14 Agustus 2012

Sekilas tentang Abuu Bakar Al-Qaađii al-Baaqillaaniy (338 h -.403 H]





Muhammad ibn al-Tayyib bin Muhammad bin Ja'far, Abuu Bakar Al-Baaqillaaniy, Al-Qaađii al-Baaqillaaniy (338 h -.. 403 h) adalah kepala ULAMA Asħariyyah / Sunni pada zamannya.seorang Qodli,pemuka ulama ahli kalam,dan mencapai kedudukan tinggi,lahir di basrah dan tinggal di bagdad lalau wafat di sana,beliau sangat cermat dalam istimbat.tangkas menjawab lawan,pemimpin negrinya telah mengutusnya ke negara romawi yang beragama nasrani,maka terjadi perdebatan antara beliau dengan para pendeta nasrani di depan raja mereka. Beliau banyak menulis karya kitab,di antaranya adalah Izaju alquran,al inshof,manaqib al aimmah,daqoiq al kalam,al mila wan nihal,hidayat almursyidiin,al istibshor,tamhid ad dalail,Al bayan an al farqi bainal mujizat wal karomah,lasyfu asror al batiniyyah dan tamhid fi roodi ala mulhidah wal muattilah wal khowarij wal mutazilah. (Al-'Alaam karya Az zarkali 6/176) [1]

Al-Dħahabiyy dalam "Taariikħu-l-Islam"28/89 menceritakan bahwa Al-Baaqillaaniy pernah dikirim oleh Khalifah Muslim pada waktu itu untuk berdebat ahli-ahli /pendeta Kristen dari Kaisar Romawi,dan terjadi berbagai peristiwa,di antaranya Ketika tiba ke istana kaisar, mereka telah membuat pintu masuk menuju kaisar sangat rendah/pendek, sampai-sampai orang harus sujud untuk memasukinya,maka Al-Baaqillaaniy menyadari bahwa itu adalah sebuah trik untuk membuat dia tunduk kepada kaisar, sehingga ia berbalik ke arah pertama dia masuk dan masuk lewat belakan. Setelah berada di depan kaisar, ia berpaling ke salah seotang rahib/ biarawan dan berkata "Bagaimana kabar istri dan anak-anakmu wahai rahib?" Kaisar Kaget dan menjawab, "Tidakkah engkau tahu bahwa biarawan/rahib itu menyucikan dirinya dengan tidak memiliki istri atau anak-anak?" Al-Baaqillaaniy membungkam mereka dengan perangkap dan dengan cepat menjawab: "Anda menganggap dan membuat kesucian para rahib/biarawan dengan tidak memiliki istri dan anak, tetapi kalian tidak menyucikan Allah yang maha suci dengan menetapkan kepadaNya memiliki pendamping perempuan dan anak".dan di ceritakan bahwa pelacur negara Romawi juga bermaksud mengejeknya dan  bertanya, "Apa yang terjadi dengan Aisyah?" Mereka bermAksud mengolok istri Nabi yakni siti Aisyah yang tertuduh berbuat senonoh,yaitu tuduhan orang-orang munafik di masa Nabi. Mereka ingin membuat Al baqilani marah dengan sindiran mereka tersebut,maka Al-Baaqillaaniy menjawab: "Seperti apa yang terjadi pada Maryam. (Mereka berdua dituduh berzina), kemudian mereka berdua dinyatakan tidak bersalah [baroah] oleh Allah, sedangkan Maryam membawa bayi, sementara Aisyah tidak",akhirnya Mereka tidak dapat menemukan jawaban atas sindiran dan jawaban Al baqilani ini., Karena dengan itu mereka telah menunjukkan fitnah pada Aisyah yang berarti memungkinkan benarnya fitnah jelek dan sesat pada siti Maryam juga bahkan lebih [2] .

Referensi:
[1] الأعلام للزركلي - (ج 6 / ص 176): القاضي الباقلاني (338-403 ه = 950-1013 م) محمد بن الطيب بن محمد بن جعفر, أبو بكر: قاض, من كبار علماء الكلام. انتهت إليه الرياسة في مذهب الاشاعرة. ولد في البصرة, وسكن بغداد فتوفي فيها. كان جيد الاستنباط, سريع الجواب. وجهه عضد الدولة سفيرا عنه إلى ملك الروم, فجرت له في القسطنطينية مناظرات مع علماء النصرانية بين يدي ملكها. من كتبه (إعجاز القرآن - ط) و (الانصاف - ط) و (مناقب الائمة - خ) و (دقائق الكلام) و (الملل والنحل) و (هداية المرشدين) و (الاستبصار) و (تمهيد الدلائل - خ) و (البيان عن الفرق بين المعجزة والكرامة الخ - خ) و (كشف أسرار الباطنية) و (التمهيد, في الرد على الملحدة والمعطلة والخوارج والمعتزلة - ط) (1).

[2] تاريخ الإسلام ج 28 / ص 89: قلت أخذ ابن باقلاني علم النظر عن أبي عبد الله محمد بن أحمد بن مجاهد الطائي صاحب الأشعري وقد ذهب في الرسلية إلى ملك الروم وجرت له أمور منها أن الملك أدخله عليه من باب خوخة ليدخل راكعا للملك ففطن لها ودخل بظهر ومنها أنه قال لراهبهم كيف الأهل والأولاد فقال له الملك أما علمت أن الراهب يتنزه عن هذا فقال تنزهونه عن هذا ولا تنزهون الله عن الصاحبة والولد وقيل إن طاغية الروم سأله كيف جرى لعائشة وقصد توبيخه فقال كما جرى لمريم فبرأ الله المرأتين ولم تأت عائشة بولد فأفحمه فلم يحر جوابا

2 komentar:

  1. Assalam’alaikum al-Ustaz al-Mutakallim yg saya hormati.. Saya mempunyai masalah kekeringan hujjah. Jadi saya mohon sungguh pd al-Ustaz untuk Mengeluuarkan tulisan tentang “IJMA’ PARA ULAMA DULU HINGGA SEKARANG TENTANG SIFAT DUA PULUH”. Saya pohon sangat2 pd Ustaz untuk membawa hujjah2 dan PEMBUKTIAN para ulama yang menyokong tentangnya.. disini saya bukan menyoal perbahasan secara tafsil satu persatu sifat 20 (krn sy sudah mengaji beberapa kitab sama Kiyai saya), yang saya mohon tentang sokongan para ulama terhadap sifat 20. Kerana bagi membantah hujjah2 orang2 yg beranggapan sifat 20 hanya bid’ah dan terpengaruh falsafah yunan. Terima kasih Jasa besar Ustaz untuk menolong saya al-Faqir Tolib al-Ilm.. Mohon sangat2 jawapan yang lengkap dan panjang sehingga terasa puas.. semoga Allah sahaja yg membalas jasa Ustaz..

    BalasHapus
    Balasan
    1. wa alaikumsalam ya syaikhi..pertama saya haturkan terima kasih atas ziyarahnya...dan juga atas husnudhon syaikh pada ana yang di sangka ber ilmu,walaupun hakikatnya ana adalah orang jahil..adapun permintaan syaikh tentang masalah maqolah ijma sifat 20 dan pembahassanya,maka ana akan coba usahakan,walau entah berhasil atau tidak menyusun pendapat atas ijma trsebut,karena terus terang fasilitas kitab ana juga terbata...sekalai lagi syuron n jazakallah...mohon doanya ya syaikhi buat ana.........

      Hapus

Jangan lupa Tulis Saran atau Komentar Anda