News Update :
Home » » Allah tidak memiliki Asma atau Sifat yang baru

Allah tidak memiliki Asma atau Sifat yang baru

Penulis : Bagus Rangin on 3 April 2012 | 00.06.00





 Dalam Al Fiqh al Akbar Abu Ĥaniifah berkata: 

لم يزل ولا يزال بأسمائه وصفاته لم يحدث له اسم ولا صفة 
" Allah selalu dan akan selalu Ada dengan Nama-Nama-Nya dan Sifat-sifa-Nya. Dan Dia tidak memiliki Nama atau Sifat yang baru"[matan fiqh al akbar dgn pensyarah mula ali alqori 44-45 ]
Beliau menyatakan: "nama-Nya dan atributNya itu tetap dari azali yaitu Nama Allah dan sifatnya tanpa permulaan", Ini sama dengan mengatakan bahwa semua itu "tidak diciptakan",.

Saya ingin menjelaskan ini karena saya telah melakukan sebelumnya, namun, karena di sini dalam perkataan Abu hanifah ini lebih tepat dan lebih umum jg inklusif. Hal ini di karenakan  ada beberapa orang yg berpikir bahwa ada hal-hal yg memiliki awal permulaan yang tidak diciptakan, mereka tidak menyadari bahwa dgn mengatakan sesuatu memiliki permulaan, dan sesuatu itu diciptakan adalah hal yang sama. Sekte-sekte Haswiyyah, seperti Karraamiyyah, dan Wahabi sekarang ini, memiliki masalah dalam hal ini. Karena  mereka kadang-kadang selaras dengan sekte `Mutazilah dgn tanpa menyadarinya. Karena kegagalan mereka untuk menyadari bahwa kata-kata yang berbeda tidak selalu berbeda dalam pengertian, dan bahwa kata-kata yang sama tidak selalu memiliki arti yang sama dalam semua konteks, mereka membuat banyak kesalahan. Contoh dari hal ini adalah terkait dengan apa yang di katakan oleh Abu Haniifah di atas, lbh jelasnya sebagai berikut:

Ahl al-Sunnah percaya bahwa sifat kalam Allah tidak berawal dan tak berujung,bukan bahasa, huruf atau suara, dan tidak berubah jg tidak berurutan. Dengan kata lain, tidak dikaitkan dengan awal atau permulaan, karena Allah tidak seperti makhluk-Nya, dan apa pun keadaan semua ciptaan itu memiliki kesamaan yakni semuanya memiliki awal,kalam mahluk jg adalah makna yang berurutan,satu demi satu kalimat, dan tidak lain hanyalah sebuah awal setelah awalan sebelumnya dan setelah awalan jg dstt.

Ahl al-Sunnah juga mengatakan bahwa apa-pun yang memiliki awal permulaan mesti di adakan atau di ciptakan, karena didahului oleh non-eksistensi/tdk ada. Deretan huruf dalM kitab Al-Qur'an itu menunjukan atas sebagian maksud yang di kalamkan oleh Allah dgn kalam qodimNya, dan bukan merupakan hakikat sifat kalamNya. kata-kata adalah sekuensial dan memiliki awal permulaan, dan karena itu pasti memiliki pencipta. tetapi wahabi mengatakan: "kalam Allah tidak diciptakan." Mereka juga mengatakan "mushaf alQuran tidak diciptakan," karena "al Qur'an" adalah hakikat sifat kalam Allah,yakni kalam Allah itu berupa huruf dan suara, meskipun kata "alquran" juga digunakan untuk arti kitab dengan rangkaian huruf. Mereka juga memvonis sesat orang yang mengatakan "Quran mahluk/diciptakan" ,walau pun yang dimaksud dgn ungkapan: "Quran mahluk/diciptakan"  adalah fisik mushaf  yang berupa bahasa arab dan huruf.

