ ﻋﻘﻠﻚ ﻋﻦ ﻛﻮﻥ ﺍﻟﺮﻭﺡ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﻸ ﺍﻷﻋﻠﻰ ﺗﺴﺮﺡ ﻓﻲ ﺍﻟﺠﻨﺔ ﺣﻴﺚ ﺷﺎﺀﺕ ﻭﺗﺴﻤﻊ ﺳﻼﻡ ﺍﻟﻤﺴﻠﻢ ﻋﻠﻴﻬﺎ ﻋﻨﺪ
ﻗﺒﺮﻫﺎ ﻭﺗﺪﻧﻮ ﺣﺘﻰ ﺗﺮﺩ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺴﻼﻡ ﻭﻟﻠﺮﻭﺡ ﺷﺄﻥ ﺁﺧﺮ ﻏﻴﺮ ﺷﺄﻥ ﺍﻟﺒﺪﻥ

: Setelah menyebutkan ĥadiits2, IBNU QOYIM menyatakan: "ĥadiits ini mengekspresikan TENTANG kecepatan gerakan RUH YANG TELAH WAFAT dari ARASY ke Bumi, dan kemudian dari Bumi (kembali) ke tempat ASALnya, dan ini SELARAS DGN PENDAPAT IMAM Malik dan YANG lainnya BAHWA 'RUH pergi KEmana pun DGN SEKEHENDAKNYA. "Selanjutnya, apa yang DIKATAKAN orang2 BAHWA RUH orang mati 'datang kepada MEREKA dari tempat YANG jauh adalah sesuatu HAL yang dikenal oleh orang-orang pada umumnya, dan ITU HAL YG TDK meragukaN LAGI WALLAHU A'LAM.Adapun ucapan salam kepada MAYIT di kuburan mereka,dan berbicara kepada mereka, ini BUKAN berarti bahwa RUH tidak BERADA di surga, dan MENGANGGAP bahwa mereka HANYA berada di kuburan, NABI ADAM SAJA YG RUHNYA ADA DI ATAS ILIYIN di TEMPAT tertinggi dalam perawatan Allah, Dia (juga) BISA BERADA di kuburnya dan menjawab ucapan salam dari seorang muslim YANG MENGUCAPKAN SALAM KEPADANYA. Selain itu, SAYIDINA Umar (kħaliifah kedua, atau AMIR semua muslim) semoga Allah memberinya rahmat, sepakat bahwa jiwa-jiwa para SYUHADA BERADA di surga, namun mereka JUGA BISA BERADA di kuburan mereka, SEBAGAIMANA ARWAH YANG lain yang telah meninggal. Demikian pula, Nabi mengajarkan kita untuk memberi SALAM KEPADA mereka, dan PARA sahabat MEMBACAKAN SALAM KEPADA SYUHADA Perang Uhud. PADAHAL telah tegas ditetapkan bahwa RUH mereka berada di Surga, pergi ke mana pun SEKEHENDAK mereka, seperti yang disebutkan sebelumnya. (Arruh 1/101-102)

Lalu ia berkata:

