News Update :
Home » » Sifat Allah:''Tangan VS Mendengar & Tafwid Bag [1]

Sifat Allah:''Tangan VS Mendengar & Tafwid Bag [1]

Penulis : Bagus Rangin on 9 Januari 2012 | 18.18.00



 Syaikh Tjjani Usman Zangon Barebari [Nigeria ]

Pertanyaan: Bukankah Dzat meyiratkan adanys kebutuhan terhadap organ khusus, seperti tangan yg mana merupakan organ? Bukankah konsep dan tindakan mendengar juga berupa fisik ? Anda bisa mendengar karena ada getaran SUARA yg di jemput oleh sistem pendengaran di telinga Anda, sehingga mendengar  JUGA BERATI fisik ??.kenapa Anda mensipati Allah dgn mendengar tapi menolak sifat tangan utkNya??

Jawaban:  ALAT Mendengar dan yang terdengar adalah fisik, yaitu soundwaves (getaran suara] tetapi bagaimana pun MENDENGAR itu tidak selalu BERUPA FISIK. Munculnya PERTANYAAN dengan penyimpulan di atas terjadi KARENA di dasarkan pada fakta bahwa pendengaran kita memiliki aspek fisik. pendengaran kita adalah fisik dalam arti bahwa yang kita dengar melalui instrumen (telinga) dari REAKSI GETARAN GELOMBANG SUARA KE indra pendengaran kita,dan Ini adalah cara Mendengarnya kita, Ini adalah pendengaran dengan kayf [dengan suatu modalitas], yakni dengan adanya beberapa langkah dan unsur-unsur yg terlibat, atau deskripsi fisik.
 Allah Berfirman ''Allah maha mendengar", dan mendengarNya tanpa kayf, tanpa modalitas, Oleh karena itu, Maka pendengaranNya tidak didasarkan pada getaran dan instrumen, Dan kita mesti menyatakan itu, karena Allah mendengar segala sesuatu pada saat yang bersamaan dan mendengarnya Allah tidak dgn telinga, karena jika mendengarnya  dgn telinga, berarti Dia terdiri dari bagian-bagian, dan sesuatu yang tersusun memerlukan sesuatu yang lain untuk menempat bersama-sama, dan itu memerlukan  pencipta. Selain itu,  mendengarNya tidak dapat di dasarkan pada reaksi dari getaran sound waves, karena kebutuhan terhadap reaksi adalah ketidak sempurnaan. Selanjutnya, pendengaran Allah tidak berurutan (mendengar satu demi satu) karena Allah tidak tercakup waktu (Dan setiap yg memiliki urutan kejadian,  adalah terlingkup waktu ....Penjelasan tentang mengapa pendengaran Allah seperti yg telah di jelaskan, maka jawabannya adalah sebagai berikut :
Sifat pendengaran yg berurutan adalah sesuatu hal yang mungkin adanya [mumkinul wujud]Artinya, jika sedang mendengar sesuatu, maka pandangan kita bahwa suara berikutnya masih kemungkinan, dan bukan intrinsik yg pasti adanya,karena mendengar tidak ada sebelumnya, dan apa pun yang tiada dan kemudian menjadi ada,itu tidak bisa dikatakan selalu ada/kekal, Sebaliknya hal itu harus dibawa ke dlm keberadaan (Di adakan), Dgn kata lain, dalam hal pendengaran sekuensial, mendengar suara atau tidak mendengar pada waktu berikutnya, itu sama-sama masih Kemungkin. Ini berarti bahwa mendengar dgn cara itu membutuhkan kepada yg  mengadakan, Ini membuktikan bahwa mendengar suara berikutnya memererlukan pencipta utk bs terdengar,dengan analog itu, dan pendengaran Allah tidaklah dicipta kan dan tidak berurutan.

