News Update :
Home » » Bid'ah cuma ada dalam hal ibadah, Ibadah yang bagaimana ??

Bid'ah cuma ada dalam hal ibadah, Ibadah yang bagaimana ??

Penulis : Bagus Rangin on 5 Januari 2012 | 07.38.00




Semoga ini menambah ilmu bagi kita. Amien.



ﺍﻷﺻﻞ ﻓﻲ ﺍﻟﻌﺒﺎﺩﺍﺕ ﺍﻟﺘﻮﻗﻴﻒ
ﻭﻓﻲ ﻫﺬﻩ ﺍﻟﻠﻴﻠﺔ ﺃﻭﺩ ﺃﻥ ﺃﻗﻒ ﻋﻨﺪ ﻗﻀﻴﺔ ﺃﺳﺎﺳﻴﺔ ﻓﻲ ﺍﻟﻌﺒﺎﺩﺍﺕ ﺟﻤﻴﻌﺎ ﻗﺎﻋﺪﺓ ﻣﻌﺮﻭﻓﺔ ﻋﻨﺪ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﻌﻠﻢ
ﻭﻫﻲ، ﺃﻥ ﺍﻷﺻﻞ ﻓﻲ ﺍﻟﻌﺒﺎﺩﺍﺕ ﺍﻟﺘﻮﻗﻴﻒ ﻛﻤﺎ ﺃﻥ ﺍﻷﺻﻞ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﻌﺎﻣﻼﺕ ﻭﺍﻟﻌﻘﻮﺩ ﺍﻹﺑﺎﺣﺔ، ﻭﻫﺬﻩ ﻗﺎﻋﺪﺓ ﻧﻔﻴﺴﺔ ﻭﻣﻬﻤﺔ ﺟﺪﺍ ﻭﻧﺎﻓﻌﺔ ﻟﻺﻧﺴﺎﻥ، ﻓﺒﺎﻟﻨﺴﺒﺔ ﻟﻠﻌﺒﺎﺩﺍﺕ ﻻ ﻳﺠﻮﺯ ﻟﻺﻧﺴﺎﻥ ﺃﻥ ﻳﺨﺘﺮﻉ ﻣﻦ ﻧﻔﺴﻪ
ﻋﺒﺎﺩﺓ ﻟﻢ ﻳﺄﺫﻥ ﺑﻬﺎ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﺰ ﻭﺟﻞ،ﺑﻞ ﻓﻌﻞ ﻟﻜﺎﻥ ﻗﺪ ﺷﺮﻉ ﻓﻲ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﻣﺎ ﻟﻢ ﻳﺄﺫﻥ ﺑﻪ ﺍﻟﻠﻪ،ﻓﻠﻢ ﻳﻜﻦ ﻷﺣﺪ ﺃﻥ ﻳﺘﺼﺮﻑ ﻓﻲ ﺷﺄﻥ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﺃﻭ ﺍﻟﺰﻛﺎﺓ ﺃﻭ ﺍﻟﺼﻮﻡ ﺃﻭ ﺍﻟﺤﺞ ﺯﻳﺎﺩﺓ ﺃﻭ ﻧﻘﺼﺎ ﺃﻭ ﺗﻘﺪﻳﻤﺎ ﺃﻭ ﺗﺄﺧﻴﺮﺍ ﺃﻭ ﻏﻴﺮ ﺫﻟﻚ، ﻟﻴﺲ ﻷﺣﺪ ﺃﻥ ﻳﻔﻌﻞ ﻫﺬﺍ،ﺑﻞ ﻫﺬﻩ ﺍﻷﻣﻮﺭ ﺇﻧﻤﺎ ﺗﺘﻠﻘﻰ ﻋﻦ ﺍﻟﺸﺎﺭﻉ،ﻭﻻ ﻳﻠﺰﻡ ﻟﻬﺎ ﺗﻌﻠﻴﻞ،ﺑﻞ ﻫﻲ ﻛﻤﺎ ﻳﻘﻮﻝ ﺍﻷﺻﻮﻟﻴﻮﻥ:
ﻏﻴﺮ ﻣﻌﻘﻮﻟﺔ ﺍﻟﻤﻌﻨﻰ،ﺃﻭ ﺗﻌﺒﺪﻳﺔ، ﺑﻤﻌﻨﻰ ﺃﻧﻪ ﻟﻴﺲ ﻓﻲ ﻋﻘﻮﻟﻨﺎ ﻧﺤﻦ ﻣﺎ ﻳﺒﻴﻦ ﻟﻤﺎﺫﺍ ﻛﺎﻧﺖ ﺍﻟﻈﻬﺮ ﺃﺭﺑﻌﺎ، ﻭﺍﻟﻌﺼﺮ ﺃﺭﺑﻌﺎ،ﻭﺍﻟﻤﻐﺮﺏ ﺛﻼﺛﺎ، ﻭﺍﻟﻔﺠﺮ ﺭﻛﻌﺘﻴﻦ،ﻟﻴﺲ ﻋﻨﺪﻧﺎ ﻣﺎ ﻳﺪﻝ
ﻋﻠﻰ ﺫﻟﻚ ﺇﻻ ﺃﻧﻨﺎ ﺁﻣﻨﺎ ﺑﺎﻟﻠﻪ ﺟﻞ ﻭﻋﻼ، ﻭﺻﺪﻗﻨﺎ ﺭﺳﻮﻟﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ،ﻓﺠﺎﺀﻧﺎ ﺑﻬﺬﺍ ﻓﻘﺒﻠﻨﺎﻩ،ﻫﺬﺍ ﻫﻮ ﻃﺮﻳﻖ ﻣﻌﺮﻓﺔ ﺍﻟﻌﻘﺎﺋﺪ ﻭﻃﺮﻳﻖ ﻣﻌﺮﻓﺔ
ﺍﻟﻌﺒﺎﺩﺍﺕ،ﻓﻤﺒﻨﺎﻫﺎ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺘﻮﻗﻴﻒ ﻭﺍﻟﺴﻤﻊ ﻭﺍﻟﻨﻘﻞ ﻻ ﻏﻴﺮ،ﺑﺨﻼﻑ ﺍﻟﻤﻌﺎﻣﻼﺕ ﻭﺍﻟﻌﻘﻮﺩ ﻭﻧﺤﻮﻫﺎ،ﻓﺈﻥ ﺍﻷﺻﻞ ﻓﻴﻬﺎ ﺍﻹﺑﺎﺣﺔ ﻭﺍﻹﺫﻥ ﺇﻻ ﺇﺫﺍ
ﻭﺭﺩ ﺩﻟﻴﻞ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻤﻨﻊ ﻣﻨﻬﺎ،ﻓﻠﻮ ﻓﺮﺽ ﻣﺜﻼ ﺃﻥ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﺍﺧﺘﺮﻋﻮﺍ ﻃﺮﻳﻘﺔ
ﺟﺪﻳﺪﺓ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﻌﺎﻣﻠﺔ ﻓﻲ ﺍﻟﺒﻴﻊ
ﻭﺍﻟﺸﺮﺍﺀ ﻋﻘﺪﺍ ﺟﺪﻳﺪﺍ ﻟﻢ ﻳﻜﻦ ﻣﻮﺟﻮﺩﺍ ﻓﻲ ﻋﻬﺪ ﺍﻟﻨﺒﻮﺓ،ﻭﻫﺬﺍ ﺍﻟﻌﻘﺪ ﻟﻴﺲ ﻓﻴﻪ ﻣﻨﻊ،ﻟﻴﺲ ﻓﻴﻪ ﺭﺑﺎ ﻭﻻ ﻏﺮﺭ ﻭﻻ ﻇﻠﻢ ﻭﻻ ﺷﻲﺀ ﻳﺘﻌﺎﺭﺽ ﻣﻊ ﺃﺻﻮﻝ ﺍﻟﺸﺮﻳﻌﺔ، ﻓﺤﻴﻨﺌﺬ ﻧﻘﻮﻝ:ﻫﺬﺍ ﺍﻟﻌﻘﺪ ﻣﺒﺎﺡ

