Para salafi sering mengutip dari kitab Imam Bukhari untuk menyebarkan aqidah mereka. Mengingat banyaknya tuduhan fitnah salafi terhadap Ibnu Kullab [rh], saya menemukan kutipan yang relevan dari al-Hafidh Ibnu Hajar al-Asqalani tentang hubungan Ibnu kulab dengan Al bukhari" dalam Fathul bari 1/323:
كأبي عبيدة والنضر بن شميل والفراء وغيرهم, وأما المباحث الفقهية
له من فغالبها مستمدة الشافعي وأبي عبيد وأمثالهما, وأما المسائل
الكلامية فأكثرها من الكرابيسي وابن كلاب ونحوهما. اه
terjemahan : di sertai bahwa al-Bukhari dalam semua yang di sampaikannya dalam tafsir al gorib, sungguh ia menuqilnya dari spesialis dalam subjeknya seperti Abu 'Ubaid, anNadr bin Shamil, al-Faraa dan lain-lain. Dan dalam hal fiqh, ia mengambil sebagian besar bersandarkan kaidah dari Imam-Syafi'i, Abu 'Ubaid dan semisalnya. Dan dalam masalah masalah ilmu Kalam, sebagian besar ia mengambil dari al-Karabisi, Ibnu Kullab dan semisalnya [Al-Fath al-Bari : 1 halaman 323]
Berikut ini adalah beberapa kutipan dari kitab kholqu af"al al ibad karya Imam Albukhari yg di jadikan sandaran oleh salafi utk menyerang ahlussunnah al asy"ariyah:
- 1. Wahab bin Jarir berkata: kaum Jahmiyyah Zindeeq meyakini bahwa Allah tidak Istiwaa di atas arasnya..
- 2. Hammaad bin Zaid berkata: Al Qur'an adalah kalam Allah, yang dibawa oleh Jibril. Mereka [yaitu Jahmiyyah] tdk berdebat kecuali membantah bahwa Allah ada di langit
- 3. Khalq mengatakan: Ibn al-Mubarak mengatakan: Kami tidak mengatakan seperti perkataan Jahmiyyah yang mengatakan bahwa Allah di bumi, tapi kita mengatakan bahwa Allah istawa di atas aras Nya , Ibnu al-Mubarak juga di tanya: Bagaimana kalian tahu Tuhan kami ? Dia menjawab: Ia berada di atas langit-Nya di atas Arsy-Nya.
- 4. Saeed bin Aamir berkata: Jahmiyyah memiliki keyaqinan yg lebih buruk daripada orang Yahudi dan Kristen. Orang Yahudi dan Kristen dan juga semua Umat Agama sepakat bahwa Allah ada di Arsy, tetapi Jahmiyyah berkata: "Tidak ada sesuatu ".
- 5. Ali [bin al-Hasan ], mengatakan: Waspadalah terhadap al-Marreesi dan kelompoknya - perkataaan mereka penuh dgn Zandaqah. Saya berbicara dengan guru mereka, Jahm, dan dia tidak menegaskan kepada saya bahwa Allah ada di langit
- 6. Fudhayl bin Iyadh berkata: Jika Jahmi mengatakan kepada Anda " Aku ingkar terhadap Tuhan yang hilang dari tempat-Nya", maka katakan kepadanya: "Aku percaya pada Tuhan yang melakukan apa yang Ia kehendaki".
- 7: Yazid bin Harun memperingatkan terhadap kesesatan Jahmiyyah dan berkata: Barangsiapa menganggap bahwa Ar Rahman Istiwaa di atas arasNya dengan cara yg berbeda dgn apa yg dipahami oleh Aammah[umum], maka ia adalah seorang Jahmi.
- 8. Dhamurah bin Rabee'ah meriwayatkan dari Shadaqah ,beliau mendengar Sulaiman al-Taymi berkata: Jika saya ditanya:?di MANA ALLAH,maka saya akan mengatakan: DI langit . jika penanya bertanya: MANA arasNyaNya SEBELUM MENCIPTAKAN LANGIT?? saya akan BERKata : di atas AIR, jika penanya bertanya:? di MANA arasNya SEBELUM Diciptakan AIR, saya akan BERKata : AKU TIDAK TAHU.
- 9. Muhammad bin Yusuf mengatakan: Barangsiapa mengatakan bahwa Allah tidak di Arsy, maka ia adalah kafir. Barangsiapa yang mengira bahwa Allah tidak berbicara kepada Musa, ia adalah kafir.