  Jika ingin penjelasan yang lebih jelas tntg hal ini sebagai Bantahan atas klaim bahwa ''pendengaran adalah benar2 fisik dgn alasan adanya getaran suara, juga ada sinyal-sinyal di otak yang dihasilkan oleh getaran di telinga", maka penjelasannya adalah bahwa utk bs mendengar tdk cukup dgn hal yg telah di sebutkan tadi, tapi butuh satu hal lg yaitu persepsi dalam pendengaran itu sendiri... !!?? Sebab Jika utk mendengar hanya dengan gelombang getaran suara, maka mikrofon pun akan bs mendengar,tetapi kita tidak mengatakan bahwa mikrofon dapat mendengar, dan apakah alat perekam bs mendengar kita ?? Malah orang yang tidur juga bs menangkap getaran suara di telinganya dan menangkap sinyal-sinyal yang dihasilkan dari dalam otaknya, tetapi jika ia tidak bangun, kita tidak akan mengatakan bahwa orang yg sedang tidur dapat mendengar apapun yg kita lakukan,jelas Tidak ! pendengaran kita membutuhkan lebih dari itu, yakni diperlukan persepsi dari sesuatu yang didengar dgn pikiran, dan persepsi tsbt bukanlah fisik,dan pada kenyataannya tidak ada seorang pun yg tau secara persis apa persepsi tsbt. Persepsi terhadap yang didengar sendiri bukan berupa getaran dan juga bukan sinyal, itu adalah sesuatu di luar fisik. penjelasan ini di lakukan karena berkaitan dgn hal perubahan, mengembang dan memiliki urutan, Selain itu, dan di samping itu pendangaran kita membutuhKan spesifikasi, karena kita hanya mendengar jumlah suara yang sangat terbatas pada setiap titik waktu.
maka kesimpulannya jelas bahwa bukan cuma  getaran suara yang membuat kita bisa mendengar, Getaran tidak memiliki kekuatan tersebut. Pernyataan bahwa mendengar di sebabkan oleh suara yg memberikan sesuatu yang bergetar di telinga dan kemudian menjdi sinyal, itu tdk tepat ! Sekali lagi, persepsi dalam diri kita tentang apa yg di dengar adalah merupakan inti bagi seseorang utk dapat mendenger, bukan cuma getaran atau sinyal itu sendiri, dan persepsi tsbt adalah sesuatu yang abstrak dari pikiran dan makna,adapun Getaran itu hanya menyediakan jembatan antara pikiran kita dan hal yg abstrak tsbt, dan semua ini hanya sebuah jembatan yg di ciptakan, oleh sebab itu kita perlu Allah utk menciptakan Persepsi tsbt dalam pikiran kita, dan Getaran tidak bisa melakukannya sendiri.
Dan Telinga pun, bukanlah suatu keharusan utk mendengar, tetapi cuma pra syarat normal/adat. Artinya, Allah telh menciptakan telinga sebagai alat kemampuan utk mendengar, dan itu sebagai Persyaratan untuk mendengar pada makhluk yang di ciptakan, tetapi Allah bs saja menciptakan persepsi mendengar tanpa salah satu hal-hal yg di sebutkan di atas!
Karena kita tidak tahu hakikat mendengar/pendengaran kita selain pengamatan kita terhadap soundwaves dan sinyal, dan itu pun sebenarnya hanya pengamatan dari apa yang didengar dan bukan mendengar itu sendiri, maka tidak heran jika kemudian kita tidak tahu realitas pendengaran Allah SWT.,kita cuma bisa tahu bahwa Dia mendengar segala sesuatu tanpa modalitas,urutan reaksi, dan juga instrumen, dan mendengarNya adalah sifat yang pasti, dan bukan sekedar kemungkinan. Artinya pendengaran Allah bukanlah suatu tindakan seperti pendengaran kita, tapi itu sifat yang diperlukan sebagai dzat yg sempurna, Dengan kata lain hal mutlak bahwa Allah mendengar segala sesuatu tanpa instrumen.
Tanya-jawab
Pertanyaan: Bisakah Anda menjelaskan mendengar, kemudian menjelaskan alasan Anda Menolak terjemah "Yad" sebagai Hand /tangan, Jika "Yad" tidak bisa di artikan "tangan tdk seperti tangan mahluk", karena "Tangan" memiliki arti organ maka pasti sebagaian orang bertanya "Mendengar" juga memiliki arti fisik.
 Jawaban: Arti literal dari tangan adalah anggota tubuh, yang akan setara dengan konsep telinga pada jawaban di atas dan bukan mendengar itu sendiri. Anda tidak harus menerjemahkan bahasa Arab "yad" sebagai "tangan" dgn alasan tsbt. Toh Yad dalam bahasa arab tdk mesti  berarti anggota tubuh, bisa lihat ide-ide seperti perawatan atau kekuasaan.