terjemahan, asal dalam ibadah adalah tauqifi, Saya ingin menerangkan permasalahan penting tentang ibadah, yaitu tentang kaidah yang sudah amat terkenal, yaitu : segala sesuatu dalam ibadah itu tauqufi sifatnya. kaidah ini amat sangat penting dan sangat bermanfaat bagi manusia.nisbahnya pada adat,manusia tidak boleh membuat buat sesuatu sebagai ibadah yang tidak diizinkan Allah dalam agama.
Seseorang tidak boleh mengerjakan sholat, zakat, puasa haji,,,dengan menambahi atau mengurangi, atau mendahulukan dan mengakhirkan atau selainnya. bahkan ia, seperti dikatakan ushuliyyun : tidak bisa di aqal maknanya artinya : kita tidak bisa tahu kenapa shalat dzuhur 4, shalat ashar 4 rakaat, maghrib 3, fajar 2, tidaklah kita tahu akan hikmatnya. Tapi yang jadi kewajiban kita adalah beriman pada Allah, dan membenarkan Rasul serta apa yang dibawanya dan wajib kita terima. ini adalah tata cara beraqidah dan melaksanakan ibadah. Dasarnya adalah tauqif, naql dan dalil sama’i. tidak yang lain. Ini berbeda dari mu’amalat… asalnya adalah boleh sampai ada dalil larangan terhadapnya ( artinya akan terus boleh sampai ada dalil yang melarang ). seperti seseorang yang membuat sesuatu yang baru dengan membuat cara cara baru tentang jual beli yang tidak ada di zaman nabi, maka tidak ada alasan melarangnya, juga jika tidak ada faktor yang membuat dia haram, seperti riba, jahalah, penipuan, dzalim dan tidak bertentangan dengan ushul syariah, maka kita mengatakan : ini semua mubah (boleh ).selesai.