ﻓﺼﻞ ﻭﻣﻤﺎ ﻳﻨﺒﻐﻲ ﺃﻥ ﻳﻌﻠﻢ ﺃﻥ ﻣﺎ
ﺫﻛﺮﻧﺎ ﻣﻦ ﺷﺄﻥ ﺍﻟﺮﻭﺡ ﻳﺨﺘﻠﻒ
ﺑﺤﺴﺐ ﺣﺎﻝ ﺍﻷﺭﻭﺍﺡ ﻣﻦ ﺍﻟﻘﻮﺓ
ﻭﺍﻟﻀﻌﻒ ﻭﺍﻟﻜﺒﺮ ﻭﺍﻟﺼﻐﺮ ﻓﻠﻠﺮﻭﺡ ﺍﻟﻌﻈﻴﻤﺔ ﺍﻟﻜﺒﻴﺮﺓ ﻣﻦ ﺫﻟﻚ ﻣﺎ ﻟﻴﺲ ﻟﻤﻦ ﻫﻮ ﺩﻭﻧﻬﺎ ﻭﺃﻧﺖ ﺗﺮﻯ ﺃﺣﻜﺎﻡ ﺍﻷﺭﻭﺍﺡ ﻓﻲ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﻛﻴﻒ ﺗﺘﻔﺎﻭﺕ ﺃﻋﻈﻢ ﺗﻔﺎﻭﺕ ﺑﺤﺴﺐ ﺗﻔﺎﺭﻕ ﺍﻷﺭﻭﺍﺡ
ﻓﻲ ﻛﻴﻔﻴﺎﺗﻬﺎ ﻭﻗﻮﺍﻫﺎ ﻭﺇﺑﻄﺎﺋﻬﺎ
ﻭﺇﺳﺮﺍﻋﻬﺎ ﻭﺍﻟﻤﻌﺎﻭﻧﺔ ﻟﻬﺎ ﻓﻠﻠﺮﻭﺡ ﺍﻟﻤﻄﻠﻘﺔ ﻣﻦ ﺃﺳﺮ ﺍﻟﺒﺪﻥ ﻭﻋﻼﺋﻘﻪ ﻭﻋﻮﺍﺋﻘﻪ ﻣﻦ ﺍﻟﺘﺼﺮﻑ ﻭﺍﻟﻘﻮﺓ ﻭﺍﻟﻨﻔﺎﺫ ﻭﺍﻟﻬﻤﺔ ﻭﺳﺮﻋﺔ ﺍﻟﺼﻌﻮﺩ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺍﻟﺘﻌﻠﻖ ﺑﺎﻟﻠﻪ ﻣﺎ ﻟﻴﺲ ﻟﻠﺮﻭﺡ ﺍﻟﻤﻬﻴﻨﺔ ﺍﻟﻤﺤﺒﻮﺳﺔ ﻓﻲ ﻋﻼﺋﻖ ﺍﻟﺒﺪﻥ ﻭﻋﻮﺍﺋﻘﻪ ﻓﺬﺍ ﻛﺎﻥ ﻫﺬﺍ
ﻭﻫﻲ ﻣﺤﺒﻮﺳﺔ ﻓﻲ ﺑﺪﻧﻬﺎ ﻓﻜﻴﻒ ﺇﺫﺍ ﺗﺠﺮﺩﺕ ﻭﻓﺎﺭﻗﺘﻪ ﻭﺍﺟﺘﻤﻌﺖ ﻓﻴﻬﺎ ﻗﻮﺍﻫﺎ ﻭﻛﺎﻧﺖ ﻓﻲ ﺃﺻﻞ ﺷﺄﻧﻬﺎ ﺭﻭﺣﺎ ﻋﻠﻴﺔ ﺯﻛﻴﻪ ﻛﺒﻴﺮﺓ ﺫﺍﺕ ﻫﻤﺔ
ﻋﺎﻟﻴﺔ ﻓﻬﺬﻩ ﻟﻬﺎ ﺑﻌﺪ ﻣﻔﺎﺭﻗﺔ ﺍﻟﺒﺪﻥ ﺷﺄﻥ ﺁﺧﺮ ﻭﻓﻌﻞ ﺁﺧﺮ ﻭﻗﺪ ﺗﻮﺍﺗﺮﺕ ﺍﻟﺮﺅﻳﺎ ﻓﻲ ﺃﺻﻨﺎﻑ ﺑﻨﻰ ﺁﺩﻡ ﻋﻠﻰ ﻓﻌﻞ ﺍﻷﺭﻭﺍﺡ ﺑﻌﺪ ﻣﻮﺗﻬﺎ ﻣﺎ ﻻ ﺗﻘﺪﺭ ﻋﻠﻰ ﻣﺜﻠﻪ ﺣﺎﻝ ﺍﺗﺼﺎﻟﻬﺎ ﺑﺎﻟﺒﺪﻥ ﻣﻦ
ﻫﺰﻳﻤﺔ ﺍﻟﺠﻴﻮﺵ ﺍﻟﻜﺜﻴﺮﺓ ﺑﺎﻟﻮﺍﺣﺪ
ﻭﺍﻻﺛﻨﻴﻦ ﻭﺍﻟﻌﺪﺩ ﺍﻟﻘﻠﻴﻞ ﻭﻧﺤﻮ ﺫﻟﻚ ﻭﻛﻢ ﻗﺪ ﺭﺋﻰ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﻭﻣﻌﻪ ﺃﺑﻮ ﺑﻜﺮ ﻭﻋﻤﺮ ﻓﻲ ﺍﻟﻨﻮﻡ ﻗﺪ ﻫﺰﻣﺖ ﺃﺭﻭﺍﺣﻬﻢ ﻋﺴﺎﻛﺮ ﺍﻟﻜﻔﺮ ﻭﺍﻟﻈﻠﻢ ﻓﺈﺫﺍ ﺑﺠﻴﻮﺷﻬﻢ
ﻣﻐﻠﻮﺑﺔ ﻣﻜﺴﻮﺭﺓ ﻣﻊ ﻛﺜﺮﺓ ﻋﺪﺩﻫﻢ ﻭﻋﺪﺩﻫﻢ ﻭﺿﻌﻒ ﺍﻟﻤﺆﻣﻨﻴﻦ ﻭﻗﻠﺘﻬﻢ