Pertanyaan: Bukankah fakultas menyiratkan perlu akan organ khusus, seperti tangan menyiratkan anggota badan?
Jawaban: Tidak, sebenarnya ini kasus yg berbeda, organ indera memerlukan pencipta untuk menentukan bagaimana bentuk/ukurannya, dan pendengaran Allah tdklah diciptakan. Perhatikan bahwa kata "tangan" tidak bs tidak itu berarti anggota badan, dan memang anggota badan, ada pun Mendengar, bagaimanapun bukan anggota badan, telingalah anggota badan, dan telinga adlah anggota tubuh yang menyiratkan mendengar pada ciptaan (mahluk), karena itu ketentuan Allah telah menghendaki mendengar dgn telinga untuk ciptaan-Nya, bukan berarti bahwa mendengar harus dgn telinga seperti dalam bayangan kita, tapi bisa saja dengan cara lain dan bentuk yg lain..

Pertanyaan: tolong jelaskan mengapa tidak salah untuk mengatakan 'Allah' Melihat tidak seperti 'Melihat' kita? Bukankah ini bertentangan dengan perkataan Imam Tahawi yang mengatakan 'Barangsiapa menyandarkan sifat kepada Allah dgn sifat yg memiliki arti sm dgn apa yang berlaku pada manusia, maka ia tlh kafir? " Saya tahu tangan merupakan anggota tubuh tapi 'Melihat' juga adalah sebuah makna yang berlaku untuk manusia jadi bagaimana ini di perbolehkan ??
Jawaban: Karena ketika kita mengatakan, "melihat Allah tidak seperti melihat kita," atau "Allah melihat segala sesuatu tanpa awal, instrumen atau urutan," maka melihatnya tidak membutuhkan spesifikasi dari apa yang dilihat, maupun bagaimana (modalitas) melihatNya (seperti dgn mata,) dan apa pun yg tidak memerlukan spesifikasi, dan tidak memiliki awal dan akhir, maka tidak mengandung makna yang sama dgn ciptaan / mahluk. hal ini berbeda dgn anggota tubuh seperti tangan,karena tangan memiliki spesifikasi fisik, dan hal yg memiliki spesifikasi pasti membutuhkan seseorang untuk menentukan bagaimana bentuknya [pencipta].. Itulah sebabnya mengapa mengatakan "tangan tapi tidak seperti anggota badan ciptaan," adalah kekufuran, karena anggota badan membutuhkan spesifikasi.

PERTANYAAN: Allah SWT mendengar sesuatu yang fisik, dan Dia melihat sesuatu yg fisik, tapi Mendengar dan MelihatNya tidak seperti kita, bukan dgn sesuatu fisik. Apakah kita mengatakan bahwa Allah Mendengar dan Melihat merujuk kepada PengetahuanNya ? artinya Dia memiliki pengetahuan tntg semua yang terdengar dan terlihat?