Ahlis sunnah menyatakan bahwa huruf dan suara dalam kitab Al-Quran itu cuma menunjukan makna dari apa yg Allah katakan dgn sifat kalamNya yang bukan dgn huruf dan suara,bahasa arab fasih dalam alquran adalah ekspresi yang membimbing kita untuk mengetahui apa yang Allah katakan. Konsep serupa  seperti contoh huruf2 kalimat nama Allah itu menunjukan kepada Allah sendiri, Ketika saya mengatakan:"aku menyembah Allah," Saya tidak bermaksud menyembah huruf dan suara yang ada dan muncul dalam kalimat "Allah", tapi maksudnya adalah Allah sendiri. Demikian juga, ketika saya mengatakan:"Allah berfirman :Dia adalah Satu," Saya tidak bermaksud bahwa Allah berbicara dgn bahasa Indonesia atau bahasa Arab seperti makhluk, tetapi bahwa Ia mengatakan ini tanpa bahasa, huruf, suara atau awal atau akhiran,cm kalau MAKNA kalamNya di bahasa Arabkan ya pasti dgn huruf dan suara yaitu qul huwallahu ahad

Sementara Mu `tazilah berkata bahwa tidak mungkin berbicara tanpa huruf atau suara, sehingga mereka mengatakan bahwa kalam Allah adalah sesuatu yang memiliki awal dan akhiran, dan karena itu mereka menyatakan bahwa Kalam allah itu mahluk/di ciptakan. Dengan kata lain, mereka mengatakan bahwa kalamNya bukan sifat qodim/kekal.

Dan Haswiyyah selaras dengan mutazilah`, dan mengatakan bahwa tdk mungkin berbicara tanpa dgn huruf atau suara, perBerbedaan mereka dengan mutazilah adalah,perkataan mereka:" meskipun kalam Allah dgn huruf dan suara, tetapi tidak diciptakan. "Dengan kata lain, mereka mengklaim bahwa KalamNya memiliki awal PERMULAAN, tapi tidak diciptakan. Ini bahkan lebih buruk dari perkataan mutazilites, karena muktazilah percaya bahwa kalam Allah dgn huruf dan suara tp itu di ciptakan karena huruf dan suara ada permulaan,jadi wahabi telah melakukan bid'ah sama seperti mutazilah`tetapi berbeda dalam penyebutan saja, malah lebih maju dari muktazilah, yaitu allah memiliki serangkaian peristiwa yang tidak memiliki awal (seperti kalamNya yg berurutan), dan keyakinan mereka bahwa sesuatu yg ada awal permulaan tanpa membutuhkan pencipta,mereka tampaknya tidak tahu apa yang mereka katakan. Inilah alasan mengapa imam Ibnu Al-Jawziyy berkata kepada ulama Hanbali yang Hasawiyyah, seperti Abu Ya `laa, "mereka telah terperosok ke tingkat awam yang ceroboh! "

Dan karena itulah mengapa imam Abu Haniifah memilih kata-kata dengan hati-hati, ia menyadari bahwa jika ia mengatakan: "tidak diciptakan" mgkn saja seseorang masih berpikir bahwa Allah memiliki sifat yang memiliki awal permulaan, tapi tidak diciptakan. tetapi sungguh beliau jeli,Perhatikan ia berkata setelah perkataannya itu:

وصفاته في الأزل غير محدثة ولا مخلوقة, فمن قال: إنها مخلوقة أو محدثة, أو وقف, أو شك فيها فهو كافر بالله تعالى

:"Dan Sifat-Nya dalam keabadian tanpa awal dan tidak diciptakan. dan barang siapa mengatakan bahwa sifatNya diciptakan atau memiliki awal, atau tawaquf atau jg ragu2 tentang sifatNya,maka ia adalah kafir terhadap allah swtmatan fiqh al akbar dgn pensyarah mula ali alqori 47 ].


pernyataan yg di katakan oleh abu hanifah itu dibuat untuk membantah  Mutazilah dan Haswiyyah, yang keduanya mengatakan bahwa kalam Allah adalah huruf dan suara, atau berurutan, jadi berhati-hatilah.....!!



