BELIAU DLM KTBNYA BERKATA:
ﻋﺮﻓﺖ ﺣﻴﻨﺌﺬ ﺍﻟﺘﻮﺣﻴﺪ ﺍﻟﺬﻱ ﺩﻋﺖ ﺇﻟﻴﻪ ﺍﻟﺮﺳﻞ,ﻭﺃﺑﻰ ﻋﻦ ﺍﻹﻗﺮﺍﺭ ﺑﻪ ﺍﻟﻤﺸﺮﻛﻮﻥ,ﻭﻫﺬﺍ ﺍﻟﺘﻮﺣﻴﺪ ﻫﻮ ﻣﻌﻨﻰ ﻗﻮﻟﻚ:ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ ﺍﻟﻠﻪ,ﻓﺈﻥ ﺍﻹﻟﻪ ﻫﻮ ﺍﻟﺬﻱ ﻳﻘﺼﺪ ﻷﺟﻞ ﻫﺬﻩ ﺍﻷﻣﻮﺭ,ﺳﻮﺍﺀ ﻣﻠﻜﺎ,ﺃﻭ ﻧﺒﻴﺎ,ﺃﻭ ﻭﻟﻴﺎ,ﺃﻭ ﺷﺠﺮﺓ,ﺃﻭ ﻗﺒﺮﺍ,ﺃﻭ ﺟﻨﻴﺎ ﻟﻢ ﻳﺮﻳﺪﻭﺍ ﺃﻥ ﺍﻹﻟﻪ ﻫﻮ
ﺍﻟﺨﺎﻟﻖ ﺍﻟﺮﺍﺯﻕ ﺍﻟﻤﺪﺑﺮ,ﻓﺈﻧﻬﻢ
ﻳﻌﻠﻤﻮﻥ ﺃﻥ ﺫﻟﻚ ﻟﻠﻪ ﻭﺣﺪﻩ ﻛﻤﺎ
ﻗﺪﻣﺖ ﻟﻚ,ﻭﺇﻧﻤﺎ ﻳﻌﻨﻮﻥ ﺑﺎﻹﻟﻪ ﻣﺎ
ﻳﻌﻨﻲ ﺍﻟﻤﺸﺮﻛﻮﻥ ﻓﻲ ﺯﻣﺎﻧﻨﺎ ﺑﻠﻔﻆ ﺍﻟﺴﻴﺪ.ﻓﺄﺗﺎﻫﻢ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻳﺪﻋﻮﻫﻢ ﺇﻟﻰ ﻛﻠﻤﺔ ﺍﻟﺘﻮﺣﻴﺪ ﻭﻫﻲ(ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ ﺍﻟﻠﻪ) ﻭﺍﻟﻤﺮﺍﺩ ﻣﻦ ﻫﺬﻩ ﺍﻟﻜﻠﻤﺔ ﻣﻌﻨﺎﻫﺎ ﻻ ﻣﺠﺮﺩ ﻟﻔﻈﻬﺎ
: Aku KataKan: "... ..bahwa Aku tau sekarang akan Tauhid (Yg Rasul mengajak untuk tauhid ini ) Dan telah menolak ikrar terhadap tauhid ini kaum musrikin, Adapun tauhid yg di maksud ini adalah makna" Laa ilaaha illallaah "(Tiada ilaah kecuali Allah saja). maka sesungguuhnya makna ilah adalah dzat yang dicari dan di maksud dgnNya untuk kepentingan urusan ini (yaitu syafaat dan kedekatan ), apakah dzat itu malaikat, nabi, pohon, kuburan atau jin. Mereka [musrikin] tidak bermaksud bahwa (ilaah) itu adalah yg Mencipta,Memelihara atau Mengatur (Mudabbir), karena mereka tahu bahwa semua hal itu haq Allah saja - sebagaimana telah di jelaskan -tetapi apa yang dimaksud dgn ilaah oleh musyrikin pada zaman ini adalah ungkapan kata "sayyid" (tuan, penguasa). " Maka di utuslah Rasul kepada mereka utk mengajak mereka kepada kalimah TAUHID yakni LA ILAHA ILLALLAH, dan adapun yg di maksud dari kalimah itu adalah maknanya bukan sekedar pengucapannya.pent.
Komentar:
SubĥaanAllah, kalau kita lihat statmen dan pendefinisian orang ini ( Muhammad bin Abd wahhab) tentang makna Ilah "maaf" ternyata sangat jauh dari ucapan seorang yg berilmu. sebab untuk definisi yg benar, perlu saling eksklusif dan lengkap secara kumulatif. Coba lihat ungkapan beliau di atas adalah dalam rangka menjelaskan kalimah "Tidak ada tuhan kecuali Allah saja," beliau menjelaskan pemahaman dan definisi makna Ilah, dan dengan definisi yg di buatnya, maka setiap peremintaan syafaat kepada sesuatu selain Allah dan membuat sesuatu utk mandekatkan diri kepadaNya itu di kategorikan sebagai ibadah kepada sesuatu tsbt [syirik]. Ini adalah pilar ide Wahabi tentang syirik, dan definisi ini sangat berantakan, kita akan tau kelemahan dan tdk ekslusifnya definisi tsbt hanya setelah sekitar berfikir 2 menitan saja berpikir.