- 10. Ibnu Abbas berkata: Ketika Allah berbicara kepada Musa, berkataNya itu [dilakukan] di atas langit: Allah di atas langit.
Para Ḥashwiyyah mengumpulkan kutipan dari ulama Salaf juga dari Imam al-Bukhari bahwa mereka berkeyakinan Allah berada dalam arah dan duduk di singgasanaNya. sebenarnya beberapa pernyataan dari salaf yang seolah dohirnya menyatakan sbgmn di atas,itu hanya utk merespon terhadap sekte Jahmiyyah yang percaya bahwa Allah berada di setiap tempat dan campur dgn ciptaanNya / maka setiap perkataan ulama sbgmn telah dikemukakan oleh salafi tsbt yg di jadikan bukti bahwa Allah ada pada arah dan terbatas dgn tempat tertentu juga duduk di atas arasy itu untuk mendukung keyakinan palsu mereka sendiri. Padahal kenyataannya kutipan dari ulama Salaf seperti itu hanya utk menegaskan bahwa Allah tidak menempat dalam ciptaan, bukan bagian dari atau campur dengan ciptaanNya ,maka di aras atau di tempat lain atau di setiap tempat,itu sama menempat dalam ciptaan dan mustahil bagi Allah .
Imam al-Baihaqi dalam Asma 'wal -Sifat ( tahqiq Al Kawthari hal 396-397 ) menguraikan: Makna yang di yakini oleh kaum Muslim dari istawa di atas Arsy" bukan berarti bersentuhan dengan arasNya, atau menempat (mutamakkin FIH), atau terbatas (mutahayyiz) dgn salah satu arah (jihaat). Dia adalah terpisah/berbeda (ba'in) dari semua ciptaan-Nya. Itu hanyalah sebuah ayat dalam Al quran sehingga kita mengatakan itu di sertai dgn menafikan setiap modalitas ( kaif) untuk istawa , karena Tidak ada apapun yang serupa dengan Dia, dan Dia adalah Maha Mendengar dan maha Melihat}
Imam Al-Baihaqi juga mengatakan lebih dari itu dalam Asma 'wal -Sifat (hal. 426-427 ):Dari 'Ali bin al-Hasan bin Shaqiq: "Aku mendengar` AbdAllah ibn al-Mubarak mengatakan,' Tuhan Kami di atas (fawq) tujuh langit, {Dia istawa di atas Arsy-Nya}, berbeda (ba'in ) dari ciptaan-Nya, dan kita tidak mengatakan sebagaimana perkataan Jahmiyya bahwa Dia ada di sini '- dan ia menunjuk ke tanah (hahuna fil-ardh) ". al baihaqi berkata "Dan istilah "terpisah (ba'in ) " itu untuk meniadakan klaim para Jahmiyyah; * bukan untuk menisbatkan arah yang berlawanan kepada Allah tetapi maksudnya adalah tinggi secara absolut.
makna perkataan ba"in dalam perkataan albaihaqi ,kita bisa lihat dalam kamus almuhit:
البَيْنُ: يكونُ فُرْقَةً ووَصْلاً، واسْماً، وظَرْفاً مُتَمَكِّناً، والبُعْدُ، وبالكسر: والفَصْلُ بين الأَرْضَيْنِ
المرأةُ وَ الرجُلِ، فهي بائِنٌ: انْفَصَلَتْ عنه بطَلاقٍ
Bain ; adalah furqoh;berbeda dan washal;bersambung adapun bain dengan kasroh ya [bayin] ;maknanya adalah seperti perkataan;dan pemisah antara dua bumi,wanita dan laki laki maka ia di sebut ba'in ketika berpisah dari suaminya dengan thalaq,
Maka kita lihat bahwa makna albayyin dan al ba'in menunjukan sesuatu yang tercakup antara dua sesuatu yang berbeda,maka dengan hal itu di katakan ia di antara dua sesuatu yang berbeda..
berikut adalah beberapa komentar atas semua kutipan yang di nuqilkan dari kitab kholqu af"al al ibad karya Imam Albukhari :
Kutipan
1. Wahab bin Jarir berkata:
[قال وهب بن جرير: "الجهمية الزنادقة إنما يريدون أنه ليس على العرش إستوى "]
:kaum Jahmiyyah Zindeeq meyakini bahwa Allah tidak Istiwaa di atas arasnya..