ﺍﻟﺘﻮﻗﻴﻒ ﻓﻲ ﺻﻔﺔ ﺍﻟﻌﺒﺎﺩﺓ 
 ﺗﻮﻗﻴﻔﻴﺔ ﻓﻲ ﺻﻔﺔ ﺍﻟﻌﺒﺎﺩﺓ- ﻓﻼ ﻳﺠﻮﺯ ﻷﺣﺪ ﺃﻥ ﻳﺰﻳﺪ ﺃﻭ ﻳﻨﻘﺺ،ﻛﺄﻥ ﻳﺴﺠﺪ ﻗﺒﻞ ﺃﻥ ﻳﺮﻛﻊ ﻣﺜﻼ
ﺃﻭ ﻳﺠﻠﺲ ﻗﺒﻞ ﺃﻥ ﻳﺴﺠﺪ،ﺃﻭ ﻳﺠﻠﺲ ﻟﻠﺘﺸﻬﺪ ﻓﻲ ﻏﻴﺮ ﻣﺤﻞ ﺍﻟﺠﻠﻮﺱ، ﻓﻬﻴﺌﺔ ﺍﻟﻌﺒﺎﺩﺓ ﺗﻮﻗﻴﻔﻴﺔ ﻣﻨﻘﻮﻟﺔ ﻋﻦ ﺍﻟﺸﺎﺭﻉ 

 terjemahannya : 
  • tauqifi dalam sifat ibadah, dalam sifatnya,,,maka tidak boleh untuk menambah dan megurangi. seperti sujud sebelum ruku, atau duduk sebelum sujud, atau duduk tasyahud tidak pada tempatnya oleh karena itu, yang namanya ibadah itu tauqifi dinuqil dari syari’( Allah] 

    ﺍﻟﺘﻮﻗﻴﻒ ﻓﻲ ﺯﻣﻦ ﺍﻟﻌﺒﺎﺩﺓ ﺯﻣﺎﻥ ﺍﻟﻌﺒﺎﺩﺓ ﺗﻮﻗﻴﻔﻲ-ﺃﻳﻀﺎ-ﻓﻼ ﻳﺠﻮﺯ ﻷﺣﺪ ﺃﻥ ﻳﺨﺘﺮﻉ ﺯﻣﺎﻧﺎ ﻟﻠﻌﺒﺎﺩﺓ ﻟﻢ ﺗﺮﺩ،ﻣﺜﻞ  
    وبالنسبة للزمان يمكن أن تقول: كصيام رمضان والوقوف بـعرفة فإنه في زمان معلوم لا يجوز أن يتقدم أو يتأخر، ومثله مواقيت الصلوات لا يجوز أن يصلى قبل دخول الوقت أو بعد خروج الوقت، فلابد أن يصلى في الوقت.

  • tauqifi dalam waktu pelaksanaan ibadah waktu pelaksanaan ibadah juga tauqifi. maka tidak boleh seseorang itu membuat buat ibadah di waktu tertentu yang syari’ tidak memerintahkannya.....................................