JAWABAN:Allah itu mendengar dan melihat bukan dengan fisik, tidak tergantung pada sinar atau getaran, dan bkn melalui instrumen, dan tidk berurutan atau perubahan. Kami tidak di taklip untuk mengetahui lebih dari itu. pendengaran Allah adalah pengetahuan-Nya dan pengetahuan-Nya bukan mendengar-Nya. Allah melihat tanpa mata dan tanpa perantara cahaya. Allah melihat matahari sama seperti Dia melihat semut hitam, berjalan di atas batu hitam di malam yang gelap. Hal ini karena Allah tidak melihat dengan mata dan juga tidak melihat dengan perantara cahaya.Demikian pula Allah tidak mendengar dengan telinga dan juga tidak mendengar dengan perantara getaran. Sebaliknya Allah melihat segala sesuatu seeable dan mendengar segala sesuatu hearable, Dan utk bs mendengar, seseorang tdk harus memiliki telinga,begitu juga mata bukan suatu keharusan bagi seseorang utk melihat.

Lebih dari itu, dalam hubungannya dengan Allah - Allah melihat tanpa mata, mendengar tanpa telinga dan mengetahui tanpa otak, Hal ini penting untuk diingat bahwa getaran suaralah yang bersifat fisik, sedangkan pendengaran tidak harus selalu fisik.

Pertanyaan: Allah adalah Al-Sam'U arti-nya adalah Maha Mendengar bahwa mendengarNya tidak seperti kami?? Tapi kita masih mengguna-kan kata yang sama 'Mendengar' tidak seperti pendengaran kita jadi mengapa  kata 'Tangan' bukan seperti tangan kita tidak boleh ?? Kedua makna itu berlaku bagi manusia?
Mengapa kita tidak melakukan tafweed dari semua sifat Allah??
Jawaban: Harap diperhatikan bahwa mendengar dan melihat bukan organ. Kita tidak memperdebatkan kata- kata telinga dan mata, cuma ketika menyebutkan hal-hal pada ciptaan, melihat adalah sifat mata, dan mendengar adalah sifat dari telinga. Ketika menyebut Allah Mendengar dan Melihat, kita tahu tanpa keraguan bahwa Allah tidak membutuhkan mata untuk melihatNya dan telinga untuk mendengarNya, Meskipun kata-kata ini sama tapi artinya berbeda, karena Allah tidak menyerupai ciptaan, tapi hal Ini tidak berlaku untuk semua kata, banyak kata yang tidak valid ketika kata bahasa Arab yang sama diterjemahkan ke Bahasa lain, apabila itu hanya membawa arti fisik, contoh Kami tidak mengatakan Allah bergerak dengan bergerak yang layak bagiNya dan gerakanNya berbeda dengan gerakan kita, ini jelas kufur karena yg namanya gerakan tidak peduli seberapa Anda mencoba untuk menggambarkan atau menyamarkan arti, itu tetap makna fisik, Gerakan dan diam tidak dapat dikait kan dengan Allah karena itu jelas utk tubuh yang diciptakan dan menempat. Jadi kita jgn gunakan kata yang hanya membawa arti fisik dan kemudian menerapkan kata itu utk Allah, tetapi terkadang untuk menyembunyikan kontradiksi,mereka mengatakan: 'Dengan yang layak bagiNya', atau 'yg berbeda dgn mahliknya kita'. ina kontradiksi !

Pertanyaan: wahabi menyatakanatakan jika 'turun membutuhkan gerakan tubuh, maka 'Melihat' juga memerlukan mata. mereka mengatakan bahwa jika kita mengatakn Melihat tanpa mata itu tidak sesuai dengan makna Melihat lagi, jadi ini pembenaran bagi mereka untuk mengatakan 'turun' tidak membutuhkan gerakan tubuh. terus apa sebenarnya arti dari 'Melihat'? Dan bagaimana itu sesuai dgn arti 'Melihat'? Dan ketika mereka meng-atakan bahwa 'turun bukan pergerakan tubuh bila dikait kan dengan Allah,bgmn itu tidak sesuai dgn arti turun lagi?
Jawaban:" kata Wahabi": Dapatkah anda melihat tanpa mata? Tidak ada mata =tdk melihat. Yang dimaksud dgn "melihat" adalah " dengan mata".