Jawabannya: Ya itu benar! Karena Jahmiyya meniadakan ayat: " Ar rahman istiwa 'di atas arasyNya" .. Mereka mengatakan bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala ada di mana-mana dan tidak bisa terpisah dari ciptaan-Nya, Pernyataan Imam Wahab b. Jarir hanya dalam rangka menetapkan ayat istawa yang jelas ada pada Al Qur'an dan sebagai sanggahan terhadap yang mengklaim bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala menempat dan ada di mana-mana dan juga pernyataan itu hanya menetapkan terpisahnya Allah dari ciptaan-Nya bukan menetapkan tempat atau arah pada Allah .
Kutipan
2. Hammaad bin Zaid berkata: Al Qur'an adalah kalam Allah, yang dibawa oleh Jibril. Mereka [yaitu Jahmiyyah] tdk berdebat kecuali membantah bahwa Allah ada di langit
[قال حماد بن زيد: "القرآن كلام الله نزل به جبرائيل, ما ليس أنه يجادلون إلا في السماء إله "]
Jawabannya: Ya, Al-Qur'an adalah kalam Allah Subhanahu wa Ta'ala dan tidak diciptakan . pendapat Jahmiyyah :"Al-Qur'an itu diciptakan". Ingat...! kata "Al-Qur'an" itu memiliki dua makna: Yang pertama maknanya adalah sifat KALAM Allah yang QODIM , sedangkan yang kedua maknanya adalah KITAB Al-Qur'an yang berupa bahasa Arab yg di tunjukan dgn huruf- contoh makna kedua ini seperti seseorang mengatakan, "tolong ambilkan Al-Qur'an di rak" . adapun ucapan Salaf: "Al-Qur'an tidak diciptakan," maka jelas dgn makna yg pertama. Dan keyakinan bahwa al quran (SIFAT KALAM) ITU mahluq seperti keyakinan orang jahmiyah bahwa Allah diam lalu berkata dan diam lg dst,itu akan mengarah kepada keyakinan bahwa pada dzat Allah pembaharuan peristiwa dan menetapkan Allah bisa berubah, Kepercayaan seperti itu di sertai adanya keyakinan bahwa Allah qodim,itu merupakan dua hal yg kontradiksi...!! dan sama dgn ateisme. siapa pun menganggap bahwa peristiwa penbaharuan dan perubahan dapat terjadi dalam sifat Allah, padahal Allah adalah Al Awwal [yg maha awal] sebagaimana pendapat Ibn Taymiyyah dan Jahm b Safwan yg mengatakan bahwa tidak setiap perubahan peristiwa yang terjadi dalam entitas dapat menjadi sebuah bukti bahwa entitas itu ada permulaan dan diciptakan, sehingga tdk tidak ada bukti bahwa dunia ini ada permulaan dan diciptakan. maka Ibn Taymiyyah al -Harrani - meyakini bahwa al alam qodim (sifat) dunia adalah abadi, dan keyakinan atas keabadian dunia berdampak bahwa alam tdk perlu pencipta, dan itu merupakan penolakan kpd pencipta atau pengingkaran Tuhan.Dengan demikian, perkataan Hammad b. Zaid itu benar, karena pernyataan bahwa "Al-Qur'an diciptakan" mengarah kepada penolakan mutlak dari adanya Allah. Dan pernyataan jahmiyah bahwa Allah tdk di atas langit ,maksud mereka adalah meniadakan ayat "
" ءأمنتم من في ٱلسمآء بكم أن يخسف فإذا هي ٱلأرض تمور 67 : 17
dan as"ariyah tdk meniadakan ayat tsbt tp kmbali kepada konsep pemahaman tntg ayat mutasyabihat
Kutipan
3. Khalq mengatakan: Ibn al-Mubarak berkata :.
:Kami tidak mengatakan seperti perkataan Jahmiyyah yang mengatakan bahwa Allah di bumi, tapi kita mengatakan bahwa Allah istawa di atas aras Nya Ibnu al-Mubarak juga di tanya: Bagaimana kalian tahu Tuhan kami ? Dia menjawab: Ia berada di atas langit-Nya di atas Arsy-Nya.