"Diantara hal-hal yang kita harus ketahui adalah bahwa apa yang telah kita bahas tentang RUH / ARWAH, adalah relatif DAN BERBEDA-BEDA DALAM MASALAH kuat DAN lemahnya ruh tsbt, ATAU besar dan kecilnya. MAKA UTK RUH YANG AGUNG dan mulia BAGINYA KEKUATAN DAN KEAGUNGAN YANG TDK DI miliki OLEH RUH YG DRAJATNYA DI BAWAHNYA. dan Anda dapat melihat bagaimana aturan jiwa sangat berbeda dalam KEHIDUPAN dunia ini DGN PERBEDAAN YG BYK, DGN UKURAN BEDA2NYA modalitas JIWA DAN kekuatan, kecepatan kelambatan, dan DALAM mendapatkan bantuan UNTUKNYA... Ini adalah hal KETIKA terikat dalam tubuh, sehingga bagaimana LAGI KEADAAN Ruh KETIKA independen dan tdk terikat tubuhnya dan kumpulnya kekuatan padanya, DAN pada ASALNYA PUN, RUH ADALAH SUCI dan tinggi,JUGA AGUNG, DAN BEGITU JUGA KEADAAN RUH setelah keberangkatan DAN TDK TERIKAT OLEH BADAN itu MEMILIKI KEADAAN DAN TINDAKAN LAIN SELAIN KTKA TERIKAT DGN TUBUH..DAN TELAH MUTAWATIR KABAR TENTANG mimpi DI KALANGAN UMAT MANUSIA YANG MANA MEREKA MELIHAT TINDAKAN PARA ARWAH SETELAH WAFATNYA,DGN TINDAKAN YG TDK MAMPU DI LAKUKAN DALAM KEADAAN ARWAH KETIKA TERIKAT OLEH BADAN (HIDUP). SEPERTI MENGALAHKAN MUSUH YANG BYAK DGN SENDIRIAN ATAU DGN JUMLAH YG SEDIKIT DLL. DIRIWAYATKAN telah DI LIHAT Nabi SAW dengan Abu Bakar dan Umar RA dalam tidur, BELIAU mengalahkan tentara kufur dan ORANG2 DHALIM, dan kemudian tentara ORG2 KAFIR DAN DHALIM itu kewalahan dan dihancurkan meskipun jumlah mereka besar, PADAHAL KAUM MUSLIMIN lemah dan SDKT JUMLAHNYA (Ar-Ruuĥ, P. 102-103). "

NAH jika ini adalah PENDAPAT Ibnu Al- Qayyim, maka DI mana LETAK syiriknya Memanggil orang WAFAT untuk membantu? Setelah JELAS, sebagaimana DI nyatakan DI ATAS, BAHWA ARWAH yang AGUNG DAN TINGGI DRJATNY lebih mampu membantu setelah ARWAHNYA LEPAS DARI TUBUHNYA (WAFAT) dariPADA sebelum kematian, dan memiliki persepsi mendengar WALAUPUN ARWAHNYA di surgA. MAKA hanya ORANG waras TIDAK akan mengklaim SYIRIK DGN HAL TSBT, setelah TAU SEMUA ini !???