SubĥaanAllah, kalau kita lihat statmen dan pendefinisian orang ini ( Muhammad bin Abd wahhab) tentang makna Ilah "maaf" ternyata sangat jauh dari ucapan seorang yg berilmu. sebab untuk definisi yg benar, perlu saling eksklusif dan lengkap secara kumulatif. Coba lihat ungkapan beliau di atas adalah dalam rangka menjelaskan kalimah "Tidak ada tuhan kecuali Allah saja," beliau menjelaskan pemahaman dan definisi makna Ilah, dan dengan definisi yg di buatnya, maka setiap peremintaan syafaat kepada sesuatu selain Allah dan membuat sesuatu utk mandekatkan diri kepadaNya itu di kategorikan sebagai ibadah kepada sesuatu tsbt [syirik]. Ini adalah pilar ide Wahabi tentang syirik, dan definisi ini sangat berantakan, kita akan tau kelemahan dan tdk ekslusifnya definisi tsbt hanya setelah sekitar berfikir 2 menitan saja berpikir.
Perhatikan apa yang di katakannya: ". Arti Tuhan (ilaah) dalam pandangan kaum musyrikin adalah sesuatu yang dicari dan di maksud dgnnya untuk kepentingan urusan ini (yaitu syafaat dan kedekatan kepada Allah)", kalimah ini "dicari dan di maksud untuk hal syafaat dan kedekatan kepada Allah" itu tidak saling eksklusif, karena ada nas-nas lain yg mentahsis pernyataan tsbt,misal hadis dalam Soheh Al-Bukħariy, Imam al-Bukhari meriwayatkan daripada Ibn Umar r.a., “pada hari kebangkitan, semua umat manusia berlutut, setiap umat akan mengikuti seorang nabi dan berkata kepadanya, “Wahai pulan, tolonglah kami.” Nabi itu terus menolak, hingga mereka mendatangi Rasulullah s.a.w. Maka pada saat itulah, Allah menempatkan Baginda di al-Maqam al-Mahmud (maqam yang Terpuji).”Abu Hurairah dan Anas bin Malik meriwayatkan hadis ini dengan lebih terperinci sebagaimana yang terdapat di dalam Sahih al-Bukhari dan Muslim. Ringkasnya, semua manusia pertama kali mendatangi Nabi Adam, lalu Nabi Ibrahim, lalu Nabi Musa hingga ke Nabi Isa a.s. Namun kesemua nabi-nabi ini tidak berani meminta kepada Allah s.w.t untuk memulai hisab. Semua manusia kemudiannya akan menemui Nabi Muhammad s.a.w. Baginda segera memberi syafaat dan bersujud di bawah Arasy sambil memuji Allah dengan berbagai pujian yang Allah ilhamkan kepadanya, Beberapa lama kemudian, Allah berfirman kepada kekasihnya ini yang antara maksudnya: “Wahai Muhammad, angkatlah kepalamu. Mintalah, maka engkau akan diberi. Dan berikanlah syafaat, maka syafaatmu akan diterima.” Pada saat itulah, Rasulullah meminta agar Allah memulai hisab untuk umatnya. Allah, Raja Hari Pembalasan segera mengabulkan permintaan tersebut,pent. Nah orang-orang pada hari penghakiman (alam mahsyar) akan mencari para Nabi dan memanggilnya supaya memberi syafaat utk mereka, Jelas dgn prilaku ini tidak berarti bahwa Nabi adalah Ilah (tuhan) mereka,dan mereka pun tdk meyakini itu,jika hal itu syirik, maka hal ntu tdk akan terjadi di alam mahsyar, Contoh lain seorang muslim berusaha untuk menyenangkan ibunya, karena Dia ingin mendapat rido dan penerimaan dari Allah, Apakah hal ini sama dgn membuat ibunya adalah ilah baginya??
Padahal inti dari syirik adalah Menyembah selain Allah. definisi ini tidak lebih rumit dari definisi yg di buatnya,Yang mesti di garis bawahi di sini adalah bahwa meminta bantuan kepada ciptaan, hidup atau mati, ada ataupun tiada, " jika kita tidak percaya bahwa yg di mintai bantuan memiliki atribut dan wewenang keilahian secara independen, tetapi kita melakukan hal itu dengan keyakinan bahwa tindakan yg dibuat semua diciptakan oleh Allah, dan tidak meyakini bahwa pada sesuatu tsbt punya atribut keilahian dan wewenang mutlak , maka tdk di sebut syirik atau menyembahnya.
DiNuqilkan Oleh : Bagus Rangin ~ Kertajati-Majalengka
Agan sedang membaca artikel tentang: Kritik terhadap sebagian isi kitab kasyfu syubhat karya Muhamad bin Abd wahab. Silakan agan copy dan paste atau sebarluaskan artikel ini jika dinilai bermanfaat,Ane juga menyediakan buku terjemahan kitab yang membantah wahabi: 1. buku "bid'ah mahmudah dan bid'ah idhafiyah antara pendapat yang membolehkan dan yang melarang" terjemah dari kitab: albid'atul mahmudah wal bid'atul idhafiyah bainal mujiziina wal maniin" karya Syaikh abdul fattah Qudais Al Yafi"i, 2.Terjemah kitab ‘At Tabaruk Bi As Sholihin Baina Al Muzijiin wa Al Maani’in: Mencari Keberkahan Kaum Sholihin Antara Pendapat yang Membolehkan dan yang Melarang, hub admin: hp/WA 0857-5966-1085.syukron :
+ komentar + 1 komentar
http://www.facebook.com/photo.php?fbid=464848936866729&set=p.464848936866729&type=1&theater
Posting Komentar
Jangan lupa Tulis Saran atau Komentar Anda