    ﺍﻟﺘﻮﻗﻴﻒ ﻓﻲ ﻧﻮﻉ ﺍﻟﻌﺒﺎﺩﺓ
    ﻛﺬﻟﻚ ﻻﺑﺪ ﺃﻥ ﺗﻜﻮﻥ ﺍﻟﻌﺒﺎﺩﺓ ﻣﺸﺮﻭﻋﺔ ﻓﻲ ﻧﻮﻋﻬﺎ،ﻭﺃﻋﻨﻲ ﺑﻨﻮﻋﻬﺎ ﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﺟﻨﺲ ﺍﻟﻌﺒﺎﺩﺓ ﻣﺸﺮﻭﻋﺎ،ﻓﻼ ﻳﺠﻮﺯ
    ﻷﺣﺪ ﺃﻥ ﻳﺘﻌﺒﺪ ﺑﺄﻣﺮ ﻟﻢ ﻳﺸﺮﻉ ﺃﺻﻼ، ﻣﺜﻞ ﻣﻦ ﻳﺘﻌﺒﺪﻭﻥ ﺑﺎﻟﻮﻗﻮﻑ ﻓﻲ ﺍﻟﺸﻤﺲ،ﺃﻭ ﻳﺤﻔﺮ ﻟﻨﻔﺴﻪ ﻓﻲ ﺍﻷﺭﺽ
    ﻭﻳﺪﻓﻦ ﺑﻌﺾ ﺟﺴﺪﻩ ﻭﻳﻘﻮﻝ: ﺃﺭﻳﺪ ﺃﻥ ﺃﻫﺬﺏ ﻭﺃﺭﺑﻲ ﻭﺃﺭﻭﺽ ﻧﻔﺴﻲ ﻣﺜﻼ، ﻓﻬﺬﻩ ﺑﺪﻋﺔ!

  • tauqifi dalam macamnya ibadah, begitu juga ibadah juga harus disyaratkan sesuai dengan syari’at..artinya termasuk dari jenis ibadah yang di syariatkan, maka tidak sah bagi orang yang menyembah sesuatu yang tidak di syariatkan, seperti menyembah matahari atau memendam jasadnya sebagian sembari berkata saya ingin melatih badanku misalkan ini semua bid’ah.

    ﺍﻟﺘﻮﻗﻴﻒ ﻓﻲ ﻣﻜﺎﻥ ﺍﻟﻌﺒﺎﺩﺓ
    ﻛﺬﻟﻚ ﻣﻜﺎﻥ ﺍﻟﻌﺒﺎﺩﺓ ﻻﺑﺪ ﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﻣﺸﺮﻭﻋﺎ،ﻓﻼ ﻳﺠﻮﺯ ﻟﻺﻧﺴﺎﻥ ﺃﻥ ﻳﺘﻌﺒﺪ ﻋﺒﺎﺩﺓ ﻓﻲ ﻏﻴﺮ ﻣﻜﺎﻧﻬﺎ،ﻓﻠﻮ ﻭﻗﻒ ﺍﻹﻧﺴﺎﻥ-ﻣﺜﻼ-ﻳﻮﻡ ﻋﺮﻓﺔ
    ﺑﻻـﻤﺰﺩﻟﻔﺔ ﻓﻼ ﻳﻜﻮﻥ ﺣﺠﺎ ﺃﻭ ﻭﻗﻒ ﺑـﻤﻨﻰ،ﺃﻭ ﺑﺎﺕ ﻟﻴﻠﺔ ﺍﻟﻤﺰﺩﻟﻔﺔ ﺑـﻌﺮﻓﺔ،ﺃﻭ ﺑﺎﺕ ﻟﻴﺎﻟﻲ ﻣﻨﻰ ﺑﻻـﻤﺰﺩﻟﻔﺔ ﺃﻭ ﺑـﻌﺮﻓﺔ،ﻓﺈﻧﻪ ﻻ ﻳﻜﻮﻥ ﺃﺩﻯ ﻣﺎ ﻳﺠﺐ ﻋﻠﻴﻪ،ﺑﻞ ﻳﺠﺐ ﺃﻥ ﻳﻠﺘﺰﻡ ﺑﺎﻟﻤﻜﺎﻥ ﺍﻟﺬﻱ ﺣﺪﺩﻩ ﺍﻟﺸﺎﺭﻉ
    ﺇﻟﻰ ﻏﻴﺮ ﺫﻟﻚ.
  • tauqifi dalam tempat ibadah. maka ini juga harus masyru’. maka tidak boleh beribadah tidak pada tempat yang sudah disyari’atkan. seperti jika seseorang wukuf di muzdalifah, maka ini bukan haji, atau wuquf dimina, atau bermalam ( muzdalifah ) di arafah, dan sebaliknya, maka ini semua bukanlah sesuatu yang masyru’. kita wajib melaksanakan ibadah sesuai tempat yang sudah disyari’atkan oleh syari’.selesai.