Subhat dan Bantahan

Wahabi berkata: perhatikan baik2 ,abu hanifah menetapkan tangan Allah dgn tdk tau bagaimananya, apakah karena tangan ada bentuknya,shhg anda menyatakan ada yg menciptakanNya??,coba lihat beliau menolak takwil tangan dgn qudroh:kekuasaan:

وله يد ووجه ونفس كما ذكره الله تعالى في القرآن فما ذكره الله تعالى في القرآن من ذكر الوجه واليد والنفس فهو له صفات بلا كيف ولا يقال إن يده قدرته او نعمته لأن فيه إبطال الصفة وهو قول أهل القدر والاعتزال ولكن يده صفته بلا كيف وغضبه ورضاه صفتان من صفات الله تعالى بلا كيف

: Baginya (Alloh) sifat Tangan dan wajah sebagaimana yang di jelaskan oleh Allah subhana wa ta’ala di dalam Al-Qur’an tentang sifat wajah dan tangan dan itu adalah pensifatan bagi Alloh tanpa mempertanyakan bagaimana atau seperti apa sifat tersebut (bila Kaif) dan tidak boleh mengatakan bahwa tangannya adalah Kudrat (kekuasaannya) atau Nimatnya karena hal ini mengikari sifat Alloh. Dan ini merupakan perkataan Kaum Qodariyah dan Mu’tazilah dan semua ini keliru yang benar ia adalah sifat tanpa mempertanyakan bagaimananya, yakni bagaimana sifat marah alloh dan ridho Alloh kedua sifat tersebut adalah sifat yang ditetapkan dan mempertanyakan bagaimana sifat tersebut[matan fiqh al akbar dgn pensyarah mula ali alqori 67 ].



Jawaban: Imam Abu Hanifah ra membagi Sifat Allah menjadi 2, yaitu Sifat Dzatiyah Allah, dan sifat Fi'liyyah. Untuk sifat Dzatiyah Imam Hanifah ra HANNYA membatasi 7 Sifat (tidak boleh ditambah dan dikurangi), lihat [matan fiqh al akbar dgn pensyarah mula ali alqori 140].  yaitu :

وصفاته الذاتية والفعلية: أما الذاتية فالحياة والقدرة والعلم والكلام والسمع والبصر والإرادة، وأما الفعلية فالتخليق والترزيق والإنشاء والإبداع والصنع وغير ذلك من صفات الفعل لم يزل ولا يزال بأسمائه وصفاته

Untuk sifat Dzatiyah Allah, Imam Hanifah ra hanya membatasi 7, yaitu:

  • 1. Hayat - لحياة
  • 2. Qudrat - والقدرة 
  • 3 Ilmu - والعلم 
  • 4 Kalam - والكلام 
  • 5 Sama' - والسمع 
  • 6. Basar - والبصر 
  • 7. Iradat - والإرادة، 

Sedangkan untuk Sifat Fi'liyah, Imam Hanafi tidak memberi batasan. Sifat Fi'liyah ini ada dari sifat Dzatiyah, contoh yang disebutkan Imam Hanifah :


  • 1. Maha Pencipta - فالتخليق 
  • 2. Maha Pemberi Rezeki- والترزيق 
  • 3 Maha Mendirikan - والإنشاء 
  • 4 Maha Memulai - والإبداع
  • 5 Maha Menggerakan - والصنع 
  • 6 dan sifat-sifat fi'iliyah yang lainnya - وغير ذلك

Kemudian Imam Hanifah ra mengatakan sbgmn perkataan beliau di awal note: " Allah selalu ada dan akan selalu Ada dengan Nama-Nama-Nya dan Sifat-sifa-Nya. Dan Dia tidak memiliki Nama atau Sifat yang baru".


Jadi ketika Imam Hanifah mengatakan : Wajah, tangan, dll. Harus di rekonsile atau dicocokkan dengan sifat-sifat yang di atas...Bisa jadi Wajah atau tangan itu menjadi sifat Dzatiyah yang 7 di atas, atau sifat Fi'liyah yang di atas atau yang lain.