Jawaban: Ya, kami mensifati Allah dengan apa pun yang telah di sipati utk diriNya dan Dia istawa ala arsyi, Oleh karena itu kami tidak mengatakan sbgmn perkataan Jahmiyah bahwa Allah ada di setiap tempat [والعياذ بالله] melainkan Dia ada tanpa tempat, kami tahu ini dari teks-teks yang jelas [muhkam] ,ucapan ibnu almubarok itu tidak lain hanya utk menetapkan nas yg ada di dalam Kitab dan Sunnah dgn tanpa takwil dan tanpa menetapkan makna dohir yg hissi . Sebaliknya beliau menetapkan apa yg datang dari nas dan diam dgn menyerahkan maksudnya kepada Allah sbgmn cara salaf dalam makna (tafwid). sebagaimana Imam Al-Baihaqi mengatakan dalam Asma 'wal -Sifat (hal. 426-427)
Dari 'Ali bin al-Hasan bin Shaqiq: "Aku mendengar` AbdAllah ibn al-Mubarak mengatakan,' Tuhan Kami di atas (fawq) tujuh langit, {Dia istawa di atas Arsy-Nya}, terpisah (ba'in ) dari ciptaan-Nya, dan kita tidak mengatakan sebagaimana perkataan Jahmiyya bahwa Dia ada di sini '- dan ia menunjuk ke tanah (hahuna fil-ardh) ". al baihaqi berkata "Dan istilah "terpisah (ba'in ) " itu untuk meniadakan klaim para Jahmiyyah; * bukan untuk menisbatkan arah yang berlawanan kepada Allah tetapi maksudnya adalah tinggi secara absolut.
[Dari ktb Ihya al-Qawa`id wa al-aqa'id Imam al-Ghazali 'berkata : " Allah berada di atas Arsy, di atas langit, di atas segalanya , dengan keMuliaan dan tidak menjadikan Dia lebih dekat ke arasy atau langitnya dan tidak membuat Dia lebih jauh dari Bumi ". ]
Kutipan
4. Saeed bin Aamir berkata:
- [- قال سعيد بن عامر: "الجهمية أشر قولا من اليهود والنصارى, قد اجتمعت اليهود والنصارى أن الله وأهل الأديان تبارك وتعالى على العرش , وقالوا هم: ليس على شيء "]
Jahmiyyah memiliki keyaqinan yg lebih buruk daripada orang Yahudi dan Kristen. Orang Yahudi dan Kristen dan juga semua Umat Agama sepakat bahwa Allah ada di Arsy, tetapi Jahmiyyah berkata: "Tidak ada sesuatu ".
Jawaban: Ya betul, karena jahmiyah mendustakan ayat dalam Al Qur'an dgn berkata Allah tidak di atas aras tetapi Allah ada di setiap tempat dan campur dgn ciptaannya, amit-amit....!! Mereka tidak menerima ayat istawa tsbt dgn konsep tafwid makna yang tepat kepada Allah, karena akal kaum jahmiyah dalam kebingungan dan tidak mampu memahami bahwa Allah ada tanpa tempat dan arah dan ada di luar ruang dan waktu dan jg tdk tercapai oleh indra ,Maka dia tidak mampu berkata kecuali :"Tuhan adalah udara ini dan ada di mana-mana", ini adalah pandangan Jahamiyya, jadi mereka tdk menerima ayat istiwa dgn di sertai tanzih [mansucikan ] Allah dari arah dan bentuk.
Kutipan
5. Ali [bin al-Hasan] mengatakan:
5 - [قال علي: "من إحذر المريسي وأصحابه فإن كلامهم يستجلي الزندقة وأنا كلمت أستاذهم جهما فلم يثبت لي أن في السماء إلها "]
Waspadalah terhadap al-Marreesi dan kelompoknya - perkataaan mereka penuh dgn Zandaqah. Saya berbicara dengan guru mereka, Jahm, dan dia tidak menegaskan kepada saya bahwa Allah ada di langit
Jawaban: Ini sebagaimana penjelasan sebelumnya . . bahwa Kepercayaan dari Jahmiyah adalah ( Allah menyatu dgn ciptaan-Nya) dan ini penyimpangan mutlak, Allah Subhanahu wa Ta'ala mengatakan tentang dzatnya:"Apakah kalian merasa aman dgn yg di langit " [67:17] dgn mengikuti sebagaimana penafsiran Ibnu Abbas tntg ayat itu, sbgmn telah disebutkan dalam Zad al-Maisir karya Ibn al-Jauzi. Tetapi Jahmiyah tidak menerima akan apa yg datang dlm Al Qur'an dgn menyerahkan arti yang tepat yg dimaksudkan pada ayat itu kepada Allah . .... Pada poin ini sebaiknya juga melihat tafsir ayat tersebut 'dalam tafsirnya Imam al-Qurtubi .