 Maka kalau anda baca semua,,akan ada point-point yang bisa kita tangkap yaitu: IBADAH YANG DIMAKSUD DALAM KAIDAH DIATAS adalah IBADAH MAHDLOH, yaitu ibadah yang hanya mengatur hubungan kita dengan Tuhan saja.  Jadi yg dimaksd ibadah dalam kaidah “Asal semua ibadah adalah haram, sampai ada dalil yang menghalalkannya atau menyuruhnya”.. adalah ibadah yang sifatnya mahdoh saja, bukan semua ibadah

karena yang namanya ibadah mahdlah itu Harus ada unsur-unsur berikut ini :
  1. Sifat
  2. Zaman
  3. Macam
  4. Tempat
Anda sholat dzuhur di waktu duha, inilah yang bid’ah anda mau haji tapi ke Amerika, inilah bid’ah anda mau ruku’ tapi dilaksanakan di sesudah sujud, inilah bid’ah karena tidak disyari’atkan.

 Nah untuk bisa membedakannya ibadah harus dilihat wasail (perantara) dan maqoshidnya (tujuan), Untuk ibadah yang sifatnya mahdoh Cuma ada maqoshid, sedangkan untuk goer mahdoh ada maqoshid ada wasail..............


Ok… langsung contoh saja….biar gampang, perhatikan baik-baik….

Sholat, sudah jelas karena ibadah yang dzatnya adalah ibadah, maka yang ada Cuma maqoshid (tujuan) tidak ada wasail..........................

Anda menulis di FB, Kegiatan mnulis sendiri itu bukan ibadah maka hukumnya mubah. Tapi karena anda mengharapkan ridho Allah dalam rangka dakwah dengan jalan menulis di FB maka dalam Islam ini berpahala dan termasuk ibadah (wasailnya anda menulis di FB, maqoshidnya mengharapkan ridho Allah dalam rangka berdakwah) Tapi jika anda menganggap kegiatan menulis ini sebuah ibadah yang dzatnya adalah ibadah seperti ibadah mahdoh sudah pasti ini namanya bid’ah dholalah.....................

Saya kasih contoh lagi, kegiatan pengajian dan tabligh, awalnya bentuk kedua kegiatan ini bukan ibadah dan tidak ada contoh dari rasul jadi hukumnya mubah, tapi karena isi dari kegiatan ini adalah ibadah macam (tholabul ilmi dan tauziyah atau bahkan dakwah) maka kegiatan pengajian dan tabligh insyaallah berpahala dan bernilai ibadah (wasailnya kegiatan pengajian dan tabligh, maqoshidnya mengharapkan ridho Allah dalam rangka holabul ilmi n berdakwah)........Sekali lagi jika anda menganggap kegiatan pengajian n tabligh ini sebuah ibadah yg dzatnya adalah ibadah seperti ibadah mahdoh sudah pasti ini namanya bid’ah dholalah..

Begitu juga dengan maulid, maulid adalah wasail (perantara atau ada yang bilang sarana), maqoshidnya adalah mengenal Rasul dan mengagungkannya…

Bagaimanakah hukum awal dari Maulid? Jawabnnya adalah mubah boleh dilakukan boleh tidak, Tapi kenapa menjadi sunah?? Mnjadi sunah dikarenakan hukum maqoshidny adalah sunah (mengenal dan mengagungkan Rasul adalah Sunah) karena yang namanya hukum wasail itu mengikuti hukum maqoshid (Lil Wasail hukmul Maoshid) – ini adalah kaidah ushul fiqh

Contoh gampangnya untuk (Lil Wasail hukmul Maoshid), anda membeli air hukumnya mubah, mau beli atau gak, tidak ada masalah. Tapi suatu saat tiba waktu sholat wajib sedangkan air sama sekali tidak ada kecuali harus membelinya dan anda punya kemampuan uutuk itu maka hukum membeli air adalah wajib.