SEMUA NUQILAN DI ATAS,DI AMBIL DARI KITAB AR RUH FIL KALAM ALA ARWAH AL AHYA  WAL AMWAT BI DALAIL KITAB WA SUNNAH. KARYA IBNUL QOYIM AL JAUZIYAH .CET: DARUL  KUTUB ILMIYAH-BAERUT.


Tanbih:

1. al-Albani dan juga para pengikutnya membuat klaim yang tidak masuk akal sama sekali ketika mereka menyatakan bahwa "Ibnu Qayyim menulis Kitab ar-rooh ketika ia baru  belajar ilmu", Hal ini tentu saja merupakan sebuah kebohongan,karena Ibnu Qayyim menuliskan kalimat "... setelah kewafatan Ibnu Taymiyyah,lihat perkataan beliau di awal kitabnya:


وقد حدثني غير واحد ممن كان غير مائل الى شيخ الاسلام ابن تيمية أنه رآه بعد موته وسألأه عن شيء كان يشكل عليه من مسائل الفرائض وغيرها فأجابه بالصواب ) 
Ibnu Qayyim lahir di 691 H /1292 M, sedangkan Ibnu Taimiyah meninggal pada 728 H/1328 M. Jadi, Ibnu Qayyim setidaknya TELAH berumur 37 tahun ketika menulis kitabnya itu dan telah memperoleh semua pengetahuan yang di dapatkan dari gurunya (Ibnu Taimiyah) pada saat ia menulis Kitab ar-rooh.

2. Ada sebagian wahabi meragukan penisbatan kitab Ar ruh pada Ibnu qoyyim, maka itu jelas salah dan hanya fanatik buta, karena: Ibnu qoyyim telah memberi isarah atas kitab Ar ruh dan menyebutkan dalam karya beliau yang lain yaitu dalam kitab jalaul afham bab 6 tentang hadis riwayat abu hurairah:


( إذا خرجت روح المؤمن ..) الحديث 


lalu beliau berkata:

( وقد استوفيت الكلام على هذا الحديث وأمثاله في كتاب الروح ).

:aku telah menjelaskan bahasan hadis ini dan aku memperpanjang dalam kitab AARUH.

3. Ada sebagian wahabi menyatakan bahwa isi kitab ini  banyak di sisipi tangan2 yang tdk bertanggung jawab,maka perlu di tahqiq dulu, jawabannya adalah sebenarnya kitab ini telah di kaji dan di tahqiq oleh banyak ulama di antaranya oleh basam ali as salamah al amus di al jamiah imam muhammad bin saud al islamiyah dan hasil tahqiq di cetak pada tahun 1410 H,DAN DI TETAPKAN BAHWA ItU benar KITAB KARYA IBNU QOYYIM, dan di bahas juga masalah2 yg penting di dalamnya...

DiNuqilkan Oleh : Bagus Rangin ~ Kertajati-Majalengka

pucukpucuk Agan sedang membaca artikel tentang: Ibnu Al-Qayyim Al-Jawziyyah memberi legalitas menyeru orang wafat. Silakan agan copy dan paste atau sebarluaskan artikel ini jika dinilai bermanfaat,Ane juga menyediakan buku terjemahan kitab yang membantah wahabi: 1. buku "bid'ah mahmudah dan bid'ah idhafiyah antara pendapat yang membolehkan dan yang melarang" terjemah dari kitab: albid'atul mahmudah wal bid'atul idhafiyah bainal mujiziina wal maniin" karya Syaikh abdul fattah Qudais Al Yafi"i, 2.Terjemah kitab ‘At Tabaruk Bi As Sholihin Baina Al Muzijiin wa Al Maani’in: Mencari Keberkahan Kaum Sholihin Antara Pendapat yang Membolehkan dan yang Melarang, hub admin: hp/WA 0857-5966-1085.syukron :

*** Dapatkan buku terjemah disini ***

Share this article :

Posting Komentar

Jangan lupa Tulis Saran atau Komentar Anda

 
Design Template by panjz-online | Support by creating website | Powered by Blogger