Mengenai Sabda Nabi yang ada dalam Kitab Tauhid dari ktb Sahih al-Bukhari , bab 22, dan dalam bab 55: Ibnu Hajar berkata dalam Fath al-Bari : Ketika kita mengatakan: "Allah berada di atas Arsy" ( Allah `ala al-` arsy ) , itu bukan berarti menyentuh atau menempat di atas arasnya atau dibatasi oleh sisi tertentu dari ArsyNya. Sebaliknya, itu adalah adalah nas mutasyabihat sehingga kita mengimaninya dgn meniadakan modalitas [kaif] apapun, karena Dia tidak serupa dgn apapun.
kutipan
6. Fudhayl bin Iyadh berkata:
[قال الفضيل بن عياض: "إذا قال أنا لك الجهمي أكفر برب يزول عن مكانه, فقل: انا أؤمن برب يفعل ما يشاء "]
Jika Jahmi mengatakan kepada Anda " Aku ingkar terhadap Tuhan yang hilang/berpindah dari tempat-Nya", maka katakan kepadanya: "Aku percaya pada Tuhan yang melakukan apa yang Ia kehendaki".
Jawaban: Ada beberapa poin yang perlu di perhatikan di sini kepercayaan Jahmi yaitu menetapkkan tempat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dan Allah menyatu dgn tempat tsbt karena Allah ada dimana-mana, malah menurutnya Allah adalah tempat itu sendiri! Ini jelas berbeda dengan pendapat Mu'tazilah ,apalagi dgn Ahl al-Sunnah sbgmn sudah kita ketahui bahwa Allah tdk menempat. maka kaum As 'ariyah tdk dimaksudkan dalam atsar fudail bin iyadl di atas, karena sejak awal as"ariyah meniadakan tempat bagi Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam segala hal. maka al-Fudayl bin Iyad membantah jahmiyah dengan jawaban bahwa allah melakukan sekehendaknya (Sifat al-fi'l) dan tindakan Allah berkaitan dgn Iradah [kehendak] Nya", dan irodahNya berhubungan dgn penentuan trhadap segala sesuatu yang mungkin [mahluq] maka tindakannya terjadi bukan utk dzat Allah Subhanahu wa ta'ala tetapi tindakan utk mencipta.
Kutipan
7: Yazid bin Harun memperingatkan terhadap kesesatan Jahmiyyah dan berkata: Barangsiapa menganggap bahwa Ar Rahman Istiwaa di atas arasNya dengan cara yg berbeda dgn apa yg dipahami oleh Aammah[umum], maka ia adalah seorang Jahmi
Jawaban: sebagaimana telah di sebutkan bahwa jahmiyah meyakini bahwa Allah ada di setiap tempat, maka memunculkan ayat Ar rohman alal arsyistawa dengan femahaman yg berbeda dgn apa yg di pahami oleh umum dari tabiin dan keumuman salaf,maka ia adalah jahmi, kata amah [umum] di sini maksudnya keumuman ahli ilmu sbgmn dalam istilah mereka ,bukun umumdalam arti orang awam,karena ucapan orang awam tdk bisa di jadikan sandaran,maka oleh sebab itu,tdklah jauh pernyataan yazid ibn mubarok tsbt dalam memperingatkan jahmiyah.
Kutipan
8. Dhamurah bin Rabee'ah meriwayatkan dari Shadaqah ,beliau mendengar Sulaiman al-Taymi berkata:Jika saya ditanya:?di MANA ALLAH,maka saya akan mengatakan: DI langit. jika penanya bertanya:di MANA arasNya SEBELUM MENCIPTAKAN LANGIT?? saya akan BERKata : di atas AIR. jika penanya bertanya:? di MANA arasNya SEBELUM Diciptakan AIR, saya akan BERKata : AKU TIDAK TAHU.
Jawaban: betul...ketika di tanya, kita jawab "fis sama" karena nas datang dgn lafad itu seperti dalam hadits jariyah,akan tetapi maksudnya adalah tinggi status bukan menetap dan menempat,aras adalah tanda kekuasaanNya,dan sebelum ada langit,arasnya di atas air sebagaimana datang dalam nas,dan sblm ada air,saya tdk tau karena tdk ada nas
Kutipan
9. Muhammad bin Yusuf mengatakan: Barangsiapa mengatakan bahwa Allah tidak di Arsy, maka ia adalah kafir. Barangsiapa yang mengira bahwa Allah tidak berbicara kepada Musa, ia adalah kafir.