Kembali lagi ke maulid. Apakah maulid bisa menjadi sesuatu yang bid’ah (dholalah)? ya bisa jika anda menganggap maulid adalah sebuah ibadah yang dzatnya adalah ibadah seprti sholat wajib

Nah perlu saya garis bawahi pertanyaan – pertanyaan seperti, apakah dasar merayakan maulid?
^
^
INI ADALAH PERTANYAAN YANG SALAH. tidak ada ceritanya namanya wasail ada dalil qothinya................!!!!!

contoh lagi biar lebih gampang mencerna : anda beragkat ke bersekolah, ini adalah wasail, maqoshidnya tholabul ilmi, tapi karen tholabul ilmi itu hukumny wajib maka berangkat kesekolahpun menjadi wajib dan bernilai ibadah. Dalil yang ada adalah dalil teteng tholabul ilmi.

Bagaimanakah dalil yang menyuruh kita berangkat kesekolah? JELAS TIDAK ADA!! karena ini adalah wasail atau sarana Begitupula dgn maulid, kalau anda tanya dalil maqoshidnya yaitu tetang mengenal dan mengagungkan Rasul ya pasti ada.
Tapi jika anda tanya dalil wasailnya, yaitu perayaan Maulid? JELAS TIDAK ADA!! karena ini adalah wasail atau sarana......................!!!!!
sedikit tambahan, ini juga dasar kenapa bermadzab itu wajib hukumnya bagi kita, karena madzab adalah wasail, dan ini satu – satunya cara yang bisa dilakukan untuk mengerti agama ini, kita tidak mugkin bertanya langsung ke Rasulullah, sedangkn maqoshidnya agar kita bisa mengerti tetang agama islam sehingga kita bisa mengamalkannye dengan benar (hukumnya ini wajib). maka bermadzab menjadi wajib. kalau anda tanya mana dalil naqlinya secara leterleg yang menyuruh kita bermadzab? yaa tidak ada, lha wong bermadzab itu cuma wasail.

saya harap setelah ini wahabi salafi bisa belajar dan lebih mengerti sehingga tidak serampangan dalam bertanya..

Jangan sedikit – sedikit bertanya “MANA DALILNYA?” , tanpa tau sesuatu hal itu perlu dalil atau tidak ….

DiNuqilkan Oleh : Bagus Rangin ~ Kertajati-Majalengka

pucukpucuk Agan sedang membaca artikel tentang: Bid'ah cuma ada dalam hal ibadah, Ibadah yang bagaimana ??. Silakan agan copy dan paste atau sebarluaskan artikel ini jika dinilai bermanfaat,Ane juga menyediakan buku terjemahan kitab yang membantah wahabi: 1. buku "bid'ah mahmudah dan bid'ah idhafiyah antara pendapat yang membolehkan dan yang melarang" terjemah dari kitab: albid'atul mahmudah wal bid'atul idhafiyah bainal mujiziina wal maniin" karya Syaikh abdul fattah Qudais Al Yafi"i, 2.Terjemah kitab ‘At Tabaruk Bi As Sholihin Baina Al Muzijiin wa Al Maani’in: Mencari Keberkahan Kaum Sholihin Antara Pendapat yang Membolehkan dan yang Melarang, hub admin: hp/WA 0857-5966-1085.syukron :

*** Dapatkan buku terjemah disini ***

Share this article :

+ komentar + 4 komentar

Anonim
5 Juli 2012 pukul 06.52

afwan ana seorang yg faqir ilmu mo tanya adakah para sahabat,tabiin,attabiun tabiin dan imam yg 4 merayakan maulid ? kl ada tlg berikan buktinya.

5 Juli 2012 pukul 07.09

UDAH DI JELASKAN BAHWA maulid adalah wasail (perantara atau ada yang bilang sarana), maqoshidnya adalah mengenal Rasul dan mengagungkannya…MAKA maqosid [mengenal Rasul dan mengagungkannya] ini bisa dengan saran bermacam2...di antaranya dengan maulid pada zaman kita ini...adapun zaman tabiin atau sahabat,maka entah dengan apa sarananya,tapi yang jelas mereka melakukan mengagungkan rasul dan pengenalan kehidupan rasul ke masarakat........contoh mengagungkan rasul oleh imam bukhari adalah berwudu n shalat dua rokaat ketika mau menuliskan hadis rasul

jadi mengenalkan rasul dan mengagungkannya udah ada zaman tabiin n sahabat...yang beda cuma sarananya saja...........

Anonim
5 Juli 2012 pukul 07.13

Makasih Ustad telah berbagi ilmu.... ane jadi semakin paham

5 Juli 2012 pukul 07.21

sama2 mas makasih juga dah mauu membaca artikel ana

Posting Komentar

Jangan lupa Tulis Saran atau Komentar Anda

 
Design Template by panjz-online | Support by creating website | Powered by Blogger