Komentar: Itu benar bagi manusia pada beberapa tingkat kebenaran, Melihat dengan mata hanyalah salah satu cara melihat, dan karena Allah melihat tanpa modus, maka tidak dengan mata.

"Sunni berkata": Allah melihat tidak seperti kita melihat. Ia bebas dari sifat mahluk/ciptaan.
"Lalu Wahabi " Menjawab : terus apa salahnya ktka kita mengatakan Dia turun tidak seperti turun kita ? Jika Melihatnya-Nya brbeda, maka keturunan-Nya juga berbeda.
Komentar: Jika kata "turun" tidak melibatkan berada di suatu tempat dan tdk melibatkan gherakan, mk mereka telah membuat kesalahan (besar) dalam menerjemahkan "nuzuul" dgn "turun," dan dgn begitu tidak ada masalah lebih lanjut.toh tdk ada makna, Jalan salaf brkenaan dngan nuzuul adalah tanpa komentar atau mengubah (menterjemah), atau dgn memberikan penafsiran yang dapat diterima, tetapi dgn menerjemahkan secarara harfiah ke bahasa lain, itu bukanlah sesuatu yang DI lakukan salaf, karena hal tsbt menyesatkan.
dan Saya tidak mengetahui adanya makna umum turun selain bergerak dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah.

"wahabi bertanya" mengatakan bahwa jika Melihat tanpa mata, itu tidak sesuai dengan makna Melihat lagi jadi ini pembenaran bagi mereka untuk mengatakan 'turun' tidak membutuhkan gerakan tubuh jg...
Komentar: mata hanya sebuah alat, bukan melihat itu sendiri. kata turun,bagaimanapun, adalah gerakan dalam diri dgn arah top-down.

"Bisakah Anda menjelaskan arti dari 'Melihat'??Dan bagaimana arti yg sesuai dgn'Melihat'??
Komentar: Melihat adalah kebalikan dari kebutaan. Dan ketika mereka mengatakan bahwa 'turun bukan pergerakan tubuh bila dikait kan dengan Allah,Maka bagai mana pun itu tidak sesuai arti turun lagi !Karena turun adalah untuk berpindah dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah. Namun, jika mereka menyangkal bahwa turun bukan gerakan bagi Allah, dan bhw hal itu tidak melibatkan berada di suatu tempat, maka saya menganggap ini sangat positif. Entah bagaimana aku ragu bahwa ini adalah apa yang mereka benar-benar yakini.

DiNuqilkan Oleh : Bagus Rangin ~ Kertajati-Majalengka

pucukpucuk Agan sedang membaca artikel tentang: Sifat Allah:''Tangan VS Mendengar & Tafwid Bag [1]. Silakan agan copy dan paste atau sebarluaskan artikel ini jika dinilai bermanfaat,Ane juga menyediakan buku terjemahan kitab yang membantah wahabi: 1. buku "bid'ah mahmudah dan bid'ah idhafiyah antara pendapat yang membolehkan dan yang melarang" terjemah dari kitab: albid'atul mahmudah wal bid'atul idhafiyah bainal mujiziina wal maniin" karya Syaikh abdul fattah Qudais Al Yafi"i, 2.Terjemah kitab ‘At Tabaruk Bi As Sholihin Baina Al Muzijiin wa Al Maani’in: Mencari Keberkahan Kaum Sholihin Antara Pendapat yang Membolehkan dan yang Melarang, hub admin: hp/WA 0857-5966-1085.syukron :

*** Dapatkan buku terjemah disini ***

Share this article :

Posting Komentar

Jangan lupa Tulis Saran atau Komentar Anda

 
Design Template by panjz-online | Support by creating website | Powered by Blogger