Jawaban:betul karena Allah swt berfirman Ar rohman alal arsyistawa dan wa kallamallohu musa taklima...maka barangsiapa mengingkari ayat istawa dan kalam Allah terhadap Musa as maka dia inkar dan mendustakan kitab Allah
Kutipan
10. Ibnu Abbas berkata: Ketika Allah berbicara kepada Musa, berkataNya itu [dilakukan] di atas langit: Allah di atas langit.
Jawaban: jawabannya pakai bahasa arab z y...he ini kan poin terakhir..!! neh jawabannya:
-الجواب : سبق الجواب على مثله بما يغني عن الاعادة ، وفيه أن الله ناجى موسى عليه السلام وقربه نجيا دون قرب حسي أو مخالطة مصداقا لما ورد عنه صلى الله عليه وسلم أنه قد كذب من زعم أنه كان أقرب إلى الله حين أسري به وعرج به إلى السماء من يونس بن متي وهو في بطن الحوت الكامن في أعماق إذ ليس ثمة مكان لله سبحانه وتعالى ليكون أقرب من شخص في مكان منه بالنسبة لشخص آخر في مكان آخر .
inilah kesimpulan aqidah kaum jahmiyah :
------------------------------------------------------------------------
! نفي صفات الله مطلقا -
menafikan seluruh sifat Allah secara mutlaq
قول بأن الله لا يوصف بما يمكن أن يوصف به المخلوق ، فلا يصح عنده أن يقال الله عالم أو حي أو قادر ولكن يقال له خالق ورازق ومميت ومحيي
Allah tidak boleh di sifati dgn sesuatu sebutan sifat yang ada pada mahluk,shgg tdk sah menurut mereka allah di sifati dgn mengetahui,kuasa,hidup,tetapi cukup di sifati dgn yang mencipta,yang menghidupkan,yang mematikan
! القول بالوحدة والحلول وأن الله في كل مكان -
Allah menyatu dan menempat pada ciptaan dan ada di setiap tempat
القول بعدم امتناع الحوادث عليه سبحانه وأن علمه يتجدد وأنه سبحانه وتعالى يتكلم -
إذا شاء ويسكت إذا شاء
Allah tdk terhalang di sifati dgn pembaharuan,dan ilmunya trs memperbaharui dgn bertambah setiap saat dan Allah berbicara ktka mau dan diam ktka mau
! القول بخلق القرآن -
Al Quran [sifat kalam Allah] di ciptakan
! القول بالجبر المطلق وأن لا قدرة حادثة للعبد ولا استطاعة -
mahluk tidak punya ikhtiyar dan tdk punya pilihan juga kemampuan
! القول بفناء الجنة والنار وفناء من فيهما -
Surga dan neraka juga penghuninya tidak kekal
kesimpulan tersebut tedapat dalam kitab al milal wan nihal karya as sahrostani dan juga terdapat dalam muqodimah kitab tauhid dari soheh imam al bukhari dalam kitab syarahnya yaitu fathul bari karya Ibnu Hajar
wallohu a"lam bis shawab.....!
DiNuqilkan Oleh : Bagus Rangin ~ Kertajati-Majalengka
Agan sedang membaca artikel tentang: Bantahan atas klaim "Al Bukhari meyakini Allah berada di langit". Silakan agan copy dan paste atau sebarluaskan artikel ini jika dinilai bermanfaat,Ane juga menyediakan buku terjemahan kitab yang membantah wahabi: 1. buku "bid'ah mahmudah dan bid'ah idhafiyah antara pendapat yang membolehkan dan yang melarang" terjemah dari kitab: albid'atul mahmudah wal bid'atul idhafiyah bainal mujiziina wal maniin" karya Syaikh abdul fattah Qudais Al Yafi"i, 2.Terjemah kitab ‘At Tabaruk Bi As Sholihin Baina Al Muzijiin wa Al Maani’in: Mencari Keberkahan Kaum Sholihin Antara Pendapat yang Membolehkan dan yang Melarang, hub admin: hp/WA 0857-5966-1085.syukron :
Posting Komentar
Jangan lupa Tulis Saran atau Komentar Anda