Jadi bukan berarti beliau tidak takwil, tetapi malah ditakwil kedalam 2 sifat dia tas.Imam Abu Hanifah dan Imam Ashari dalam merumuskan sifat Dzatiyah Allah, sama-sama membagi 7 Sifat Dzatiyah Allah, yaitu : Qudrat - Iradat - Ilmu - Hayat - Sama' - Basar - Kalam...

Sedangkan Mujassimah mempunyai makna literal untuk ayat Mutasyabihat seperti Tangan, mata dan wajah

Imam Abu Hanifah mengatakan bahwa Allah akan dapat dilihat di hari kiamat nanti tanpa bentuk atau kesamaan tanpa atas bawah, tanpa kedetakan atau kejauahan. Sama dengan Ashari:
«يراه المؤمنون وهم في الجنة بأعين رؤوسهم بلا تشبيه ولا كيفية ولا كمية ولا يكون بينه وبين خلقه مسافة». 

[matan fiqh al akbar dgn pensyarah mula ali alqori 137 ].
Beda dengan Syi’ah, Qaddiriyyah, Mu’tazilah dan Jahmiyyah yang tidak meyakini dapat melihat Allah di hari kiamat nanti. Sedangkan Mujassimah mengatakan bahwa Melihat Allah dengan adanya jarak (membuat Bentuk bagi Allah)

Imam Abu Hanifah mengatakan bahwa Al-Quran adalah Kalam Allah, tetapi tulisan atau hurup bukan sifat kalam Allah. Sama dengan Imam Ashari. 

Sedangkan Murjiah dan Mu'tazilah mengatakan bahwa Al-Quran itu adalah Makhulk, mereka tidak mengakui sifat Kalam Allah (Beda dengan Aswaja). Sedangkan Mujassimah mengatakan kalam Allah adalah Hurup 

Imam Abu Hanifah mengatakan bahwa Allah lah yang membuat tindakan atas makhluk (dengan izin-Nya) sama dengan Imam Ashari.

Beda dengan Qadariyah yang mengatakan Allah mengetahui gerakan makhluk setelah makhluk itu melakukan kegiatan tersebut. Dan semua kegiatan makhluk adalah atas usahanya sendiri.

Imam Abu Hanifah mengatakan bahwa orang beriman yang melakukan dosa-dosa akan masuk neraka dahulu, sama dengan Imam Ashari.

Beda dengan Murjiah yang mengatakan bahwa Imam itu cukup dalam hati, tidak perlu shalat dan melakukan ibadah yang lain. dan tidak akan masuk neraka.

DiNuqilkan Oleh : Bagus Rangin ~ Kertajati-Majalengka

pucukpucuk Agan sedang membaca artikel tentang: Allah tidak memiliki Asma atau Sifat yang baru. Silakan agan copy dan paste atau sebarluaskan artikel ini jika dinilai bermanfaat,Ane juga menyediakan buku terjemahan kitab yang membantah wahabi: 1. buku "bid'ah mahmudah dan bid'ah idhafiyah antara pendapat yang membolehkan dan yang melarang" terjemah dari kitab: albid'atul mahmudah wal bid'atul idhafiyah bainal mujiziina wal maniin" karya Syaikh abdul fattah Qudais Al Yafi"i, 2.Terjemah kitab ‘At Tabaruk Bi As Sholihin Baina Al Muzijiin wa Al Maani’in: Mencari Keberkahan Kaum Sholihin Antara Pendapat yang Membolehkan dan yang Melarang, hub admin: hp/WA 0857-5966-1085.syukron :

*** Dapatkan buku terjemah disini ***

Share this article :

+ komentar + 1 komentar

21 Mei 2012 pukul 13.53

asalamu alaikum
hadir ustadz..

Posting Komentar

Jangan lupa Tulis Saran atau Komentar Anda

 
Design Template by panjz-online | Support by creating website | Powered by Blogger